SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25. BERCERITA
Rosetta mengalihkan pandangannya dari Dante, berusaha tenang walau gagal. Ia mengumpati dirinya sendiri yang bisa terpancing oleh Dante yang jelas ingin tahu tentang Rosetta. Gadis itu kesal karena ayahnya akan membangun perusahaan cabang di negara yang akan menghancurkan bisnisnya, sehingga Rosetta tidak bisa menahan diri untuk tidak panik karena takut kalau ayahnya benar-benar akan membangun cabang usaha di Brasil.
"Kau tahu kalau kau tidak bisa berbohong pada pamanmu ini, kan? Kau pikir Uncle tidak memerhatikanmu akhir-akhir ini kalau gelagatmu berbeda. Mungkin kau bisa menipu ayah dan ibumu tapi tidak dengan Uncle. Jadi, mau ceritakan bagaimana kau bisa mengerti tentang semua itu, Rose?" ujar Dante dengan nada lembut, tidak ingin membuat keponakannya ini tertekan.
Gadis itu tidak tahu harus berkata apa, jelas kalau ia menjawab artinya ia harus mengatakan yang sejujurnya. Dan Jacob melarang Rosetta untuk menceritakan tentang dirinya yang kembali ke masa lalu. Tidak ingin sampai hal itu justru menjadi senjata makan tuan di masa mendatang. Informasi dari masa depan adalah hal tabu untuk untuk dibeberkan, karena bisa mengacaukan tatanan dunia yang tidak seharusnya terjadi.
"Rose? Apa kau tidak percaya denganku? Rose yang paling tahu Uncle orang seperti apa. Uncle hanya ingin tahu bagaimana Rose bisa berubah sedrastis ini, padahal Rose dulu bukan tipe anak yang seperti ini. Bukan berarti Uncle bilang kalau Rose tidak pintar, tapi beberapa bulan ini Uncle mendapati kalau Rose sedikit berbeda. Rose yang selalu banyak bermain dan tertawa tiba-tiba jadi diam dan suka memikirkan hal yang entah apa. Beberapa kali juga Uncle dapati kalau Rose memberikan melakukan hal yang seolah Rose tahu maksud melakukannya, seperti menyudutkan teman Daddy-mu bernama James. Uncle hanya tidak ingin keponakanku mengalami sesuatu yang berbahaya. Rose, Rod, dan Lucas sudah seperti anak Uncle sendiri sejak dulu," jelas Dante lembut.
Rosetta lupa kalau pamannya ini adalah orang yang observatif, tidak ada hal yang luput dari perhatiannya. Seharusnya Rosetta lebih hati-hati dan waspada akan gelagatnya. Seperti yang Dante bilang kalau Rosetta mungkin bisa mengelabui orang tuanya tapi tidak dengan Dante. Ia bahkan tidak bisa lupa betapa luar biasanya Dante di masa itu, ketika pamannya ini berhadapan dengan orang-orang yang akan mengambil kekuasaan Lorenzo. Dante adalah satu-satunya orang yang tidak gentar, bahkan berkat bantuannya juga Rosetta dapat memulihkan kembali Lorenzo dan mengembalikannya ke ayah Rosetta.
"Rose? Apa sesulit itu untuk memberitahu pamanmu ini? Uncle janji akan merahasiakannya dari orang tuamu dan semua orang jika itu yang kau butuhkan. Tapi Uncle tidak mau menjadi orang yang buta dan tidak tahu apa yang terjadi padamu," bujuk Dante.
"Uncle tidak akan percaya kalau aku beritahu sekali pun," ucap Rosetta dengan kepala tertunduk. Ia tidak ingin bercerita tapi ia juga tidak ingin membohongi pamannya ini.
"Ikut Uncle, kita mengobrol di teras samping saja," ajak Dante yang langsung menggendong Rosetta dan pergi menuju ke teras samping.
Rosetta kini duduk di pangkuan pamannya. Bisa ia rasakan semilir angin menyapa dirinya. Tidak terlalu dingin karena matahari sedang riang hari ini, justru tampak nyaman dengan bayangan pohon menyamarkan jarak antara sinar matahari dengan teras.
"Uncle akan dengarkan dengan baik apa pun yang akan kau katakan. Bahkan jika Rose berubah menjadi gurita dengan kaki sepuluh juga Uncle akan percaya," kata Dante untuk mencairkan suasana.
"Aku jadi monster menyeramkan kalau begitu," protes Rosetta.
Dante tertawa kecil seraya menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi, siap mendengarkan cerita dari Rosetta.
Ya, Rosetta rasa tidak masalah jika ia bercerita kepada pamannya ini. Karena bagaimana pun ia juga membutuhkan bantuan dari orang paling penting jika ingin menyelamatkan perusahaan Lorenzo dan juga yang akan terjadi kedepannya. Semakin banyak bantuan dari orang yang dipercaya, itu akan semakin memudahkan Rosetta untuk menghalau segala keburukan yang akan datang.
"Aku kembali dari masa depan," ucap Rosetta ragu, melirik sang paman untuk melihat reaksinya.
"Masa depan?" Dante bingung dengan kalimat yang diucapkan oleh Rosetta.
Gadis itu mengangguk, dan perlahan mulai menceritakan yang terjadi padanya di masa depan dulu. Bagaimana ia terperangkap dalam ucapan orang-orang sekitarnya sehingga membuatnya diperalat oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Rosetta bahkan sempat terhenti sebentar ketika ia harus menceritakan bagaimana kehancuran dari Lorenzo sampai harus meninggalkan keluarganya demi memperbaiki kesalahannya.
Lagi. Perasaan menyedihkan dan tragis itu kembali menyelimuti Rosetta saat menceritakan semua itu. Hari-hari kelam dan sendirian gadis itu benar-benar seperti mimpi buruk yang akan selalu ia ingat seumur hidupnya. Rasa ingin pulang dan bertemu seluruh keluarganya selama bertahun-tahun namun ia tidak bisa sampai kesalahan yang dibuatnya benar-benar selesai. Namun ketika Rosetta berada di garis akhir jurang putus asanya, dan berpikir bisa pulang, ia justru harus mengecap rasanya kematian. Sampai Rosetta kembali terbangun dalam tubuh kecil ini.
Senyum Dante menghilang sepenuhnya ketika mendengarkan keseluruhan cerita Rosetta. Wajah pria itu memucat. Ada rasa tidak percaya dan berharap kalau gadis kecilnya ini hanya mengarang, tapi jelas kalau Rosetta tidak berbohong akan semua ceritanya.
"Sudah kukatakan kalau ini sulit dipercaya. Anggap saja itu mimpi burukku saja," kata Rosetta yang mencoba untuk tersenyum, berharap kalau pamannya ini hanya menganggap itu semua karangan anak-anak yang penuh imajinasi.
Namun Dante justru memeluk Rosetta begitu erat. Wajahnya seperti orang panik, penuh kekhawatiran bahkan takut pada air muka pria itu. Jantungnya berdetak kencang seolah takut kalau keponakannya ini akan menghilang kapan saja setelah menceritakan hal tersebut. Ketika Rosetta dapat kembali maka Rosetta pun dapat pergi, itulah yang dipikirkan oleh Dante.
"Uncle?" Rosetta bingung dengan reaksi pamannya.
"Seharusnya kau menceritakan ini padaku sejak awal. Pada orang tuamu. Itukah alasan beberapa bulan lalu kau sampai terlihat stress luar biasa dan sakit? Kenapa menanggung semua itu sendirian! Tidak peduli apa pun yang terjadi kau adalah keluarga kami, kau Lorenzo! Walau kau di masa itu kau membuang nama Lorenzo, kau tetaplah Lorenzo! Jika aku dapat bertemu dengan diriku di masa itu aku akan memukulnya dengan keras karena membiarkanmu berjuang sendirian selama bertahun-tahun. Kau ... harusnya memberitahu kami, Rose. Kami keluargamu, tidak peduli kau bahkan menghancurkan dunia sekali pun, kau tetaplah keponakanku, kau keluargaku, kau Lorenzo," ujar Dante penuh emosional.
Rosetta terkejut mendengar ucapan dari pamannya, tidak menyangka akan mendapatkan reaksi seperti ini. Bagaimana ia berkali-kali mengucapkan kalau Rosetta adalah Lorenzo, tidak peduli setelah mendengar apa yang telah Rosetta perbuat, rasanya benar-benar kalau Rosetta adalah milik Lorenzo sepenuhnya. Hal yang tidak pernah ia percaya kalau ia bagian dari Lorenzo di masa itu.
"Orang tuamu harus tahu," kata Dante.
"Tidak! Jangan!" tolak Rosetta langsung.
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin membuat mereka khawatir. Biarkan mereka hidup tenang di masa ini. Biar aku yang memperbaiki semuanya. Melihat kalian dan menghabiskan waktu dengan kalian saja sudah cukup untukku. Aku sudah membuat keluargaku hancur dan hidup dalam teror dulu, dan aku hanya ingin kalian hidup tenang," jawab Rosetta.
"Kau benar-benar bodoh, Rose. Benar-benar keponakanku yang bodoh, dan baik hati," Dante memeluk Rosetta erat, mengelus punggung gadis itu dengan lembut. Begitu banyak hal yang dilalui oleh gadis kecil ini, dan sekarang ia harus melewati hari dengan ingatan dua puluh tahun ke depan. Itu bukanlah hal yang mudah.
Rosetta membalas pelukan Dante dan berkata, "Berjanjilah untuk tidak memberitahu yang lain, Uncle. Cukup kita berdua saja. Ah, Uncle Jacob juga tahu tentang hal ini. Dia sama sepertimu, entah bagaimana bisa tahu kalau aku 'tidak sama'."
"Jacob tahu tentangmu juga? Kurasa aku tidak terkejut karena dia orang yang selalu memerhatikan hal kecil. Dia dan aku tahu itu karena kau begitu penting untuk kami, Rose. Kau bukan anggota keluarga yang cacat dan tidak berhak dicintai. Kau Rose kami. Kau keponakan kami, yang sudah seperti anak kami sendiri. Jadi kalau ada yang berbeda denganmu pasti kami tahu," kata Dante.
"Aku bersyukur Mommy dan Daddy tidak sepeka kalian," ucap Rose dengan tawa kecil. "Jika mereka sadar, aku tidak akan berani untuk menceritakan masalah ini sedikit pun. Aku tidak akan punya muka untuk melihat mereka jika mereka sampai tahu," sambungnya.
"Percayalah, aku yakin di masa itu orang tuamu pasti begitu mengkhawatirkamu. Kau berada di tempat yang jauh dan selalu berpindah-pindah, karena kau kau tidak dapat melihat bagaimana usaha mereka menemukanmu," kata Dante, mengelus kepala Rosetta. Masih tidak percaya kalau keponakan kecilnya ini telah melewati hal gila, lebih buruknya harus mengulangi hidup yang sama dari awal lagi.
"Uncle mau membantuku, kan. Aku tidak ingin Lorenzo jatuh lagi ke tangan orang-orang itu. Dan aku juga belum tahu siapa dalang utama di balik semua itu. Karena James dan Elijah hanya pion. Tidak mungkin mereka dapat menggerakkan sebuah organisasi seberbahaya itu," Rosetta berkata dengan mengingat orang-orang yang berhubungan dengan pada sindikat itu.
"Tentu. Uncle akan membantumu. Justru Uncle akan marah kalau sampai tahu kau melakukan semua itu sendirian. Uncle yang akan bermain peran sebagai orang dalamnya, karena Uncle tangan kanan langsung ayahmu, dan Uncle akan membantu mengarahkan ayahmu ke arah yang tepat mengingat ia tidak tahu akan hal ini atau pun masa depan," setuju Dante.
"Terima kasih, Uncle," ucap Rosetta tulus. "Uncle Jacob akan membantu di bagian cyber dan Uncle yang akan membantu di bagian perusahaan. Setidaknya ini sudah cukup untukku," sambungnya.
"Tidak, itu masih kurang. Kami akan membantu juga."
Suara tersebut membuat Dante dan Rosetta menoleh. Sampai keduanya terkejut ketika mendapati dua orang berdiri di ambang pintu terang, menatap gadis itu dengan wajah serius namun lembut.
Rosetta seperti ingin menangis sekarang ketika ia tidak menyangka kalau ada orang yang mendengarkan ceritanya. Namun ia merasa takut kalau sesuatu terjadi pada mereka semua, sama seperti Rosetta di masa itu.
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
lagiiiiii
lagiii
up
up
up