NovelToon NovelToon
Perjalanan Menuju Surga Abadi

Perjalanan Menuju Surga Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Morning Sunn

Di dunia di mana kekuatan spiritual menentukan segalanya, Yu Chen, seorang pelayan muda dengan akar spiritual abu-abu, berjuang di dasar hierarki Sekte Awan Hening. Di balik kelemahannya tersembunyi rahasia kuno yang akan mengubah takdirnya. Dari langkah kecil menuju jalan kultivasi, ia memulai perjalanan yang perlahan menantang langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morning Sunn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 29: Jiwu Emas, Utusan Spiritual, dan Konsekuensi Pelarian

Angin beku Dataran Kehampaan menyapu permukaan kapal spiritual yang terapung di atas kabut es. Langit di atas mereka bukan langit biasa — seolah-olah ruang itu sendiri membeku dalam lapisan transparan, memperlihatkan retakan-retakan cahaya halus yang terus berubah bentuk.

Setiap tarikan napas menciptakan kabut putih yang langsung mengkristal di udara.

Setiap langkah terdengar seperti gema kosong, seakan dunia ini tidak sepenuhnya nyata.

Yu Chen berdiri di ujung dek kapal, mengenakan jubah hitam tebal yang dirancang Ning Rou dari kulit binatang spiritual es. Matanya yang tajam memandangi hamparan putih keperakan di bawah sana — tak ada gunung, tak ada laut, hanya dataran yang membentang tanpa ujung, diterpa badai spiritual lembut yang tidak pernah berhenti.

Di belakangnya, Ning Rou sedang memperbaiki formasi kapal yang retak. Serpihan es spiritual menempel di dinding formasi, membuat energi kapal bergetar tak stabil.

Cahaya dari susunan rune merah muda di tangannya berdenyut pelan, namun kelelahan jelas terlihat di wajahnya.

“Formasi stabilisasi sudah kembali berfungsi, tapi batu inti kita hampir habis,” katanya tanpa menoleh. “Lompatan spasial yang kau buat waktu itu menguras sebagian besar energi batu roh tertinggi. Jika suhu turun lagi, lapisan pelindung kapal akan retak.”

Yu Chen mengangguk perlahan. “Aku tahu. Tapi jika kita berhenti sekarang, mereka akan menyusul.”

“Kau bicara tentang Paviliun Langit Gelap?” tanya Ning Rou. “Atau Sekte Naga Hijau?”

“Dua-duanya,” jawab Yu Chen datar. “Aku bisa merasakan residu energi mereka di balik pusaran ruang yang kita lewati. Mereka pasti sudah menandai jalur kita.”

Ia memandang ke horizon yang seolah tak berujung. “Kita tak punya banyak waktu.”

Namun sebelum Ning Rou bisa menjawab, gelombang energi halus tiba-tiba menyapu area sekitar kapal.

Suara berdenting seperti kaca pecah terdengar — di udara, pusaran kecil muncul, memancarkan cahaya biru lembut.

Dari pusaran itu, muncul tiga sosok ramping berkulit pucat dengan mata bersinar perak. Mereka mengenakan jubah transparan yang bergetar mengikuti aliran spiritual di sekitarnya. Aura mereka lembut tapi menekan, bukan seperti manusia biasa — melainkan seperti makhluk dari dunia yang berbeda.

Ning Rou terkejut. “Ras Spiritual… Ling Zu?”

Yu Chen melangkah ke depan, menunduk sedikit. “Kalian datang jauh-jauh ke sini. Apa tujuan kalian?”

Sosok di depan membuka tudungnya. Ia seorang perempuan tinggi dengan rambut berwarna biru muda yang mengalir seperti air dan sepasang mata keperakan yang memantulkan dunia di sekitarnya.

Ia tersenyum tipis. “Kami datang bukan untuk berperang, Yu Chen dari Wilayah Timur. Ratu Elara mengutus kami.”

“Ratu Elara?” Ning Rou menatap Yu Chen dengan terkejut. “Pemimpin Ras Spiritual itu sendiri?”

Wanita itu mengangguk pelan. “Ratu Elara mengamati gelombang hukum yang kau ciptakan saat mengalahkan Binatang Void. Kau telah menyeimbangkan wilayah anomali yang selama ribuan tahun menjadi bencana bagi kami. Untuk itu, kami datang membawa… hadiah.”

Ia mengangkat tangannya, dan sebuah kristal berwarna emas muncul di udara. Kristal itu berdenyut lembut, seperti detak jantung yang hidup.

“Ini adalah Jiwu Emas (Jin Hun),” katanya dengan suara bergema lembut. “Kristal yang lahir dari tekanan Chaos dan Kehampaan. Ia mampu memurnikan dan memperkuat Tubuh Jiwa — bahan yang diperlukan untuk melangkah ke puncak Jiwa.”

Cahaya keemasan dari Jiwu Emas memantul di wajah Yu Chen, membuat matanya berkilat tajam. Ia bisa merasakan resonansi yang dalam — energi itu tidak hanya murni, tapi juga hidup. Seolah-olah setiap serpihannya mengandung fragmen Hukum Jiwa.

Yu Chen menatap utusan itu dengan hormat. “Ratu Elara memberi terlalu banyak kehormatan.”

Wanita itu tersenyum samar. “Kau telah menstabilkan ruang yang bahkan para tetua kami hindari. Tapi berhati-hatilah, Yu Chen. Dunia ini menyeimbangkan setiap tindakan. Paviliun Langit Gelap tidak akan tinggal diam.”

Nada suaranya menurun sedikit. “Kami mendeteksi kapal-kapal spiritual mereka sedang menembus perbatasan Kepulauan Void. Mereka membawa formasi penembus ruang — hanya masalah waktu sebelum mereka mencapai wilayah ini.”

Ning Rou menegang. “Mereka sudah sedekat itu?”

Utusan itu mengangguk. “Ratu menyarankan agar kalian pergi lebih dalam ke Dataran Beku, ke area yang bahkan ruang pun tak stabil. Di sana, hukum Kehampaan mendominasi. Paviliun tak akan bisa melacak kalian di sana.”

Selesai berkata, wanita itu menatap Yu Chen sekali lagi, lalu membungkuk dalam-dalam.

“Ras Spiritual berutang satu karma padamu. Jika suatu hari kau membutuhkan bantuan, panggil namaku — Shui Ling.”

Tubuh mereka berubah menjadi cahaya perak, lalu lenyap ke udara, meninggalkan hanya aroma kabut halus dan kristal Jiwu Emas yang masih bergetar di udara.

Yu Chen mengulurkan tangan, menampung kristal itu. Energinya langsung beresonansi dengan Bayangan Jiwanya, membuat lingkaran spiritual muncul di sekitar tubuhnya.

“Ini bukan sekadar material,” gumamnya. “Ini… batu fondasi Jiwa.”

Ning Rou menatapnya lekat-lekat. “Kau akan menggunakannya sekarang?”

Yu Chen menggeleng. “Belum. Aku harus menunggu Tubuh Jiwa-ku sepenuhnya stabil. Jika tidak, Jiwu Emas bisa menghancurkan esensiku dari dalam.”

Ia menatap horizon beku. “Selain itu, kita punya masalah lain.”

---

Beberapa jam kemudian, suara alarm formasi bergema lagi.

Ning Rou keluar dari kabin dengan ekspresi tegang. “Energi batu roh utama sudah di bawah dua puluh persen. Kalau suhu turun lebih rendah, lapisan pelindung tak akan bisa bertahan.”

Yu Chen berjalan mendekat, memeriksa inti energi kapal. Kristal penggerak utama yang biasanya berkilau terang kini hanya memancarkan cahaya redup. Retakan halus menyebar di permukaannya, seperti bunga es yang merekah di kaca.

“Kita kehabisan Batu Roh Tertinggi (Jue Ling Shi),” katanya datar. “Kapal ini takkan bertahan lama tanpa pengganti.”

“Tidak ada tambang batu roh di Dataran Beku,” kata Ning Rou cepat. “Tempat ini bukan dunia biasa — semuanya beku oleh Hukum Kehampaan. Batu roh biasa akan hancur sebelum terbentuk.”

Yu Chen memejamkan mata sejenak, merasakan getaran ruang di sekitar mereka. “Tidak semuanya mati. Aku bisa merasakan sumber energi di bawah lapisan es itu. Seperti… gema dari tambang kuno yang tersembunyi.”

Ning Rou memutar peta holografik dari formasi kapal. “Ada kemungkinan tambang tua di sektor utara. Tapi wilayah itu dikenal sebagai ‘Zona Hening’. Formasi dan hukum di sana saling tumpang tindih. Jika kita salah melangkah…”

“...kita akan terjebak di antara ruang,” sambung Yu Chen.

Mereka saling berpandangan sejenak — dingin dan sunyi, namun tak ada rasa takut di mata keduanya.

“Kalau begitu, kita menuju ke sana,” kata Yu Chen akhirnya.

---

Kapal spiritual meluncur perlahan melewati kabut biru. Suara mesin formasi berderak pelan. Setiap kali badai spiritual menghantam, lapisan pelindung kapal bergoyang keras, memantulkan cahaya keperakan seperti riak air beku.

Ning Rou berdiri di samping Yu Chen di dek depan. Ia memandangi peta yang bergetar di udara. “Zona Hening… katanya di sanalah hukum Kehampaan paling murni.”

“Dan paling berbahaya,” jawab Yu Chen. “Tapi itu juga berarti paling banyak menyimpan rahasia.”

Ia menatap ke arah horizon di mana kabut tampak berputar membentuk pusaran halus. “Tempat seperti itu biasanya menyimpan peninggalan — atau makhluk — yang melampaui pengertian biasa.”

---

Beberapa jam kemudian, pusaran itu mulai tampak jelas. Angin berhenti bertiup, dan waktu terasa melambat. Bahkan suara mesin kapal menghilang.

“Ruang di sini… tidak bergerak,” gumam Ning Rou dengan wajah pucat.

Yu Chen mengangkat tangannya, mengaktifkan aura Hukum Ruangnya. Lapisan tipis energi keperakan muncul di sekeliling tubuhnya, membuat udara di sekitar mereka mulai berdenyut kembali.

“Kau bisa menggerakkan hukum di sini?” tanya Ning Rou kagum.

“Sedikit,” jawab Yu Chen. “Tapi tak stabil.”

Mereka melangkah keluar dari kapal, berjalan di atas permukaan es yang tampak bening seperti kaca. Di bawah lapisan itu, mereka bisa melihat reruntuhan kota kuno yang membeku sepenuhnya — menara-menara runtuh, patung raksasa, dan formasi lingkaran besar yang masih berdenyut samar.

“Ini… reruntuhan peradaban tua,” bisik Ning Rou. “Mungkin dari era sebelum Sekte Abadi berdiri.”

Yu Chen berlutut, menyentuh es. “Dan di bawah sana, aku bisa merasakan… resonansi energi yang sama dengan Jiwu Emas.”

Sebelum ia sempat melanjutkan, suara bergetar halus terdengar di udara.

Suara itu bukan dari manusia, tapi juga bukan dari makhluk hidup. Suara yang dalam dan bergema — seperti jiwa yang berbicara dari balik dinding waktu.

“Kau akhirnya datang…”

Yu Chen mendongak, pupilnya menyempit. “Suara ini…”

Ning Rou menatap sekeliling. “Kau mengenalnya?”

Yu Chen terdiam sesaat, lalu tersenyum samar. “Roh Naga. Dia memanduku ke sini.”

“Di dalam dataran ini,” suara itu melanjutkan, “bersembunyi seorang yang memahami Hukum Ruang lebih dalam dari siapapun — bahkan para Dewa pun tak bisa menjangkau pikirannya. Jika kau ingin menembus Kehampaan, temukan dia.”

Yu Chen memejamkan mata, membiarkan getaran suara itu menyatu dengan jiwanya. “Nama itu… He Feng?”

“He Feng,” bisik Roh Naga. “Master Formasi yang melintasi ruang dan waktu. Ia tidur di bawah es abadi, di gua terpencil di jantung dataran ini.”

Angin beku tiba-tiba bertiup kuat, membuat debu es berputar seperti badai kecil.

Yu Chen membuka matanya, memandang jauh ke utara — ke arah di mana kabut biru berputar membentuk pusaran besar.

Ning Rou menatapnya. “Kau benar-benar akan mencarinya? Legenda mengatakan siapa pun yang mendekati gua itu… hilang ditelan Kehampaan.”

Yu Chen tersenyum tipis. “Kalau ia bisa menelan dunia, maka di sanalah aku harus pergi.”

Ia berjalan kembali ke kapal, matanya menyala seperti bara. “Persiapkan kapal. Kita menuju jantung Dataran Beku.”

---

Beberapa jam kemudian, kapal spiritual itu melesat lagi menembus kabut, menuju arah utara. Di bawah mereka, es biru berkilau memantulkan cahaya keperakan dari langit beku. Jiwu Emas berdenyut di dada Yu Chen, selaras dengan detak jantungnya — seolah-olah menanti saat yang tepat untuk dilebur ke dalam jiwanya.

Dan jauh di bawah lapisan es, sesuatu bergerak.

Suara seperti napas panjang menggema… dan dari kedalaman, seberkas cahaya ungu tua menembus ke atas, menandai bahwa Dataran Kehampaan bukanlah tanah mati.

Ia adalah dunia yang sedang menunggu seseorang… untuk membangunkannya kembali.

1
sitanggang
diawal namanya siapa berubah jd siapa 🤣🤣
sitanggang
buruknya terlalu banyak tingkatan dan namanya gak jelas
Nanik S
Jadikanlah cerita ini lebih hidup
Nanik S
NEXT
Nanik S
Darah boleh sama tapi perjalanan hidup dan waktu pasti berbeda
Nanik S
Cuuuuuuus#t
Nanik S
Akhirnya Mu Feng dan Bsi Luang pergi juga
Nanik S
Laaaanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya bagus tapi kurang hidup
Nanik S
Lanjutkan terus
Nanik S
Dunia Beku... berarti hamparan Es
Nanik S
Siapakah yang menatap Yu Chen diatas langit
Nanik S
Siap mengambil Kunci ke Tiga
Nanik S
Bai Luang.... ternyata msh mengejar Yu Chen
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
kalau bayangan Yu Chen bisa bertarung.. hebat sekali seperti Klon
Twilight: terimakasih ya kak sudah membaca novel saya😄🙏
total 1 replies
Nanik S
Mu Feng apakah masih mengejar lagi
Nanik S
Sungguh bagus ceritanya
adi ambara
dalam tak sedar..dirinya sombong yg tak kelihatan walau dirinya sendiri...org yg sombong tak bisa berfikiran jernih..
Nanik S
Naik Tingkat... Yu Chen.. musuhmu selalu mengejsrmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!