Laki laki itu begitu menyebalkan, CEO yang sombong dan selalu galak padamu yang seorang asisten pengantin saja.
"Awas saja ya, lihat aku akan membuatmu jatuh cinta dan aku akan menyiksamu setiap hari"
Jdor, tiba-tiba suara guntur terdengar, ini tak ada tanda-tanda hujan, tapi kenapa ada suara guntur sungguh menakutkan, segera aku masuk kedalam mobil taksi. Aku mulai merinding padahal kan hanya main-main saja mengatakan itu.
Aku juga tak mau kalau sampai benar-benar menjadi istrinya bisa-bisa aku mati berdiri kalau ada disampingnya sampai tua. Menyeramkan sekali sungguh.
Apakah semua kata-kata itu bisa di cabut ?
Disini aku pake sudut pandang pemeran perempuan ya. Semoga kalian suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemana Farhan
Mereka benar-benar seperti main kucing-kucingan tak mau ada yang mau mengalah, Farhan jelas dia tak pernah mau mengalah.
Srak dan "Aww" teriakan melengking terdengar dari semak-semak.
Farhan dan juga Karina langsung berlari dari sana dengan Farhan yang mengusap-ngusap pantatnya yang terkena tusuk kayu yang memang sedang mereka lakukan.
"Cepat kejar dia sekarang juga cepat" perintah Zidan dan segera mereka laksanakan dengan cepat.
Zidan pun sama tak tinggal diam berlari mengikuti langkah kemana perginya Farhan dan juga Karina.
Farhan yang sudah terkepung sendirian dengan tenang menatap Zidan dan sedikit meremehkannya "Tuanmu sedang enak tidur di dalam tempatnya yang begitu hangat, sedangkan dirimu hanya pesuruh yang mencari aku dan kedinginan diluar sini sangat berbanding terbalik bukan seharusnya dia ikut akan lebih mudah mendapatkan aku. Pulanglah dan tidurlah dengan nyenyak ini hanyalah sebuah kalung yang tak mungkin akan membuat Tuan kalian bangkrut, ini dimana Tuan mu sama sekali tak berharga" Farhan mengeluarkan kalung itu tinggi tinggi.
"Tidak usah banyak bicara Farhan, untuk apa kamu mencuri kalung itu bukannya kamu seorang pengusaha terkaya untuk apa melakukan itu tidak ada gunanya bukan, meskipun aku hanya pesuruh tapi aku bukan pencuri dan seorang pembunuh sepertimu, kemarin kan dan jangan pernah membuat masalah lagi dengan Tuanku jangan membuat semuanya semakin sulit"
"Aku tidak membuat semuanya makin sulit, aku mempermudah mu untuk kau pergi dan jangan pernah ganggu aku lagi"
Tak ada tanggapan Zidan makin tinggi mengangkat senjatanya dan menodongkan kebawah Farhan, Farhan yang tak punya waktu lagi melempar kalung itu dan membuat mereka heboh untuk menangkapnya, itulah yang Farhan gunakan untuk kabur, berlari dengan kencang, meloncat dan naik kesalahan satu pohon lalu meloncati satu persatu pohon.
"Sial, ini palsu kejar Farhan" teriak Zidan dan melempar kalung itu. Sialan mereka malah tertipu padahal sedikit lagi mendapatkan Farhan dan bisa tidur dengan nyenyak setelahnya, tapi semuanya gagal total.
Mereka segera berlari dan terus menyenteri hutan dan mencari langkah Farhan namun tak ada saat melihat pohon yang terus bergoyang-goyang mereka arahkan senter kesana ternyata ada Farhan yang sedang loncat dari pohon yang lain ke pohon yang lainnya.
"Malah jadi monyet, kenapa juga sih tak ada lelahnya" gumam salah satu anak buah Zidan.
"Tembaki dia" perintah Zidan lagi, dia bahkan tak segan-segan menembak dengan membabi buta, tak peduli akan ada yang kenapa dengan peluru ini, toh yang disebuah hutan paling juga hanya hewan.
"Cepat, jangan pada lelet" kesana Zidan dan mendorong anak buahnya untuk kembali mengejar Farhan yang sudah menjauh.
"Cari perempuannya, dia juga pasti tak akan jauh dari sini. Kita sudah melupakannya, ayo cepat"
Mereka dengan semangat kembali berlari, tak ada lelah sedikitpun lelah tubuh mereka makin menjadi-jadi saja, menembaki sana sini dan membuat kegaduhan, hewan-hewan juga banyak yang keluar dan berlari tak tentu arah.
"Disana, kembali tembak" perintah Zidan lagi saat sudah menangkap siluet Farhan.
Paling ujung ternyata adalah sebuah jurang, mereka menunggu Farhan yang sedang berdiri di ujung jurang sambil mengangkat tinggi tinggi kalung curiannya.
"Kemarikan Farhan dan semuanya selesai" kembali Zidan mencoba meminta dengan baik-baik.
"Kejar aku kalau bisa dan mau kalung ini"
Byur, Farhan menyemburkan dirinya dan menghilang begitu saja dalan air. Saat disenter tak ada pergerakan didalam air sudah mulai tenang kembali seperti semula.
"Sialan, tembaki air itu pasti dia sedang menahan nafasnya, cepat aku tak mau sampai harus mencari ketempat lagi, keparat dasar Farhan aku benci padamu" teriak Zidan tak terima kejarannya lepas. Ini adalah untuk pertama kali mengejar penjahat drinya gagal harus melakukannya beberapa kali.
"Tak ada Tuan sepertinya dia sudah menghilang dan kita kehilangan jejaknya" jawab salah satu anak buahnya.
"Kalau begitu kejar dia" tubuh anak buahnya itu Zidan dorong sampai terjatuh kedalam air, lalu tanpa rasa bersalah Zidan berteriak "Cepat cari dia sampai ketemu jangan sampai dia lolos lagi dan lolos lagi"
"Apa maumu Farhan sebenarnya, aku yakin bukan karena kalung itu kamu melakukan ini, pasti ada sesuatu yang begitu penting sampai Farhan nekat seperti ini" itu sekarang yang ada dalam pikiran Zidan.
Telfon Zidan berdering di keheningan malam dan mau tak mau Zidan harus mengangkatnya.
"Bagaimana apakah kamu sudah menemukan dia, kalung itu tidak bisa hilang lama-lama"
"Kami sudah menemukan Farhan Tuan dan kami sekarang sedang mengejar dia. Kita tidak bisa meremehkannya dengan mudah, dia begitu lincah dan tidak bisa langsung dibawa menghadap mu"
"Kerjamu menjadi lelet sekarang Zidan. Aku tidak suka kalau sampai kamu tidak becus menangkap Farhan maka pekerjaanmu sampai sini saja, aku lebih baik mencari orang lain daripada mengandalkan mu lagi"
"Baik Tuan tunggu Farhan datang untukmu. Jangan pernah remehkan aku tidak akan pernah ada yang mengabdi padamu sebaik aku dan bisa mengerjakan setiap tugas yang kamu berikan. Hanya karena masalah Farhan yang sulit aku dapatkan membuat kamu berbicara demikian"
"Maka cepat tangkap Farhan dalam keadaan hidup, aku tidak mau sampai dia mati, jika tidak ingin digantikan maka cepat jangan lelet, gunakan otakmu lebih keras lagi jangan terus menggunakan taktik lama"
"Baik Tuan"
Sambungan langsung diputuskan begitu saja dan Zidan menggenggam erat ponsel itu sampai terdengar bunyi retak dari layar ponselnya.
Sekarang Zidan akan mencari jalan ke bawah dan siapa tahu di sana ada goa atau mungkin tempat persembunyian yang sudah disiapkan oleh Farhan, Zidan tidak akan percaya dengan tiba-tiba Farhan menghilang dalam air dia tidak akan pernah bertahan lama dalam air ataupun berenang akan terlihat tidak akan begitu saja menghilang seperti tadi, pasti dia mempunyai tempat persembunyian yang harus Zidan temukan.
Kinerjanya sudah diremehkan maka Zidan tak boleh sampai kalah oleh Farhan si bajingan keparat itu. Awas saja, setelah bertemu akan Zidan hajar terlebih dahulu karena sudah mempermainkannya.
Sedangkan sekarang Karina di suatu tempat sedang ketakutan menggenggam erat kalung yang Farhan titipkan. Sekarang Karina tidak tahu harus melakukan apa Farhan tidak juga muncul.
Apakah dia tidak selamat, lalu apakah Karina juga harus tetap diam di sini tidak mungkin bukan. Karina benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan Farhan yang menyuruhnya untuk pergi ke sini dan sekarang dia tidak muncul-muncul sudah beberapa jam dan Karina mulai gelisah.
"Ya ampun aku harus bagaimana, keluar pun aku takut menjadi korban dan mati sia-sia, harus bagaimana aku ini, tolong beri petunjuk untukku Ya Tuhan"