Quinn, seorang gadis berusia 26 tahun itu memiliki kehidupan yang sempurna. Namun, siapa yang menduga, dibalik kehidupan yang sempurna Quinn sangat terkurung. Sebab sebagai putri seorang mafia membuat Quinn tidak bisa hidup dengan bebas.
Quinn memang memiliki kehidupan yang sempurna. Akan tetapi, Quinn nyatanya sangat apes pada percintaannya. Sekalipun Quinn memiliki harta melimpah dan juga paras rupawan, nyatanya tak bisa membuat Quinn menemukan cinta sejatinya.
Sampai tanpa sengaja, Quinn bertemu dengan Dimitri. Seorang laki-laki berusia 30 tahun itu terus mengganggu Quinn.
Akankah Dimitri bisa meluluhkan hati wanita tangguh dan cerdas seperti Quinn? Lantas bagaimana respon Dimitri ketika dia tahu kalau Quinn adalah putri seorang mafia yang sangat disegani pada masanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29 Hadiah Besar
"Maaf, Tuan. Bukannya kami tidak percaya pada anda. Tetapi ...." Tante Su kembali mengingat apa yang dikatakan Quinn. Wanita itu seperti sangat menghindari Dimitri. Tante Su takut, Quinn akan marah jika dia mengizinkan Dimitri membawanya ke kota. Meskipun memang saat ini keadaan sangat mendesak.
"Tetapi apa?" Dimitri seperti tidak sabar mendengar penjelasan Tante Su.
"Anu Tuan." Tante Su mulai bingung.
"Nona Quinn benci sama pria, Tuan. Terutama pria kota. Itulah alasannya dia memakai cadar ketika anda mendarat di pulau ini!" kata Eli yang entah sejak kapan sudah ada di sana.
"Dia bilang seperti itu?" tanya Dimitri kembali memastikan.
"Ya. Aku tidak mungkin berani berbohong di depan anda." Elu terlihat sangat bersungguh-sungguh.p
Mendengar penjelasan Eli membuat Dimitri terdiam. Dia merasa bersalah saat ini. Sangat-sangat merasa bersalah karena sudah pernah menculik Quinn dan membuatnya trauma.
"Apa dia membenciku? Aku pikir itu sudah cara yang tepat untuk mendapatkannya. Ternyata cara yang pernah kulakukan hanya membuatnya semakin benci padaku dan memandangku sebagai pria jahat.
Berarti selama ini dia tahu kalau aku yang sudah menculiknya. Tadinya aku pikir dia tidak tahu kalau aku yang menculiknya. Dia sudah melompat ke laut sebelum bertemu denganku. Tetapi tidak. Dia wanita yang cerdas. Mana mungkin dia mudah dibodohi," batin Dimitri dengan wajah sedih.
"Tuan, anda baik-baik saja?" Tante Su mengernyitkan dahinya melihat ekspresi Dimitri yang berubah.
"Anda bisa percayakan Quinn pada saya. Memang sejak awal saya yang salah. Saya sudah membuatnya berada dalam masalah. Tolong, izinkan saya membawa Quinn pergi dari pulau ini. Helikopter juga dalam perjalanan ke sini. Tetapi saya takut waktunya terlambat. Kami harus pergi sekarang." Dimitri terlihat memohon. Dia harus berhasil merayu Tante Su agar memberinya izin. Bagaimanapun juga selama ini Quinn di rawat dan tinggal di rumah Tante Su.
Tante Su memandang ke arah Quinn sejenak sebelum menghela napas panjang. "Baiklah. Saya percaya sama anda, Tuan. Setelah Nona Quinn sembuh, maukah anda berjanji untuk membawanya ke sini lagi?"
Dimitri tersenyum lega. "Baiklah. Aku janji akan membawa Quinn ke sini lagi."
Joa hanya bisa diam saja mengetahui Quinn akan berada di kapal yang mereka tumpangi. Dia hanya takut jika Quinn membuat masalah dan dia akan kehilangan anak buahnya lagi. Karena sekarang lagi-lagi mereka membawa Quinn ke kapal saat wanita itu tidak sadarkan diri.
Dimitri bisa mengetahui ekspresi Joa saat itu. Pria itu menepuk pundak Joa sambil tersenyum kecil. "Dia tidak akan merepotkanmu lagi, Joa. Tenanglah!"
Joa menunduk hormat. "Maafkan saya, Bos. Semua sudah siap. Mari kita berangkat."
"Tuan, ada yang ingin kami berikan kepada anda. Bisakah anda ke depan sebentar?" Tuan Yu muncul. Dimitri tidak bisa menolak permintaan pria itu. Dia dan Joa segera pergi meninggalkan ruangan tempat Quinn di rawat mengikuti Tuan Yu.
"Ada apa, Tuan Yu? Saya harus segera pergi." Dimitri memandang ke arah tumpukan berlian yang kini tersedia di atas meja. Pria itu kaget bukan main. Sama halnya dengan Joa. "Apa ini? Darimana kalian mendapatkan benda berharga seperti ini?"
"Ini untuk anda dan Nona Quinn, Tuan. Anggap saja ini ucapan terima kasih kami. Memang jumlahnya tidak seberapa. Tapi, kami harap ini bisa membuat anda mengembangkan bisnis yang anda miliki," jelas Tuan Yu.
"Kalian memiliki benda berharga yang nilainya sangat fantastis tetapi hidup miskin seperti ini?" Dimitri masih tidak habis pikir. Tadinya dia pikir penduduk desa itu sangat menyedihkan. Tetapi kini justru Dimitri baru tahu kalau sebenarnya mereka semua kaya. Tumpukan berlian itu harganya sangat fantastis. Bahkan Dimitri sendiri belum kepikiran untuk mengumpulkan berlian sampai sebanyak itu.
"Sebenarnya ini peninggalan nenek moyang kami, Tuan. Benda ini yang selama ini mereka incar. Sudah cukup banyak nyawa yang dikorbankan hanya untuk melindungi benda ini. Sekarang benda ini akan kami berikan kepada orang yang tepat. Jika benda ini tidak ada lagi di Pulau kami, maka kami bisa hidup dengan tenang."
Dimitri masih belum mau menerima berlian itu begitu saja. "Sebenarnya selama ini saya datang ke pulau ini karena memiliki tujuan tersendiri. Saya tidak tahu apakah kalian ingat pada seseorang atau tidak. Bisa dibilang seseorang yang saya katakan ini usianya bahkan lebih tua daripada Nenek Su. Dia menyimpan bahan untuk membuat senjata api di pulau ini.
Letaknya tidak jauh dari gunung itu. Selama ini saya datang ke sini untuk mengambil benda-benda itu. Karena jumlahnya sangat banyak saya tidak bisa membawanya sekaligus meskipun kapal yang saya bawa sangat besar. Sangat beresiko untuk membawa benda berbahaya seperti itu ke kota.
Kedatangan saya yang kemarin adalah kedatangan saya yang terakhir kalinya. Karena semua benda yang ingin saya bawa dari pulau ini sudah habis tidak tersisa. Tetapi meskipun begitu saya akan tetap mengirimkan Joa untuk mengirim bahan makanan ke pulau ini.
Maafkan saya sebelumnya karena tidak menceritakan masalah ini kepada Anda dan yang lainnya. Saya hanya tidak ingin kalian salah paham dan berpikir kalau sebenarnya saya sedang memanfaatkan kalian saja. Karena pada kenyataannya tidak seperti itu. Saya benar-benar peduli dengan warga desa ini. Bahkan ketika pertama kali saya menginjakkan kaki ke desa ini saya sama sekali tidak menyangka kalau ternyata Pulau ini berpenghuni." Dimitri berusaha keras untuk menjelaskan semuanya agar warga desa tidak salah paham.
"Tuan, untuk apa anda minta maaf? Tanpa Anda menjelaskannya kami juga sudah tahu kalau Anda benar-benar pria yang baik. Pertarungan demi pertarungan yang pernah anda lakukan demi melindungi Pulau ini sudah membuktikan kalau anda tulus menolong kami. Dan soal senjata yang anda katakan tadi saya memang tidak tahu. Pulau ini sangat luas. Ada banyak sekali rahasia yang disimpan di Pulau ini. Tetapi meskipun begitu anda tidak boleh menolak pemberian kami. Bawalah berlian ini ke kota. Gunakan dengan sebaik mungkin untuk mengembangkan bisnis anda dan jangan lupa untuk memberikannya kepada Nona Quinn juga. Kami akan senang jika anda menerimanya."
Dimitri menghela napas panjang. Sebenarnya ia tidak mau. Tetapi melihat ekspresi kesedihan di wajah Tuan Yu membuatnya mau tidak mau harus membawa tumpukan berlian itu ke kapalnya. "Baiklah, saya sudah tidak punya waktu banyak lagi. Saya harus segera membawa Quinn pergi dari sini. Terima kasih atas sambutan Anda setiap kali saya datang ke pulau ini Tuan Yu."
Tuan Yu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Terima kasih juga atas perlindungan Anda selama ini Tuan Dimitri!"