NovelToon NovelToon
Pernikahan Status

Pernikahan Status

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Juwita Simangunsong

Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.

Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.

Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.

Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Akhirnya Aku sampai dirumah dan aku langsung membuka pintu rumah ku perlahan. Sepatu hak tinggi yang sejak tadi menekan kaki ku akhirnya bisa aku lepas. Rumah terasa sepi tak ada suara. Tapi tiba-tiba suara Alvin menggelegar memanggil ku.

“MAAAAMAAAA!!”

Suara cempreng tapi penuh semangat itu membuat aku kembali tersenyum lebar, penat dan lelah ku seolah hilang terbang dan melayang ke udara bersama teriakan Alvino.

Alvino berlari menghampiri aku, membawa robot mainannya yang kepalanya sudah copot dari tubuhnya.

“Mama telat! Aku udah mau tidur, tahu!” katanya kesal, lalu memeluk kaki ku erat-erat seolah takut aku pergi lagi dan tidak kembali.

Aku mengangkat tubuh Alvino dan mendekapnya sambil menutup mata. “Maaf, Sayang. Mama pulangnya agak malam. Mama kantornya jauh sekarang jadi Mama butuh waktu lebih lama sampai dirumah...”

Alvino mencium pipi ku dengan keras-keras“Gara-gara bos mama yang baru itu ya? Mama pulang malam? Alvino akan kirim om bos Mama surat ya?. Biar Mama tidak pulang malam lagi dan kembali ke kantor Opa, boleh kan ma?”

Aku mengerutkan kening ku, tertawa kecil.“Boleh Sayang. Nanti Mama bantu buat surat nya.”

Alvino memasang wajah serius. “Besok aku mau ke kantor Mama. Aku mau ketemu dengan Pak Api dan mau marahin dia.”

“Bukan Pak Api sayang, tapi Pak Adipati. Tapi, kenapa kamu mau marahin dia?”

“Dia nyuruh Mama kerja jauh dari rumah. Sampai Mama capek, dan aku di rumah sendirian. Itu jahat Mama!”

Anya tersenyum haru. Ia duduk di sofa, memeluk Alvino erat.

“Tapi itu sudah jadi kerjaan Mama, Sayang. Bukan salah siapa-siapa, memang kerjaan Mama yang banyak.”

“Tetap aja! Bos yang jahat tuh... nyuruh Mama Alvino kerja jauh dari rumah. Jadi tidak bisa pulang cepet dan bacain cerita dongeng untuk anaknya.”

Anya tertawa kecil sambil mengelus rambut anaknya. “Alvino sayang banget ya sama Mama? Sampai harus marah - marah begitu?”

“Banget , Alvino sayang banget ke Mama! Jadi, boleh ya aku marahin bos Mama itu?”

“Nggak usah dimarahin sayang, cukup doakan aja bos Mama itu supaya dia sadar... kalau dia jangan bikin anak-anak jauh dari mamanya.”

Alvino berpikir keras. “Tapi kalau dia tetap bandel dan tidak mau, bagaimana. Pokonya aku harus mau kirim surat ke bos Mama itu dan aku juga harus ke kantor Mama dan langsung ngomong ke bos Mama itu. Biar dia tidak macem - macem. Karena bos sesungguhnya Mama itu aku.”

“Hah?” Anya geli. “Ia juga ya, bos Mama itu kamu ya sayang?”

“Iya. Bos Alvino namanya!”

Anya tertawa makin keras sambil memeluk Alvino. “Yaudah, nanti Mama ajak Al, ke kantor Mama ya sayang .”

“Janji!”kata Alvino membuat janji pada.

Anya menatap wajah anaknya. Lelah di tubuhnya seperti larut begitu saja. Dunia boleh menyusahkan, tapi rumah... dan Alvino, selalu jadi tempat kembali terbaik.

***

Adipati tengah duduk di ruangannya, menatap berkas-berkas di mejanya yang sudah menumpuk. Sejak kemarin, pikirannya terus terganggu dengan wanita yang sampai saat ini masih dia cintai. Ia ingin terlihat tegas pada Anya agar dia tidak membiarkan orang lain masuk kekantor nya seperti kemarin, tapi bayangan wajah lelah Anya dan tatapannya yang dingin terus menghantuinya.

Jeremiah, yang merupakan asisten pribadi Adipati, masuk membawa dokumen.

“Pak, ini ada surat yang saya dapatkan didepan pintu ruangan Bu Anya. Sepertinya ini bukan surat penting, karena tulisannya seperti tulisan tangan anak - anak.”kata Jeremiah sambil menunjukkan surat dengan amplop yang berwarna warni.

Adipati menaikkan alis“Surat dari Anak kecil? Ohh mungkin surat itu punya anak ibu Anya.”kata Adipati sambil memegang surat itu di tangannya.

“Di amplop ini juga tertulis dari bos Alvino.”Jeremiah mencoba menjelaskan pada Adipati bosnya.

Adipati langsung kaget "Alvino? " Adipati terdiam dan sejenak berpikir "Oh berarti nama anak Anya itu Alvino?”kata Adipati dalam hati.

Ia mulai membuka amplop kecil itu. Kertasnya dihias gambar dinosaurus dan coretan warna-warni. Ia membukanya pelan, dan membaca dalam hati.

Isi surat Alvino.

Untuk Bos Baru Mama Pak Adipati di tempat.

Nama saya Alvino, umur saya 5 tahun. Saya anak dari Mama Anya yang sekarang disuruh ngantor jauh dari rumah kami.

Saya hanya mau buka ke Om, kalau Alvino tidak suka Mama kerja jauh dari rumah. Mama capek, Mama jadi sering telat pulang, dan saya sedih karena harus tidur sendirian. Mama juga jadi tidak bisa bacain dongeng setiap malam sebelum Alvino tidur.

Kata Mama, Bos Mama adalah orang baik. Tapi kalau baik, kenapa nyuruh Mama kerja jauh sih Om?

Jadi, saya mohon... tolong izinkan Mama kerja ditempat Opa saja seperti dulu. Atau om bos mama saja yang kerja dari kantor Opa. Om bos Mama kan laki laki jadi lebih kuat dari Mama.

Karena Mama adalah orang tua Alvino satu satunya. Kalau Mama capek kasihan Om. Alvino juga ikut sedih. Dan Alvino tidak suka liat Mama sedih karena harus kerja jauh - jauh.

Terima kasih. Hanya itu yang ingin Alvino sampaikan. semoga om bos Mama mengerti.

Hormat saya,

 Alvino

Adipati tidak bisa berkata-kata setelah membaca surat dari Alvino itu. Dia hanya tersenyum-senyum melihat tulisan tangan Alvino. Adipati berpikir surat itu pasti jatuh dari tas Anya.Tapi jauh di lubuk hati Adipati dia merasa bersalah.

“Sepertinya aku menyakiti Anya... sampai anaknya pun ikut marah padaku,” gumam Adipati lirih.

Ia berdiri, berjalan ke jendela ruangannya. Dari kaca itu, seperti biasa, ia bisa melihat ruangan Anya yang kini kosong karena Anya sedang menghadiri pertemuan dengan rekan bisnisnya.

Tiba-tiba senyum kecil muncul di bibirnya.

“Baik,Alvino. Kamu menang hari ini dan saya akan suruh Mama kamu pulang lebih awal. Seperti nya permintaan kamu bisa dipertimbangkan kalau aku yang harus ke kantor Opa kamu berkerja.”

Adipati kembali membayangkan wajah Alvino, entah mengapa dia ingin sekali bertemu dengan Alvino. Padahal dia tahu kalau Alvino bukan siapa siapa nya Adipati. Tapi keinginan untuk bertemu dengan Alvino begitu besar dan dia sudah merencanakan untuk berkunjung kerumah orang tua Anya. Kalau Anya tidak menerima dirinya paling tidak dia bisa

bertemu dengan Papa dan Mama Anya.

***

Adipati akhirnya datang kerumah orang tua Anya. Dia duduk di sofa, gugup namun berusaha tenang. Tak lama, Alvino muncul dari arah dalam rumah, berdiri dengan tangan menyilang, ekspresi wajahnya serius dan dingin saat berhadapan dengan Adipati.

Alvino dengan suara tegas langsung mengintimidasi Adipati dengan tatapan sinis“Jadi… Om ini bos Mama, ya?”

Anya yang sedang berdiri di samping dinding langsung membeku. Adipati perlahan bangkit dari duduknya.

Adipati kaget dengan pertanyaan Alvino yang tiba tiba itu“Kamu pasti Alvino, iyakan ...?”

Alvino dengan suara meninggi“Aku tadi dengar Mama panggil Om dengan sebutan bos. Iya kan Om?"

" Iya Om namanya Adipati. Kita kenalan dulu ya?" Adipati mengulurkan tangannya tapi Alvino tidak mau membalas uluran tangan Adipati itu.

" Aku tidak mau kenalan sama Om karena Om jahat sama Mama.”kata Alvino sambil membuang wajahnya.

Adipati mencoba merayu Alvino dengan suara lembut“Alvino, sebaiknya kita kenalan dulu. kalau kita kenal baru kita omongin semua nya.”

"Om jahat! Karena Om, Mama ninggalin aku sendiri di rumah. Malam-malam aku tidur sendirian. Aku takut! Om.”

Anya menutup mulutnya, matanya berkaca-kaca. Adipati berusaha mendekat, tapi Alvino mundur satu langkah.

"Om udah baca suratku?" tanya Alvino pada Adipati.

Adipati terdiam sejenak, lalu mengangguk perlahan. Dengan suara parau Adipati menjawab“Sudah. Itu alasannya Om ada di sini.”

Alvino masih marah, tapi matanya mulai berkaca-kaca“Kalau Om udah baca… kenapa nggak bales? Aku nulis pakai pensil kesayanganku, Om. Aku nulis pakai hati tahu supaya Om balas. Mama enggak tahu kalau aku tulis surat itu dan memasukkannya ke tas Mama.”

Adipati terdiam, lalu berlutut di hadapan Alvino“Maaf Om nggak bisa balas surat itu. Karena Om tidak tahu harus kasih ke siapa surat balasan nya. Karena Mama kamu nggak tahu kalau surat kamu itu sudah Om baca. Makanya Om langsung kesini mau ketemu dengan kamu.Om juga minta maaf karena keputusan Om buat Mama kerja di luar kota ternyata nyakitin hati kamu.”

Dengan suara pecah Alvino berkata“Om sih tidak punya anak … cuma tahu tentang kerjaan. Jadinya Om nggak tahu rasanya bangun pagi nggak lihat Mama. Pulang sekolah rumah sepi. Nggak ada yang bacain aku cerita.”

Adipati terdiam, menunduk“Sekarang Om sudah tahu. Dan Om minta maaf.”

" Kalau Om benar-benar minta maaf… Om harus janji.”kata Alvino dengan suara lantang.

"Janji? Janji apa? Adipati bingung.

" Mama jangan jauh-jauh lagi ya ngantor nya Om? Aku butuh Mama…”ucap Alvino lirih.

Anya meneteskan air mata diam-diam. Dari belakang, Pak Leonard dan Bu Marissa berdiri terpaku, mendengar semuanya. Jujur pemandangan itu membuat aku sebagai ibu Alvino tak kuasa menahan rasa yang berkecamuk di dalam dada ku, tak kala melihat interaksi antara Adipati dengan Alvino.

Adipati menyentuh bahu Alvino“Om janji… Mama kamu akan kerja di kota ini lagi dikantor Opa kamu. Om akan atur semuanya.”

" Beneran ya Om?" kata Alvino dengan suara menyakinkan kalau yang dia dengar itu benar.

" Iya Om janji." kata Adipati dengan penuh keyakinan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!