NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Status: tamat
Genre:Pembaca Pikiran / Selingkuh / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah meninggal karena tenggelam saat menolong anak kecil, Nadra Elianora, gadis modern yang ceria dan blak-blakan, terbangun di dunia kuno dalam tubuh Li Yuanxin seorang gadis malang yang dibuang oleh tunangannya karena sang pria berselingkuh dengan adik tirinya.

Tersesat di hutan, Nadra membangun gubuk, hidup mandiri, dan menggunakan ilmu pengobatan yang ia kuasai. Saat menolong seekor makhluk terluka, ia tak tahu bahwa itu adalah Qiu Long, naga putih ilahi. Dari pertemuan konyol dan penuh adu mulut itu, tumbuh hubungan ajaib yang berujung pada kontrak suci antara manusia dan hewan ilahi.

Tanpa disadari, kekuatan dalam diri Nadra mulai bangkit kekuatan milik Sang Dewi Semesta, makhluk tertinggi yang jiwanya dulu dipecah ke berbagai zaman untuk menjaga keseimbangan dunia.

Kini, dengan kepintaran, kelucuan, dan keberaniannya, tak hanya menuntut balas atas pengkhianatan masa lalu, tapi juga menapaki takdir luar biasa yang menunggu: menyelamatkan dunia dan mengembalikan cahaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 — Api yang Menyala di Balik Kabut

Kabut pagi menggantung rendah di atas kota Feng. Cahaya mentari hanya menembus tipis, membuat atap-atap rumah terlihat seperti pulau-pulau di atas lautan putih. Di tengah kabut itu, klinik Lotus Emas berdiri tenang, meski antrian pasien sudah meluber hingga ke gang sebelah.

Ren sibuk mencatat nama pasien, sementara Ruan menyiapkan ramuan. Feng Yan, seperti biasa, duduk di atas stoples obat sambil mencelupkan paruhnya ke dalam mangkuk madu.

“Kau itu burung atau pencuri madu?” celetuk Yuanxin sambil menumbuk akar obat.

Feng Yan menatapnya malas. “Burung yang tahu kenikmatan hidup. Kau ini manusia yang terlalu serius.”

“Kalau aku tak serius, kau mungkin sudah jadi sate Phoenix,” balas Yuanxin tenang tanpa mengalihkan pandangannya.

Ren menahan tawa di sudut ruangan. “Kalau begitu aku mau pesan dua tusuk, nona!”

Burung itu melompat turun, bulunya berkilau merah. “Manusia kurang ajar! Kau mau tahu rasanya terbakar dengan elegan?”

Yuanxin hanya mengibaskan tangan, dan Feng Yan langsung terbang ke bahunya dengan wajah sebal. “Kau semakin seperti ibuku dulu,” gumamnya. “Tegas tapi menyebalkan.”

“Ibumu seekor burung juga?” tanya Ren polos.

“Dia Dewi Api, bocah bodoh!” sahut Feng Yan sambil menjentikkan api kecil ke udara.

Tawa ringan mengisi ruangan, mencairkan ketegangan yang tersisa dari malam-malam sebelumnya. Namun di balik senyum Yuanxin, pikirannya berputar cepat. Sejak pertemuannya dengan Putra Mahkota Feng Liansheng, ada sesuatu yang berubah di dalam dirinya seolah jiwa lamanya mulai terbangun.

---

Menjelang sore, Yuanxin menutup klinik lebih awal. Ia berjalan menuju gerbang utara kota, ditemani Feng Yan di pundaknya. Di kejauhan, kabut mulai turun lagi, menutupi jalan menuju Akademi Langit Biru tempat ilmu kuno dan rahasia spiritual berkumpul.

Begitu ia sampai di sana, penjaga gerbang menunduk dalam. “Selamat datang, Tabib Yu Xin. Guru Besar sudah menunggu.”

Bangunan akademi itu berdiri megah, tapi aura di dalamnya terasa dingin. Banyak murid berbisik saat ia lewat, beberapa menatap dengan rasa kagum, tapi tak sedikit juga dengan tatapan curiga.

“Tabib yang membakar langit,” bisik seorang murid lelaki.

“Katanya dia bisa berbicara dengan naga,” balas murid lain dengan nada takjub.

Yuanxin hanya tersenyum. “Lebih baik daripada berbicara dengan manusia yang pikirannya kotor,” gumamnya pelan.

Feng Yan tertawa kecil. “Kau mulai belajar sarkasme, aku bangga.”

Mereka tiba di halaman dalam, di mana seorang pria tua berjanggut perak duduk bersila di bawah pohon plum. Matanya tajam, namun lembut—Guru Besar Shen.

“Tabib Yu Xin,” katanya dengan suara berat tapi tenang. “Aku menunggumu.”

Yuanxin memberi hormat. “Saya datang memenuhi undangan, Guru Besar.”

Shen tersenyum samar. “Kau tahu mengapa aku memanggilmu ke sini?”

“Untuk membicarakan fenomena api Phoenix,” jawab Yuanxin tanpa ragu.

Pria tua itu menatapnya lama, lalu mengangguk. “Benar. Tapi bukan untuk meneliti… untuk memperingatkanmu.”

Feng Yan mengangkat kepala. “Peringatan? Dari siapa?”

Shen menatap burung kecil itu, dan matanya melembut. “Dari langit.”

Keheningan turun sejenak.

“Dunia sedang bergetar, Tabib Yu Xin,” lanjutnya. “Api Phoenix dan roh naga yang bangkit bukan kebetulan. Itu sinyal bahwa keseimbangan lama akan runtuh. Dewan Langit sudah mulai bergerak.”

Yuanxin terdiam, jemarinya mengepal di balik lengan jubah. “Jadi, mereka tahu aku ada di dunia ini.”

“Belum semuanya,” jawab Shen pelan. “Tapi tak lama lagi, mereka akan mencarimu. Dan ketika itu terjadi, dunia manusia akan menjadi medan perang.”

“Medan perang?” sahut Feng Yan, bulunya berdiri. “Kalau begitu, biar mereka datang! Aku bakar semuanya!”

Yuanxin menatapnya lembut tapi tegas. “Kau tidak bisa membakar langit, Yan.”

“Belum bisa,” gumam burung itu.

Shen berdiri, menatap Yuanxin dalam-dalam. “Kau bukan hanya tabib, bukan hanya manusia. Aku bisa merasakan sisa aura dari masa kuno. Jika memang benar kau adalah pecahan dari Sang Dewi Semesta, maka dunia ini akan berlutut atau terbakar di bawah langkahmu.”

Yuanxin menunduk sedikit. “Aku tidak ingin dunia berlutut. Aku hanya ingin keadilan… dan kebenaran.”

Shen mengangguk. “Kalau begitu, kau harus memulai dari dalam. Akademi ini menyimpan Pustaka Langit arsip roh kuno yang dulu dibuat oleh Dewi Semesta sendiri. Tapi pintunya tertutup rapat selama ribuan tahun.”

Feng Yan langsung melompat kegirangan. “Pustaka Dewi? Itu tempat ibuku dulu menyimpan sayapku yang pertama!”

Yuanxin menatapnya. “Kau yakin?”

“Yakin sekali! Tapi untuk membukanya… kau butuh darahmu sendiri.”

Shen menatapnya dengan serius. “Kalau kau melakukannya, seluruh langit akan tahu kau sudah kembali.”

Yuanxin terdiam lama. Lalu dengan senyum kecil, ia berkata pelan, “Kalau mereka ingin tahu… biarlah mereka tahu.”

---

Malam itu, di tengah halaman akademi, angin berputar kencang. Bulan purnama menggantung besar di langit. Yuanxin berdiri di depan pintu batu besar bertuliskan aksara kuno Gerbang Pustaka Langit.

Ia menggigit jarinya, setetes darah emas menetes di permukaan batu. Dalam sekejap, simbol-simbol kuno menyala, dan udara di sekitarnya bergetar hebat.

Dari dalam tanah, cahaya keemasan menyembur, membentuk pusaran raksasa. Feng Yan mengepakkan sayapnya kuat-kuat. “Dia merespons! Kau benar-benar pemiliknya!”

Pintu batu itu terbuka perlahan, menampakkan ruang luas yang dipenuhi cahaya dan gulungan kitab melayang di udara. Namun begitu Yuanxin melangkah masuk, ia merasakan sesuatu lain sebuah tatapan… tajam, jauh, dan dingin.

Di kejauhan, di istana Feng, Putra Mahkota Feng Liansheng berdiri di balkon. Bulan di belakangnya tampak pudar. Aura kunonya bergetar, seolah merespons kekuatan yang sama.

“Dia sudah membuka gerbang,” bisiknya.

Seorang penjaga berlutut di belakangnya. “Yang Mulia, apa kita harus menahannya?”

Liansheng menatap langit dengan mata perak berkilat. “Tidak. Biarkan dia membuka semuanya. Dunia ini perlu diingatkan… siapa penguasanya yang sejati.”

Di dalam Pustaka Langit, Yuanxin berjalan perlahan. Gulungan kitab berputar di udara, beberapa terbuka sendiri menampilkan gambar-gambar masa lalu, perang para dewa, kehancuran langit, dan sosok seorang wanita berambut emas berdiri di tengah api.

Yuanxin berhenti. Itu dirinya atau sosok dirinya di masa lalu. Dewi Semesta yang memecah jiwanya untuk menjaga keseimbangan dunia.

Suara lembut bergema di udara.“Selamat datang kembali, pemilik cahaya.”

Yuanxin menoleh. Di hadapannya, muncul bayangan samar berbentuk perempuan, wajahnya nyaris identik dengannya. “Siapa kau?” tanya Yuanxin pelan.

“Aku adalah pecahan pertama darimu penjaga pengetahuan dan ingatanmu yang hilang.”

“Kenapa sekarang kau muncul?” tanya Li Yuanxin

“Karena waktunya hampir tiba,” jawab bayangan itu lembut. “Kegelapan akan bangkit lagi, dan hanya api milikmu yang bisa menahannya.”

Yuanxin menggenggam tangan. “Kalau begitu, aku akan menyalakan apinya sampai akhir.”

Cahaya di sekelilingnya semakin terang, dan satu gulungan besar melayang turun ke tangannya berisi simbol kuno bercahaya merah-emas.

“Mantra Penyatuan Jiwa,” bisiknya. “Ini… kuncinya.”

Bayangan itu menghilang perlahan. “Gunakanlah dengan hati-hati, Dewi. Karena ketika semua pecahanmu bersatu, dunia akan bergetar.”

Yuanxin berdiri lama di tengah cahaya, lalu tersenyum tipis. “Kalau dunia ingin bergetar, biarkan ia menari bersamaku.”

Feng Yan mendekat, matanya berkilat. “Kau sudah tak bisa mundur, Yuanxin.”

“Aku tidak pernah berniat mundur,” sahutnya tegas.

Dari kejauhan, naga putih dan burung Phoenix muncul di langit malam, bersinar di atas kabut yang menyelimuti kota Feng. Cahaya mereka bersatu, membentuk lingkaran api di langit tanda bahwa perjalanan baru telah dimulai.

Dan di istana, Feng Liansheng menatap ke arah itu sambil berbisik pelan.

“Api itu… adalah takdirku juga.”

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lauren Florin Lesusien
dua orang keras kepala jika bersatu sangat lucu dunia tidak akan pernah sepi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Lauren Florin Lesusien
waduh lucu ketawa sampai kepalaku dipukul centang nasi sama emak🤣🤣🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/
Tiara Bella
wow....mantap....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
cahaya pasti menang melawan kegelapan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
tanpa mereka sadari, sebenarnya sang dewi semesta dan sang penjaga agung sama² keras kepala 🤣
beybi T.Halim
sekarang semua akan terlalu serius..,💪
Tiara Bella
wow mantap.....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
lebih baik lagi kalau yuanxin dan pangeran mahkota satu tim melawan kegelapan, pasti menarik 😍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
sang putra mahkota bisa jadi takdir nya yuanxin
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ketenangan yuanxin adalah badai besar yang akan menghancurkan keserakahan dan kelicikan ke 2 parasit itu
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, apakah Liansheng akan jadi jodohnya Yuanxin?/Shy/
Wulan Sari: semoga saja berjodoh
total 1 replies
Phebe ZM
Aku suka dengan karya2mu Thor selalu menarik utk dibaca
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
apa yang kalian tabur itu pula yang kalian tuai.
saatnya sekarang tinggal menunggu balasan yang setimpal.
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
suka banget kata² ini
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
semoga jodoh nya yuanxin nanti orang yang lebih kuat dan berkuasa, agar lebih gampang membungkam para parasit
beybi T.Halim
mulai panas..,lanjut💪👍👍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
good job yuanxin, balas mereka dengan cara yang syantik dan jadikan dirimu sultan yang sesungguhnya.
sultan itu bebas melakukan apapun bukan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!