Kata siapa skripsi membuat mahasiswa stres? Bagi Aluna justru skripsi membawa banyak pelajaran berharga dalam hidup sebelum menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Mengambil tema tentang trend childfree membuat Aluna sadar pentingnya financial sebelum menjalankan sebuah pernikahan, dan pada akhirnya hasil penelitian skripsi Aluna mempengaruhi pola pikirnya dalam menentukan siapa calon suaminya nanti. Ikuti kisah Aluna dalam mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Semoga suka 🤩🤩🤩.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RESIKO ORANG CANTIK
"Kamu tunangan Abi kan, ya?" tanya gadis itu dengan suara yang keras, bahkan beberapa orang di cafe sampai melihat ke meja Aluna. Keenan menatap serius ke Aluna, sedangkan Aluna hanya memasang wajah tanpa ekspresinya. Batin Keenan pantas saja gak mau dekat sama aku, ternyata sudah tunangan.
"Mbaknya yang ngajak tidur Abi itu ya?" balas Aluna tanpa tedeng aling-aling, kepalanya mendadak pusing, tadi urusan sama Bu Dokter eh selang beberapa jam berurusan lagi dengan perempuan jadi-jadian ini. Ya sudahlah balas dengan lebih menohok saja, dan berhasil membuat perempuan itu salah tingkah.
"Ya ...ya, habis tunangan Mbaknya ganteng banget sih," ucapnya kemudian menjauhi meja Aluna. Keenan menatap Aluna intens, seolah minta penjelasan juga atas kejadian ini.
"Gue jomblo, tapi kena terus sampai cowok manipulatif kayak kalian berdua," oceh Aluna jutek sembari melirik sekilas pada Keenan.
Keenan tersenyum saja mendengar ocehan jutek itu, sepertinya Aluna kembali dimanfaatkan oleh temannya yang bernama si Abi-Abi itu. "Minum gih, biar dingin!" ujar Keenan sembari menyodorkan segelas jus jeruk ke arah, Aluna.
"Gak ada guna-gunanya kan?" sindir Aluna dengan menatap jutek pada Keenan, jelas saja lelaki itu kembali tertawa melihat tingkah menggemaskan Aluna. Wajah cantiknya masih terlihat mempesona meski sejak tadi cemberut dan jutek.
"Sekali lagi maaf, dan saya tidak akan menganggu Mbak Aluna lagi," ujar Keenan dan diangguki oleh Aluna. Pertanda kalau urusan satu sama lain clear, dan Aluna tak mau tahu bagaimana Keenan menjelaskan pada dokter itu. Keduanya berjalan bersama menuju ke kos Aluna, karena motor Keenan di sana.
Selama perjalanan ke kos tak ada obrolan, toh Aluna sedang mengumpat Abi melalui sambungan telepon. "Bi, lo minta ditabok emang!" omel Aluna saat sambungan pertama tanpa salam, Keenan saja kaget, tak menyangka gadis itu bisa sekasar itu.
"Gue disamperin cewek yang ngajak lo tidur. Gila ya, mana dia ngomong di cafe keras banget lagi, seolah gue selingkuh dari tunangannya. Pret emang lo!" Aluna masih mengomel dan Keenan masih asyik mendengarnya. Lucu juga dia, bahkan tidak jaga image meski Keenan di sampingnya.
"Heh, gue gak mau tunangan sama lo juga. Gak pantes, kata mama lo kan gue miskin! Ah udah deh, pokoknya gue gak mau disangkut pautkan dengan hubungan siapa pun. Gue jomblo, gue gak punya tunangan juga, titik. Awas lo ya kalau ngaku tunangan gue lagi!"
Keenan menahan lengan Aluna karena posisinya mereka akan menyeberang. "Jangan pegang-pegang ah," protes Aluna.
"Mau menyeberang, takut ketabrak!" ucap Keenan yang mungkin suaranya terdengar oleh Abi.
"Gak ada video call, terserah gue mau keluar sama siapa. Udah ah, awas gak usah ganggu. Besok gak usah ada acara main ke kos, gue mau tidur. Persiapan pulang kampung motoran," Aluna langsung mematikan ponselnya dan tanpa ngomong ke Keenan, toleh kanan-kiri dan menyeberang begitu saja. Sudah terlalu kesal dengan peristiwa hari ini, akibat perbuatan Keenan dan Abi. Biarkan dirinya dianggap tak sopan dengan Keenan, Aluna sudah tidak mau ambil pusing. Ia masuk ke kosan, tak peduli motor Keenan juga.
Begitu masuk ke kamar, Aluna langsung memotret salah satu sudut tempat kerjanya dengan mengunggahnya ke status WA, tak lupa menuliskan caption yang membuat dirinya kesal setengah mati.
Two manipulative boys. 😭😭😭.
Dia pun merebahkan diri di kasur. Masih belum percaya saja dia masuk lingkaran dua cowok seperti Keenan dan Abi.
Status itu jelas saja menarik perhatian beberapa daftar kontaknya, khususnya sang mama. Perempuan itu langsung video call.
"Iya, Ma?" jawab Aluna setelah menjawab salam sang mama.
"Kenapa kok bikin status begitu?" tanya Arimbi to the point, karena jarang sekali sang putri meluapkan emosi ke sosial media. Aluna bukan tipe gadis yang menye-menye butuh perhatian orang lain, apa yang ia share kebanyakan kegiatan di kampus atau jualannya saja. Jelas ada sesuatu yang membuatnya sangat kesal hingga diunggah ke status.
Aluna menceritakan peristiwa yang terjadi dengannya, baik yang berkaitan dengan Keenan maupun dengan Abi. Respon Arimbi membuat Aluna cemberut. Sang mama malah tertawa ngakak, dan kalimat yang membuat Aluna semakin berdecak sebal adalah, "Resiko orang cantik mah gitu, Lun. Sering diaku-aku oleh cowok sebagai pasangannya."
"Persis mama kamu," sahut papa yang tiba-tiba ikut nongol dalam video call, yakin sih mereka sedang berkumpul.
"Mana ada orang cantik," sindir Bintang yang tiba-tiba datang dan wajahnya menutupi layar. Sialan.
"Diam lo!" sentak Aluna pada keusilan sang adik. "Mama sama papa lagi makan apa?" tanya Aluna tampak sang mama menuang makanan ke dalam mangkok.
"Es Oyen, Bintang baru pulang latihan. Mama nitip es dan batagor!" ucap Arimbi yang masih suka dengan makanan itu.
"Mana ada nitip. Kalau nitip mah, uangku diganti!" ujar Bintang perhitungan, papa Sabda tertawa melihat tingkah si bungsu, jadi cowok sangat perhitungan begini.
"Ya Allah Gusti, maafkan anak hamba ya Allah, pelit sekali kepada orang tua!"
"Bukannya pelit, Ma. Tapi mama harus bilang sesuai fakta, harusnya mama bilang mama dibelikan es oyen dan batagor sama Bintang, begitu!" papa semakin ngakak mendengar perdebatan istri dan si bungsu. Cowok kalau pakai logika ya begini.
"Nanti kalau aku pulang, aku mau kulineran pokoknya!"
"Gas lah, Mbak. Mama temani."
"Papa juga."
"Aku ikut," sahut Bintang.
"Emang kamu ada hari kosong?" tanya mama, Aluna mengangguk. Ada jeda waktu sekitar dua minggu an sebelum pembekalan PKL. Bimbingan skripsi bisa saja lewat online, toh kebanyakan sumber rujukan Aluna via jurnal, bisa lah dikerjakan di rumah.
Aluna pun tak berniat naik motor, ia sepertinya naik bis saja dan diputuskan besok pagi pulang. Ia segera memasukkan barang dagangannya dan beberapa stok yang masih ada, dua minggu lumayan lah buat garap dagangan di rumah. Toh di rumah juga ada stok juga sih.
Rencana pulang sabtu pagi bersama teman KKN nya naik motor, cancel. Ia pulang jumat pagi, sudah berkabar dengan kelompok KKN nanti langsung bertemu di daerah Pak Cokro saja. Aluna juga beralasan persiapan menyambut tamu agung alias rombongan teman KKNnya.
Aluna naik bus sejuta umat, dengan membawa ransel dan tas tenteng berupa amunisi jualan. Ia menikmati indahnya jalan pegunungan yang harus dilewati menuju ke kabupaten tempat tinggal Aluna. Dia memang memilih kuliah di kota yang sama dengan kota kedua orang tuanya kuliah dulu. Hanya beda kampus. Saat diajak berkunjung ke kota ini, Aluna sudah jatuh cinta, dan berniat kuliah di kota ini saja.
Kurang satu tahun lagi, ia akan kembali pulang. Tak terasa hampir 4 tahun, Aluna merantau. Hidup di kota orang dengan strugglenya, Aluna merasa sangat bangga, dan tak pernah menyesal memilih kuliah jauh dari orang tuanya.
Merantau memang penting agar otak kita bisa berpikir bebas di luar zona nyaman.
dipertemukan disaat yg tepat...
balas, "calon suami kamu"...😂
kebanyakan yg diliat orang itu, pas enaknya aja...
mereka ngga tau aja pas lagi nyari2 Customer itu kaya apa.
kadang nawarin saudara atau teman, tapi mintanya harga "saudara" 🤭🤦🏻♀️
bener2 labil 🤦🏻♀️😂🤣🤣...