Setelah menikah selama 7 tahun, Erwin tetap saja dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arum Dalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingin bercerai
Saat melihat siapa tamu yang datang, tuan rumah sontak terkejut, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Sama halnya dengan tamu yang lainnya, Mereka pun terkejut saat melihat siapa yang datang.
Clara dan Dilan yang berdiri membelakangi pintu masuk.
Jadi mereka berdua tak tahu apa yang terjadi, saat melihat ekspresi pada tamu yang tiba-tiba terkejut dan tampak antusias, mereka berdua pun cukup penasaran.
Saat hendak menoleh ke belakang, tuan rumah memberikan ucapan, "Selamat datang"
Lalu melewati mereka, berjalan ke arah pintu menyambut tamu yang baru datang.
"Pak Erwin, Pak Dani, Pak Gading."
Jantung Clara berdegup kencang saat mendengar nama-nama itu.
Dia tentu bisa menebak siapa yang datang.
Tepat seperti dugaannya, mereka adalah orang-orang yang Clara kenal.
Selain mereka, terlihat sosok Vanessa juga di sana.
Vanessa memiliki perawakan tinggi semampai, dengan lekuk tubuh yang sempurna.
Ditambah dengan auranya yang kuat, gaun itu tampak membalut tubuhnya dengan anggun, sensual dan berkelas.
Tapi juga membuat orang sulit untuk mendekatinya.
"Astaga, itu Erwin, Dani dan Gading! Bukannya mereka jarang ikut perjamuan seperti ini? Kenapa tiba-tiba datang?"
"Iya ya, Sebenarnya ada apa?"
"Eh siapa wanita cantik itu? Apa dia kekasih Erwin? Astaga pesonanya cantik luar biasa, anggun, berkelas, membuat orang merasa susah mendekatinya. Selera Erwin memang berbeda! Kalau wanita sepertinya jadi milikku, aku rela mengorbankan 10 tahun hidupku!"
"Tapi aku lebih suka wanita yang pakai gaun putih Gading tadi. dia punya aura yang murni, pendiam, lembut dan sangat cantik. Dibandingkan wanitanya Erwin, wanita dengan aura begitu lebih jarang, tapi sayang, dia sudah ada yang punya."
Sejak melihat gaun itu dikarenakan Vanessa, dia juga menduga kalau Erwin yang sengaja memesannya untuk Vanessa.
Meskipun bisnis keluarga Gori sedang berkembang pesat, mereka tidak akan siap menghamburkan uang puluhan miliar hanya untuk gaun sekali pakai.
Namun berbeda bagi Erwin, uang seperti itu bukan apa-apa.
Erwin benar-benar memperlakukan Vanessa dengan sangat istimewa.
Dilan pribadi tahu jika Erwin sebenarnya sangat jarang menghadiri jamuan seperti ini.
Dia tidak menyangkal momennya akan kebetulan seperti ini.
Ditambah lagi, Erwin membawa Vanessa bersamanya.
Dilan menatap Clara dengan khawatir, "Clara..."
"Aku tidak apa-apa kok," Kata Clara sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tenang di wajah.
Awalnya dia terkejut tapi kemudian dia tidak peduli.
Banyak tamu berbondong-bondong ke arah Erwin dan rombongannya.
Erwin dan rombongannya tidak menyadari keberadaan Clara.
Sekilas, Clara tampak lembut dan anggun, tapi Dilan tahu. dalam hati Clara sebenarnya tersembunyi keberanian dan tekad yang kuat.
Asalkan Clara ingin dan tertarik pada satu hal, dia akan berusaha sebaik mungkin mendapatkannya.
Sekalipun hasil akhirnya tidak memiliki nilai, dia tetap merasa puas dan menikmatinya.
Menurutnya, sesuatu itu berguna atau tidak hanya bisa diketahui setelah mencobanya.
Sama halnya dengan masalah hati.
Clara mencintai Erwin.
Maka, dia berani mempertaruhkan masa depannya, meninggalkan kesempatan studinya dan tanpa ragu memilih menjadi ibu rumah tangga.
Sekarang Clara sudah mencoba pilihannya.
Meskipun pengorbanan yang harus dibayar begitu besar, Dylan tak pernah melihat ada penyesalan di mata Clara.
Jadi, saat Clara berkata dirinya baik-baik saja dan siap melepaskan semuanya, Dilan 100% percaya pada Clara.
"Apa kamu mau minum sesuatu?" tawar Dilan.
cepat2lah clara pergi jauh2 dari kedua manusia tdk tau diri itu..
keberadaannya tidak dianggap sama suami dan anakmu....