NovelToon NovelToon
Menantu Sampah

Menantu Sampah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Saudara palsu / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: siv fa

simak dan cermati baik2 seru sakali ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siv fa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kekuatan koneksi

Ini adalah mesin khusus yang digunakan untuk menangani pasien yang diserang leukimia. Mesin ini sangat langka. Hanya ada 10 unit saja di dunia.

"Sekarang, dengan adanya mesin ini, diharapkan tingkat kesuksesan operasi yang akan ditempuh pasien nanti mencapai 90%.

"Di samping itu, kami juga sudah membeli obat-obat langka khusus untuk leukimia. Obat ini sangat mahal, tapi kami menyediakannya khusus untuk pasien kami."

Begitulah si perawat menjelaskan dengan lancar sambil berdiri di samping alat yang dibawa masuk pria-pria berpakaian necis itu.

Kecuali Martin dan Jesina yang terlelap, semua orang di ruangan itu tercengang. Mesin seperti itu pastilah sangat mahal. Benarkah pihak rumah sakit sengaja membeli alat tersebut untuk menangani penyakit Jesina?

Bagaimana pula dengan obat-obat yang langka dan mahal itu? Rasa-rasanya mereka tidak pernah memintanya.

"Dan beliau ini Dokter Kevin. Beliau ini adalah salah satu dokter terbaik di negeri ini. Beliau punya pengalaman belasan tahun menangani pasien dengan penyakit leukimia. Mulai hari ini Dokter Kevin bertugas juga di rumah sakit ini," lanjut si perawat.

Benny dan yang lainnya menatap Kevin dengan takjub dan hormat. Mereka tahu siapa Kevin. Kevin kerap muncul di televisi atau majalah kesehatan dan di kalangan para dokter sendiri dia begitu dihormati. Ini pertama kalinya mereka melihat Kevin secara langsung.

Kevin mengangguk kepada mereka satu per satu, tersenyum ramah meski tipis saja. Lalu saat matanya bertemu dengan mata Martin, dia mengangguk agak rendah dan lama.

Walton menyadari hal ini. Ditatapnya Martin dan Kevin dengan curiga.

"Tolong sembuhkan putri saya, Dok," kata Martin.

"Saya akan melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan,"balas Kevin.

Kecurigaan semakin tampak jelas di wajah Walton. Interaksi Martin dengan Dokter Kevin terlalu kasual, tidak selaras dengan status mereka yang bagaikan bumi dan langit.

"Dokter Kevin, saya selaku pemimpin Keluarga Wiguna ingin mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda menangani Jesina. Ini sebuah kehormatan bagi kami," kata Benny sambil maju ke arah Kevin, berusaha menegaskan status dan posisinya.

"Saya hanya melakukan apa yang diminta oleh Tuan Muda Keluarga Linardy. Ucapan terima kasih kalian sebaiknya disampaikan ke beliau saja. Mesin ini didtangkan ke sini juga atas permintaan beliau," kata Kevin.

Pupil Benny membesar. Keluarga Linardy? Setahunya itu adalah salah satu keluarga paling dihormati di negeri itu. Apakah benar Keluarga Linardy yang mengirim Dokter Kevin dan mesin canggih yang langka ini? Kenapa mereka melakukannya?

Benny baru saja akan memastikan apa-apa yang dipertanyakannya itu tetapi Kevin lebih dulu keluar; mesin canggih itu pun ikut dibawa keluar oleh pria-pria bersetelan necis itu.

Perawat itu juga ikut pergi. Sebelumnya dia menginformasikan bahwa malam itu direktur rumah sakit dijadwalkan akan mampir ke situ.

"Ada apa, Ayah? Kenapa Ayah terlihat seperti orang bingung?" tanya Fanny saat Benny kembali ke sisinya.

"Kalian dengar apa yang dikatakan Dokter Kevin barusan? Dia bilang Tuan Muda Keluarga Linardy adalah orang di balik bantuan yang mengejutkan ini," kata Benny.

"Keluarga Linardy yang terkenal itu, Kakek?" tanya Walton.

"Ya. Setidaknya itulah satu-satunya Keluarga Linardy yang aku tahu," jawab Benny.

Mereka pun berkasak-kusuk, menerka-nerka apa yang mendorong Tuan Muda Keluarga Linardy melakukan itu semua. Bagi mereka ini tak masuk akal. Seingat mereka belum pernah ada kerja sama apa pun antara Keluarga Wiguna dengan Keluarga Winardy.

Martin menyimak kasak-kusuk mereka itu dengan muka kecut. Kalau saja mereka tahu Tuan Muda Keluarga Linardy yang dimaksud adalah dirinya, mereka pasti terkejut bukan main.

Dan bisa ditebak, mereka tak akan percaya dan menganggap itu kebohongan belaka.

"Aku rasa aku tahu kenapa Tuan Muda Keluarga Linardy membantu kita," celetuk seseorang, menghentikan kasak-kusuk itu seketika.

Dia adalah Angelica, sepupunya Julia yang lain. Sedari tadi dia diam saja sambil membaca web novel di ponsel. Dia sebelas-dua belas dengan Julia dalam hal kecantikan.

"Apa? Apa alasan Tuan Muda Keluarga Linardy membantu kita?" tanya Walton.

Angelica menutup bukunya, menaruhnya di atas tas yang dia bawa. Kemudian dia berdiri dan menunjuk Julia.

"Dia pasti diam-diam menjalin hubungan istimewa dengan Tuan Muda Keluarga Linardy. Itulah satu-satunya penjelasan dari semua ini," kata Angelica.

Sontak, semua mata tertuju pada Julia. Julia sendiri menatap Angelica dengan mata membulat.

"Apa maksudmu, Angelica?"

"Oh sudahlah, Julia. Tak usah kau tutup-tutupi lagi. Selama ini kau diam-diam menjajakan tubuhmu kepada Tuan Muda Keluarga Linardy, kan? Akui saja!"

Syuuut!

Sesuatu mengenai rambut Angelica dan menghantam dinding di belakangnya. Angelica mematung seperti manekin. Matanya terbelalak.

"Jaga mulutmu, Angelica. Sekali lagi kau menghina istriku, akan kutampar kau," ucap Martin.

Tak ada nada tinggi, tapi terasa sekali tekanan yang kuat dari ancaman Martin itu. Dan bukan hanya Angelica yang merasakannya, tapi juga Vina dan yang lainnya.

Julia, sementara itu, benar-benar sakit hati dengan apa yang dikatakan Angelica. Mukanya memerah. Matanya berair dan dadanya sesak.

Tak ingin menangis di hadapan mereka, Julia berdiri dan keluar, cepat-cepat menjauh dari ruangan itu.

Sedangkan Angelica merasa sangat senang melihat reaksi Julia meski dijambak Martin. Padahal dirinya juga sangat cerdas dan cantik, tapi malah Julia yang selalu dipuji, dia pun merasa tidak senang, jadi sengaja menuduhnya yang tidak-tidak.

Martin sempat akan menyusulnya, tapi apa yang dikatakan Angelica dan Vina menahannya di situ.

"Dasar cengeng! Begitu saja nangis. Lemah sekali mental dia itu," kata Angelica.

"Tapi apa benar yang kau katakan itu, Angelica? Julia ada main dengan Tuan Muda Keluarga Linardy?" tanya Vina.

"Coba saja kau pikirkan sendiri. Dari mana dia bisa hidup berkecukupan padahal suaminya tak bisa diandalkan? Dugaanku sih, selama ini dia sudah menjalin hubungan dengan beberapa pria dari keluarga konglomerat!"

"Benarkah itu? Ya ampun. Tak disangka, ya. Dari luar sih tampak polos, tapi ternyata..."

Prok! Prok! Prok! Prok!

Tiba-tiba Martin bertepuk tangan. Dia bertepuk tangan sambil menatap Angelica dengan jengah.

"Aku sudah memperingatkanmu, Angelica. Sekarang kau berutang satu tamparan padaku. Sewaktu-waktu aku akan menagihnya padamu," ucap Martin.

Mata Angelica kembali membulat. Dia tak tahu Martin serius atau main-main, tapi dia bisa merasakan niat menyerang yang ditunjukkan Martin.

Lidahnya pun seketika kelu.

Martin berhenti bertepuk tangan, tapi masih menatapnya dengan jengah. Suatu saat nanti dia pasti akan menampar Angelica sampai pipinya bengkak.

"Heh, berhenti menatap Angelica seperti itu!" tegur Benny.

"Lebih baik kau cepat tanda tangani ini!" lanjutnya, menyodorkan salinan dokumen perceraian, persis seperti yang tadi disodorkan kakek istrinya itu padanya.

Martin tak repot-repot mengambil dokumen tersebut. Dia tatap kakek istrinya sambil mengernyit, lalu berkata, "Aku sudah membawa uang 200 juta yang kalian minta. Aku juga akan mendonorkan sumsum tulang belakangku. Dan kini ada Dokter Kevin dan mesin medis canggih tadi. Jesina akan sembuh tanpa aku perlu meminta bantuan kalian. Untuk apa aku menandatangani dokumen perceraian ini?"

Benny memelototi Martin dan mendengus. Dia melangkah maju, hingga jarak antara dia dan Martin tinggal sekitar sepuluh sentimeter saja. Ditaruhnya salinan dokumen perceraian itu di dada Martin dan berkata, "Tak akan kubiarkan kau mendonorkan sumsum tulang belakangmu. Cepat tanda tangani dokumen ini dan enyahlah dari Keluarga Wiguna! Kau sama sekali tak dibutuhkan di sini!"

Martin menggenggam pergelangan tangannya Benny dan menyingkirkannya. Benny terkejut, tak mengira Martin seberani dan sekuat itu.

"Tak ada yang bisa menghalangiku untuk menyelamatkan putriku," ucapnya dingin.

Benny kembali mendengus. Dilepaskannya tangannya dari genggaman Martin dan didorongnya Martin sampai menantunya itu mundur.

"Kuperingatkan kau, ya. Jangan berani-berani menantangku. Direktur rumah sakit ini adalah teman baikku. Aku bisa memintanya untuk menolak tawaran donor darimu. Bahkan, aku bisa juga memintanya untuk tidak mengobati Jesina sehingga kau harus mencari rumah sakit lain. Cepat tanda tangani dokumen perceraian ini kalau kau tak mau itu terjadi!" desak Benny.

Martin memicingkan matanya. Jika saja yang berdiri di hadapannya ini Walton atau yang lain, dia mungkin sudah menamparnya atau menonjoknya. Dia tak melakukan itu pada Benny sebab dia masih menghormatinya—bagaimanapun Benny adalah kakeknya Julia.

"Terserah apa yang kau katakan, Pa. Aku tidak akan menandatangani dokumen perceraian ini," ucap Martin.

"Kau! Dasar dungu! Kau memilih untuk mempertaruhkan nyawa cucuku demi mempertahankan egomu? Keparat kau, Martin!" maki Benny.

Di saat inilah, terdengar langkah-langkah kaki mendekat.

Sebentar kemudian, pintu dibuka dan masuklah dua orang dengan jubah putih panjang khas dokter; salah satunya mengenakan kacamata pipih dan tampak kharismatik.

"Direktur Ringga!" sapa Benny, berjalan menyambut si pria kharismatik, menawarkan diri untuk berjabat tangan.

Namun Ringga, si pria kharismatik itu, hanya menatapnya sebentar lalu melengos, memilih untuk menghampiri Martin.

"Selamat malam, Tuan Martin. Saya Ringga, direktur utama Rumah Sakit Pelita Hati. Mohon maaf saya terlambat menyapa Anda," kata Ringga, menjulurkan tangannya, menawarkan diri untuk berjabat tangan.

1
Joice Tumewu
terlalu di ulur2,
Memed Adrianto
cerita nya tllu berbeneli belit pening kepala membaca nya asuuu
siv fa: jgn jadi pembaca yg gk ber etika. dsar kampungan
total 1 replies
DISTYA ANGGRA MELANI
Smngt kak awal menggapai kesuksesan nie.. Smg cepet naik level ya kak
Ceridwen
Asyik banget nih bacanya, authornya keren abis!
siv fa: terimakasih dukungannya teman. tahap projek selanjutnya
total 1 replies
Kuroi tenshi
Siapin tisu buat nangis 😭
siv fa: arigatau for suport nya kawan. tolong dukung terus ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!