Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.
Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.
"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"
Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?
Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Pak Lurah gelagapan mendengar pertanyaan dari istrinya, dia tidak menyangka kalau wanita itu akan mendengar niatnya. Wajah pria itu sudah pucat, tetapi dengan cepat pak Lurah menetralkan wajahnya kembali.
Pria itu baru saja memiliki niatan enak kepada Mirna dan juga Asih, tentu saja istrinya itu tidak boleh tahu. Dia belum bertindak apa-apa, jangan sampai belum mendapatkan apa pun tetapi sudah keburu mendapatkan kesialan dari istrinya tersebut.
Pria itu tersenyum dengan begitu manis, lalu kedua tangannya terulur untuk memainkan kedua bola kenyal yang sudah tidak sekal itu.
"Beberapa hari ini Bunda kaya kurang sayang gitu loh sama Ayah, jadi Ayah berpikir kalau sepertinya harus ke dukun untuk melet Bunda. Biar Bunda cinta lagi sama Ayah, biar perasaan Bunda itu bergelora seperti saat kita menikah dulu."
Kata-kata yang keluar dari mulut pria itu begitu manis sekali, bu Lurah sampai tersenyum-senyum mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya tersebut.
"Ayah bisa aja, Bunda itu cinta banget sama Ayah. Gak mungkin bisa berpaling, Ayah nggak perlu pergi ke dukun untuk melet Bunda. Bunda itu bukan ikan, gak butuh pelet."
Wanita itu dengan cekatan turun dari pangkuan pria itu, lalu dia membuka kain yang menutupi area bawah suaminya. Bu Lurah kembali naik ke atas pangkuan suaminya dan memberikan service untuk suaminya tersebut.
Pria itu sampai lupa sedang berbalas pesan dengan Mirna, banyak sekali pesan chat dari Mirna. Beruntung ponsel milik pria itu dalam mode silent, kalau tidak pasti bu Lurah akan tahu kalau suaminya itu kini sedang berencana untuk melakukan enak-enak bersama dengan menantunya.
"Servis Bunda memang terbaik," ujar Pak Lurah setelah mereka selesai melakukan ritual panas menjelang pagi ini.
"Biar Ayah puas, tapi Bunda lelah. Bunda mau bobo," ujar Bu Lurah.
"Iya, Sayang." Pak Lurah menyelimuti tubuh polos istrinya, dia kecup dan dia elus punggung wanita itu sampai tidur pulas.
Melihat istrinya yang sudah tertidur dengan pulas, pak Lurah turun dari tempat tidur dan mengambil ponselnya. Dia melihat banyaknya rentetan pesan dari Mirna.
"Mau ketemuan di mana?"
"Bagaimana kalau ketemuannya secepatnya saja?"
"Ayah kenapa nggak bales pesan Mirna?"
"Ayah cuma mau mainin perasaan Mirna ya?"
"Awas aja kalau cuma ngeledek aja!"
"Mirna marah, Mirna mau pindah aja. Gak mau tinggal sama Ayah, Ayah jahat!"
Kaget sekali dia membaca semua pesan yang dikirimkan oleh Mirna, tetapi di satu sisi dia juga merasa senang karena digilai oleh wanita muda. Dia tidak peduli kalau itu adalah menantunya, yang pasti dia akan menikmati hari-harinya bersama dengan Mirna sebelum dia bisa mendapatkan Asih.
"Ya ampun, ternyata dia itu sangat tidak sabaran."
"Maaf, Sayang. Tadi ada bunda kamu bangun, jadi Ayah nggak mau ambil resiko. Kalau mau, kita ketemuan sekitar jam sepuluh. Tapi ketemuannya di luar kota, ayah akan kirim alamatnya."
Dia dengan cekatan mengetikkan pesan untuk Mirna, tak lama kemudian dia mendapatkan pesan balasan dari wanita itu.
"Iya, aku maafin. Buruan kirim alamatnya, aku sudah tidak sabar."
Pak Lurah tersenyum-senyum mendapat balasan pesan dari Mirna, dia langsung mengetikkan alamat di mana mereka akan bertemu. Di sebuah penginapan yang ada di luar kota.
"Jangan lupa dandan yang cantik, biar Ayah makin cinta."
Setelah mengirim pesan itu, pak Lurah memutuskan untuk mandi saja. Dia bahkan merapikan beberapa baju ganti dan disimpan di dalam mobil, hal itu dia lakukan untuk keperluannya nanti.
**
"Loh, kok Ayah udah siap aja? Mau kerja?"
Bu Lurah begitu kaget melihat suaminya sudah rapi dengan memakai seragam kerjanya, karena pria itu masih ada cuti tiga hari lagi. Selain itu, mereka baru tidur pukul empat pagi.
Bisa-bisanya pria itu jam tujuh sudah terlihat rapi dan juga tampan, padahal kalau sudah lembur seperti itu, dia akan bangun siang dan izin masuk telat kalau hari kerja sekalipun.
"Ada warga ngeluh jalanan rusak, jadi mau Lit ke sana. Takutnya nanti ada yang ngadu kalau kerjaan Ayah itu jelek," jawab Pak Lurah sambil mengecup kening istrinya.
Bu Lurah tentunya bangga dengan apa yang dikatakan oleh suaminya, dia juga senang dengan apa yang dilakukan oleh suaminya itu.
"Ya udah, kalau gitu Ayah sarapan dulu. Biar gak lemes," ujar Bu Lurah sambil menatap milik pria itu. Lalu, tanpa ragu mengelusnya.
"Bunda genit," ujar pak Lurah. Lalu keduanya tertawa dan memutuskan untuk sarapan pagi.
Setelah selesai sarapan, pak Lurah langsung pergi ke sebuah penginapan. Tempat di mana dia sudah janji temu dengan Mirna, selama perjalanan menuju luar kota wajahnya nampak berseri-seri.
"Di mana dia ya?" tanya Pak Lurah setelah sampai di sana.
Karena Mirna belum memberitahukan di mana kamar yang sudah disewa oleh wanita itu, pak Lurah akhirnya memutuskan untuk menelpon Mirna. Setelah tahu di mana kamar yang disewa, pak Lurah dengan penuh semangat melangkahkan kakinya menuju kamar paling pojok yang ada di penginapan itu.
Tok! Tok!
"Sayang," panggil Pak Lurah dengan begitu lembut setelah dia mengetuk pintu beberapa kali.
"Masuk aja, Yah. Pintunya nggak dikunci," jawab Mirna dari dalam kamar itu.
Pak Lurah kegirangan mendengar suara Mirna, lalu dia membuka pintu kamar tersebut. Matanya langsung membulat dengan sempurna ketika melihat Mirna yang kini sudah ada di atas ranjang.
Wanita itu memakai lingerie yang begitu seksi, lekukan tubuhnya terlihat dengan begitu jelas. Dia juga saat ini sedang berpose dengan menantang, tentu saja hal itu membuat pak Lurah tidak sabar untuk segera bercumbu dengan wanita itu.
"Tutup pintunya, Ayah." Mirna mengedipkan sebelah matanya.
Pak Lurah menelan ludahnya dengan kasar, lalu dia menutup pintu kamar itu dan menguncinya dengan rapat. Setelah itu dia langsung melucuti pakaiannya dan melemparkannya ke arah sembarang.
Mirna sampai tertawa senang karena pak Lurah bertingkah seperti itu, jauh sekali dengan tingkah Rahmat yang setelah menikah justru malah mengacuhkan dirinya.
"Kamu cantik sekali, Sayang."
Pak Lurah dengan tidak sabarnya naik ke atas ranjang, dia menyatukan bibirnya tanpa ragu dengan bibir Mirna. Keduanya begitu bergelora. Keduanya lupa dengan status masing-masing yang sudah memiliki pasangan.
"Ayah sangat luar biasa," ujar Mirna.
Keduanya baru saja selesai melakukan kegiatan panas siang itu, keduanya ada dalam keadaan polos dan saling memeluk. Jari tangan Mirna dengan lihainya mengusap dada pak Lurah.
"Puas kamu dengan servis Ayah?"
Tangan pak Lurah juga tidak kalah nakal, tangan itu terus bermain dengan ujung dada Mirna yang ternyata bisa membuat dia sangat bergelora.
"Puas dong, Ayah lebih perkasa daripada Rahmat. Rahmat gak sehebat Ayah," puji Mirna.
"Bisa aja kamu," ujar Pak Lurah yang langsung menindih tubuh Mirna kembali.
Keduanya kembali melakukan ritual panas, hingga sore hari tiba keduanya memutuskan untuk membersihkan diri. Lalu, mereka segera keluar dari penginapan itu dan berencana akan segera pulang.
"Kita pulangnya nggak boleh bareng, takutnya nanti malah ketahuan kalau kita memiliki hubungan."
Pak Lurah hendak masuk ke dalam mobilnya, Mirna memeluk pak Lurah dan seakan begitu enggan untuk berpisah dengan pria itu.
"Iya, tapi nanti harus hubungi Mirna. Jangan sampai tidak," ujar Mirna sambil mengelus-elus perut pak Lurah.
"Iya, Sayang." Pak Lurah menjawil dagu Mirna.
Tanpa keduanya sadari, tidak jauh dari sana ada Asih. Wanita itu sedang janji temu di kota tersebut dengan seorang pemilik orkestra, dia ingin emang ngajak kasih untuk bergabung dengan orkestra miliknya.
"Bukannya itu pak Lurah dan juga Mirna?" tanya Asih yang langsung mengabadikan momen itu lewat video dan juga beberapa jepretan foto.
Wanita itu awalnya merasa kaget melihat apa yang ada di hadapannya itu, tetapi tidak lama kemudian wanita itu menggelengkan kepalanya.
"Ayah mertua dan juga menantu sama-sama bejatnya, apa perlu aku mengirimkan foto dan video ini kepada Rahma?" tanya Asih.
*
Mak Othor lagi meriang, BESTie. Minta doanya biar cepet sembuh, biar bisa up banyak lagi 🥰
niat hati mau menutupi perbuatannya justru dengan kata-katanya malah menunjukkan kalau pak lurah ada sesuatunya dengan Mirna... ini kayak senjata makan tuan... wkwkwkwkwkwk....
jadi bukannya Rahmat percaya, dia malah makin curiga...
banyak-banyakin minum air putih kak...