Akan Aku Pertahankan Suami SMAku

Jika Claudia bahagia dengan kehamilannya, berbeda dengan Karmila yang semakin menderita hidup di dalam penjara. Kantong mata yang semakin menghitam, tulang pipi yang terlihat menonjol. Meskipun bentuk perutnya bertambah besar, tapi tubuh Karmila semakin kurus.

Tidak protes, tidak juga banyak bicara saat makanan yang diberikan bukan seleranya saat masih berjaya.

Karmila diam, tapi dalam hati terus menyusun rencana-rencana baru. Karmila berharap dirinya secepatnya mati, lalu kembali diberi kesempatan ketiga. Setelah itu, dia akan kembali merebut Caesar tentunya dengan rencana yang lebih matang dari sebelumnya.

Karmila lupa, jika kesempatan tidak datang berkali-kali apalagi untuk manusia serakah yang tidak bersyukur.

Seharusnya saat diberi kesempatan kedua, Karmila bisa mempergunakan dengan baik. Setidaknya untuk memperbaiki dirinya sendiri. Tidak terus mengusik hidup Claudia, apalagi merencanakan ingin merebut Caesar. Yang pada akhirnya, meskipun alur sudah berubah banyak tapi tetap dia tidak mendapatkan sebuah kebahagiaan. Justru sekarang harus dipenjara dalam keadaan hamil tanpa kehadiran keluarga.

Sudah berbulan-bulan Karmila menunggu, tapi kesempatan untuk mati belum ada meskipun sudah dia cari. Otaknya sudah dipenuhi ambisi yang tidak ada habisnya tentang Caesar. Padahal jika dia mau menerima, masih banyak pria tulus lainnya. Yang mungkin jodoh dari Tuhan, asal dalam perjalanannya mengulang waktu dia mengumpulkan banyak amal kebajikan.

Sayangnya, semua logikanya ikut mati. Meskipun jiwanya sudah kembali hidup. Dan sekarang dia ingin mengulangi, berharap bisa kembali mengulang waktu.

"Mumpung semua orang sedang sibuk, aku akan naik ke atas. Tidak ada artinya hidup tanpa cinta dari Caesar." Gumam Karmila lari menuju menara tempat penjaga. Tapi belum sampai dia ketahuan.

"Berhenti... Mau kabur kemana kamu?" Teriak seorang Sipir berwajah garang.

Bukannya berhenti, Karmila justru semakin lari dengan memegang perut besarnya. Tidak ada jalan keluar, Sipir itu bingung tujuan Karmila lari. Hingga akhirnya Penjaga Penjara itu tahu jika kemungkinan Karmila akan naik ke menara untuk melompat.

Alarm tanda darurat berbunyi nyaring.

Membuat Sipir berlarian mengejar Karmila yang sudah hampir menaiki tangga.

"Berhenti!" Teriak Kepala Sipir Penjara.

Tapi Karmila tetap abai, bahkan darah yang mengalir dari selang kangan tidak membuatnya berhenti berlari. Saking fokusnya adalah puncak menara, Karmila lupa jika kakinya sudah penuh darah yang membasahi lantai. Begitu akan naik lebih tinggi.

Bruukkk

Karmila jatuh berguling-guling dari anak tangga lantai pertama. Masih dakam kategori aman sebenarnya, kalau dia bukan sedang hamil. Tapi karena goncangan saat berlari, ditambah keadaan tubuhnya tidak sehat. Apalagi jatuh dalam keadaan tertelungkup. Membuat Karmila langsung menghembuskan nafasnya. Sebelum nyawanya kembali keluar dari jasadnya yang dalam keadaan mengenaskan.

Karmila masih sempat mengucapkan sumpahnya, "Aku akan tetap hidup untukmu, meskipun aku mati, maka aku akan kembali hidup sampai kiamat."

Tersenyum puas di ambang kematiannya. Sumpah yang tak seharusnya terucapkan. Karena itu artinya, Karmila tidak akan hidup damai sampai kiamat. Dia akan terus mengembara dalam kesombongannya dan obsesinya yang mengerikan.

Dan pertanyaannya, apakah Tuhan akan mengabulkan doanya untuk mengulang waktu? Jawabannya belum tentu dan mungkin tidak akan ada kesempatan baginya. Jadi, kalau sekarang dia mati dalam keadaan hamil yang nista. Mati dalam keadaan penuh dosa karena tidak mau untuk bertobat. Kemungkinan Karmila hanya akan menjadi arwah penasaran penunggu Menara Penjara.

Kabar kematian Karmila sampai pada Caesar dan Claudia serta Keluarganya. Mereka semua tidak bisa berkomentar, karena jalan pikiran Karmila sudah jauh melenceng dari manusia normal. Meskipun begitu Claudia masih bersedia menyempatkan datang ke pemakaman Karmila yang di laksanakan di Kampung. Ya, keluarga besarnya sepakat membawa jenazah Karmila ke Kampung halaman.

Sementara itu, dunia yang berbeda. Karmila terlihat diikat oleh Malaikat.

"Lepaskan aku... Kenapa aku dirantai. Harusnya aku bisa hidup lagi. Aku sudah mati dengan tenang, aku sendiri yang menjemput kematianku. Bukankah Tuhan menjanjikan kehidupan baru lagi seperti saat kematian pertamaku. Kenapa sekarang malah aku dirantau, aku mau dibawa ke mana?"

Arwah Karmila berteriak-teriak membuat setan, jin, iblis, siluman yang ada di tempat itu jengah. Bahkan satu persatu mulai mendekat, dengan penampilan mereka yang beraneka ragam bentuk, rupa dan warna. Membuat Karmila mulai menciut nyalinya.

"Heii... Anak baru? Kamu mati bunuh diri kan? Lihat itu perutmu bolong dan bayimu kelihatan."

Seorang... Eh... Seorang atau sesetan yang dipanggil Kuntilanak itu menyeringai. Sambil mencibir dengan bibir bergincunya.

"Kamu ini golongan apa? Kuntilanak bukan? Sundel Bolong juga bukan karena yang bolong perutmu bukan punggungmu kayak temanku di sana." Ucap Kuntilanak bergaun merah compang camping itu menunjuk sebuah penampakan.

"Dia gak ikut golonganku." Teriaknya.

"Noh kamu dengar sendiri, bahkan Sundel Bolong itu tidak mau memasukkanmu ke dalam Geng Sosialitanya. Jadi, kamu ini golongan apa?" Ucap Kuntilanak merah itu lalu ngesot naik ke atas pohon.

"Dia itu manusia serakah, yang jahatnya melebihi Iblis." Ucap Pocong.

"Sudah diberi kesempatan kedua oleh Tuhan untuk hidup, tapi justru..."

"Milih mati lagi karena rencananya untuk merebut hati pria yang dicintainya gatot, alias gagal total." Sahut Genderuwo bertubuh besar berbulu lebat mirip Kingkong yang ada di Kebun Binatang Taman Safari.

"Wahhh... Kalau dia tidak terindentifikasi, lebih baik minta pada Malaikat Maut untuk melepaskan saja rantainya. Biar dia jadi arwah penasaran."

"Benar itu, aku pun gak mau ya... Kalau ada penghuni baru yang beda dari kita. Masak iya komunitasku bolong punggung, dia malah bolong di perut. Mana bayinya kelihatan menggiti ususnya. Gak aesthetic banget bentuk tubuhnya." Protes Si Ketua Geng Sosialita Sundel Bolong sambil berkacak pinggang.

"Aku aja jijik lihat dia."

Si Wewe Gombel tak mau kalah, dia juga ingin namanya disebut di Novel milik Author.

"Padahal dia saja bentuknya menjijikkan, udah Nenek Nenek gak pernah mandi apalagi sisiran." Ucap Pocong.

Perdebatan panjang antara para penghuni di Kuburan itu akhirnya selesai, setelah rantai yang mengikat arwah Karmila dilepas Malaikat Penjaga Kubur.

Sejak saat itu Karmila gentayangan, mencari cara untuk menjerat Caesar. Beruntung sejak menikah Caesar rajin beribadah, apalagi setelah dia merasakan euforia akan menjadi seorang Ayah. Rasa syukur itu membuatnya ingat, bahwa di dunia ini ada Sang Maha Besar yang akan memberikan kebahagiaan ketika manusianya sendiri pandai bersyukur dan rajin beribadah.

Setelah perjalanan berliku dan panjang, kini saatnya murid kelas XII untuk persiapan mengadakan acara perpisahan. Ujian Sekolah telah selesai seminggu yang lalu, dan hasilnya akan sekalian diumumkan pada saat acara.

Kandungan Claudia menginjak 8 bulan, tapi karena hamil kembar perutnya terlihat begitu besar membuat Caesar selalu ketar ketir takut meletus.