Kisah ini berawal dari perjalanan hidup seorang bocah lelaki berumur 6 tahun, asal usulnya diselimuti misteri, ia ditemukan oleh seorang Patriak Klan Tang ketika tengah menjalankan tugas dari kerajaan Zhou yang sedang mengalami krisis akibat serangan ras iblis yang ingin menguasai dunia manusia .
Dalam menjalankan misinya , tanpa sengaja ia menemukan seorang bocah yang hampir tewas di tangan para iblis. Mereka ingin menjadikan bocah itu sebagai tumbal persembahan untuk membangkitkan kaisar iblis yang kuat Tampa tanding.
Berkat bantuan Dewa kehidupan, bocah itu selamat dari kematian, ia di ketemukan oleh patriak Tang , namun kesengsaraan dalam hidupnya tak kunjung berakhir, ia terus saja diselimuti kedukaan.
Apakah ia sanggup bertahan dalam menjalani hidup... ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marco Hry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghadapi Kepungan Klan Pang
Semua orang pergi ke kamarnya masing masing untuk memurnikan ginseng air yang di berikan oleh Zun San , ia juga kembali ke kamarnya untuk memurnikan ginseng air , setelah masuk ia tak lupa mengunci kamarnya, ia meletakan ginseng air di tangannya , awalanya iya bingung apa memakannya langsung , apa langsung menyerapnya .
"Tuan muda , ginseng air itu bisa kau murnikan dengan dua cara kau bisa memakannya yang kedua kau bisa menyerapnya sama seperti kau menyerap inti monster. Tang San mengucapkan terimakasih , ia memutuskan untuk menyerap nya saja , jika ginseng air itu di makan langsung akan banyak kotoran atau ampas yang di hasilkan nya.
Ia duduk bersila di atas kasurnya, lalu menggunakan tehnik pernapasan naga putih pelahap semesta tak lama kemudian Ginseng air esensial inti dari ginseng air itu terurai masuk kedalam tubuhnya , ia terus menyerap ginseng itu hingga habis menjadi ampas dan hancur menjadi debu.
Tiba tiba Tang San merasakan akan mengalami kenaikan tingkat.
"Buummm....!!! Ia merasa satu kali ledakan di Tubuhnya menandakan ia hanya naik satu tingkat , dari ranah raja tingkat dua sekarang ia ke ranah raja tingkat tiga.
Walau hanya naik satu tingkat ,. Tang San merasa senang karna ia bisa naik tingkat secara bertahap ia langsung menstabilkan ranahnya , setelah itu ia keluar dari dalam kamarnya , hari sudah mau mendekati malam , ia menjemput Putri Qiao untuk menonton pesta lampion di kota Feng huang , sesampainya di istana kristal di dasar danau , ia di sambut oleh gadis itu dengan senyuman .
Ia meminta izin kepada raja dan ratu peri air untuk mengajak Putri Qiao pergi menonton pesta lampion. Raja dan ratu menyetujuinya, setelah mendapat izin mereka meninggalkan istana kristal langsung muncul ke paviliun .
"Hem....." Tang Mulan menatap Tang San dengan tatapan tajam .
"San'er anak gadis siapa yang kau culik , jangan macam macam ya kau itu masih kecil baru masuk 10 tahun , ibu memang ingin cepat punya cucu tapi bukan sekarang karna usia kalian belum cocok untuk memasuki masuk ketahap itu." Ucap Tang Mulan sambil berkacak pinggang sambil menampakan wajah sangar.
"Ibu.. San'er tau batasan , ia sahabat San'er yang ingin nonton pesta Lampion." Ucap Tang San dengan wajah masam . Sedangkan putri Qiao tampak malu dengan wajah merona .
"Ia mertua ..eh....maaf ." Ucapnya keceplosan , membuat tang Mulan tersenyum melihat tingkah mereka , melihat putri Qiao yang sangat cantik , tang Mulan sangat menyukainya , mereka berdua dengan cepat menjadi akrab, sedangkan Yang San hanya bisa melirik saja , tang Zun yang melihat itu hanya tersenyum saja . Ia tau walau mereka masih kecil tapi sepertinya Tang Zun menyukainya, tapi siapa sebenarnya gadis kecil itu, dari mana ia mengenalnya , sedangkan ia tahu kalau putra itu sangat pendiam dan cuek .
Setelah lah semua siap , mereka beranjak meninggalkan paviliun untuk menuju tengah kota yang memiliki danau yang indah, semua orang berkumpul disana , masing masing membawa sebuah lampion , tampak bocah bocah berlarian ketika melewati Tang san dan putri Qiao mereka tampak melongo ada yang kagum ada pula yang iri dengan ketampanan dan kecantikan mereka yang seperti dewa Dewi .
"Apakah kalian pangeran dan putri ." Tanya seorang bocah mendekati mereka .
"Bukan... Akulah pangeran kerajaan di kota ini.. " teriak suara bocah kecil seumuran mereka , yang terkesan sombong dan arogan , tubuhnya yang gendut menatap tang San dengan kesal . " Semua orang menatapnya dengan jijik .
"Akulah tuan putri negri ini . Semua harus hormat kepadaku , ucap seorang gadis cantik tapi kalah jauh dengan kecantikan putri Qiao.
"Kami bukan pangeran dan putri di kota Fang yang ini, tapi dewa Dewi yang turun dari surgawi ingin melihat pesta lampion di kota kalian, jadi bersyukur lah kami bisa hadir , untuk memberi kalian keberkahan .
"Ucap Tang San berbohong maksud nya hanya sekedar bercanda , tapi mereka semua tetap senang ia mengambil tangan Tang San lalu meletakkannya di kepalanya.
"Berkati aku dewa , " ucapnya dengan sungguh sungguh menganggap Tang san dewa ,sedangkan anak gadis lain juga menarik tangan putri Qiao untuk di berkati,
Setiap anak yang minta diberkati diberi satu koin emas oleh Tang San membuat mereka gembira lalu pergi membeli permen pelangi yang besar dan manisan lainnya , mereka semua tampak bahagia.
Sedangkan bocah yang menganggap dirinya pangeran tampak tak bahagia , ia menatap Tang San kesal , lalu pergi dari tempat itu.
Sedangkan semua orang dewasa hanya menatap mereka dengan geleng geleng kepala, mereka semua pergi mencari orang yang menjual lampion, mereka juga ingin bersuka cita bersama penduduk kota Feng yang.
"Kakek... Cepatlah .. itu dia..." Tunjuknya ke suatu tempat tapi orang yang di tunjuk sudah tak ada.
"Mana .....?" Tatap pria paruh baya itu melihat cucunya yang gemuk itu dengan bingung .
"Itu .." ketika melihat tempat yang ia maksud orangnya sudah tak ada .
"Kakek.. tadi ia disana , tapi kok tak ada ."ucapnya bingung sambil garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Pang Lan , jelas tidak ada disana , memangnya ia jualan harus tetap disana . Hadeh .. mari kita pergi ." Pria paruh baya itu langsung mengajaknya pergi di ikuti olrh semua mengawalnya.
"Tapi kakek memang tadi ia ada di sana." Ucap bocah itu tak mau kalah.
"Iya..mungkin kamu menghayal akibat kebanyakan makan .... Sudahlah sebentar lagi pesta Lampion akan di mulai, kakek akan meresmikan acara ini," Orang orang sudah menyalakan kembang api dan menerbangkan lampion ke udara.
"Baik kakek," ucap bocah gendut itu dengan wajah masam . Awas saja kalau aku menemukan mu !!" ucapnya bocah gendut itu kesal dalam hati.
Di tempat lain seorang gadis kecil membawa lampion dengan di temani seorang bocah lelaki yang juga membawa sebuah lampion mereka tampak gembira .
"Kakak... Apakah kita arung kan saja lampion teratai ini ke danau itu ." Putri Qiao menatap Tang San dengan mata besarnya.
"Arungkan saja , berdoalah apa yang kau inginkan semoga dewa mengabulkan semua keinginanmu . "
"Baik kakak.., " sebelum melarung lampion teratai putri Qiao berdoa dengan menutup matanya setelah membuka matanya sambil tersenyum ia meletakan lampionnya di air danau .
"Tang san melakukan hal yang sama , jika putri Qiao meletakkan lampion teratai ke air , Tang san menerbangkan lampion lampunya ke udara , lampion lampunya itu langsung terbang perlahan lahan ke udara bersama lampion orang orang yang yang juga tampak memenuhi langit kota Feng yang.
"Kakak indah sekali ." Putri Qiao tampak senang sekali , namun kesenangan itu terganggu dengan kemunculan orang orang yang telah mengepung mereka berdua, sementara itu orang tua paman dan bibinya entah kemana , tapi Tang San bersyukur dengan begitu ia tak perlu mencemaskan mereka.
"Tuan ...bocah itulah yang membunuh patriak Pang dan anaknya." Tunjuk seorang pria yang merupakan bawahannya, pria paruh baya yang di panggil tuan menatap Tang San dengan penuh kemarahan .
"apa kau yakin dia bocah itu yang , apakah mungkin ia bisa membunuh anakku dengan ranahnya yang serendah itu.?" ia tak percaya saat ini ranah Tang San hanya ada di ranah pendekar, ia tak tahu kalau Tang san sudah berada di ranah Raja tingkat tiga dengan umurnya yang masih muda jika orang orang mengetahui kalau ranahnya yang sebenarnya sudah berada di ranah itu ia pasti di sebut jenius kultivasi
Mendengar ada yang menyinggung dirinya , Tang San langsung siaga. " Adik berhati hatilah , mereka semua sepertinya menargetkan kita kau menyingkirlah ," Tang san langsung mengeluarkan sebilah pedang.
/Sob//Sob//Sob//Sob/
pembalasan tang
shat slalu..