Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Polos atau Bodoh
"Nggak nggak, Anya nggak setuju" ucap Anya yang saat ini duduk di ruang tamu sambil menatap kesal ke arah kedua orang tuanya.
"Ini kan demi kebaikan kamu Sayang" ucap Nadin.
"Iya lagian, jarang-jarang loh ada dosen yang menawarkan diri untuk menjadi guru les Private untuk mahasiswanya." ucap Alex menambah.
"Terserah pa ma. Anya nggak mau" ucap Anya kesal.
"Kenapa sayang. Apa alasanmu nggak mau?" Tanya Nadin.
"Dia dosen yang paling nyebelin yang pernah Anya kenal. Dia juga aneh, Anya nggak mau" ucap Anya Tegus pada pendiriannya.
"Anya, kamu harus mau. Tidak ada tapi-tapian. Kamu tahu, Rangga itu kolega papa. Papa nggak mau ada citra buruk nantinya. Jadi kamu harus mau. Tidak ada tapi-tapian" ucap Alex kemudian pergi meninggalkan Anya dengan amarah.
"Kamu sih Anya. Pakai acara nolak segala. Kamu tahu sendiri papa kayak gimana" ucap Antarez.
"Hmmm, tapi kak" ucap Anya sedih.
"Udahlah, jalani saja. Nanti juga dosen itu nggak bakal betah ngajarin kamu kan seperti guru les sebelum-sebelumnya" ucap Antarez.
"Bener juga apa yang dia bilang" ucap Anya kemudian tiba-tiba sumringan.
"Oke deh Ma. Aku mau" ucap Anya dengan senyuman nakal sejuta rencana.
***
Seperti biasa, hari ini Anya telat lagi. Dia sudah berlarian dari lobi sampai ke kelas. Namun dia tetap saja telat, dan saat ini berdiri di depan kelasnya.
"Kamu kenapa senang sekali telat sih Anya" ucap pak Joko.
"Ma-maaf pak. Tadi saya mandi dulu, makan dulu, dan panasin motor pak" ucap Anya.
"Kamu pikir yang lainnya nggak mandi dan makan dulu?" Tanya Pak Joko.
"Tapi saya lama pak. Satu suap bisa dikunyah 5 menit. bapak bayangin saja berapa lama untuk saya makan saja" ucap Anya.
"Kamu ini bener2 ya. Keluar sana. Kamu hanya bikin emosi saja" ucap Joko.
Anya pun langsung menurut dan keluar begitu saja.
Pak Joko pun hanya bisa mengelus dadanya.
Saat di luar, Anya langsung bertemu dengan Rangga yang sepertinya mengejar di ruang sebelah.
Rangga terdiam sesaat saat melihat Anya.
"Pak, ada kuliah juga?" Tanya Anya basa basi.
"Hmm" ucap Rangga kemudian berlalu begitu saja.
"Pak, bapak jadi guru les private saya?" Tanya Anya sambil mengikuti Rangga yang saat ini sepertinya pergi ke toilet.
"Hmmm" hanya itu saja yang keluar dari mulut Rangga sedari tadi.
"Bapak, hmm hmm terus. Kalau sakit tenggorokan bilang. Nanti saya beliin obat" ucap Anya.
Rangga pun berhenti, kemudian melihat Anya dengan mata melotot.
"Kamu mau ke toilet bersama saya?" Tanya Rangga kesal.
"Tidak pak. Ya sudah pak. Sampai ketemu nanti. Galak amat" ucap Anya sambil terkekeh.
Dia pun pergi meninggalkan Rangga yang masih terdiam.
Dia hanya bisa menggeleng melihat tingkah Anya yang bener-bener kekanakan.
"Aku yakin, dia pasti telat dan dikeluarkan lagi" ucap Rangga sambil menggeleng kemudian masuk ke toilet.
Setelah di keluarkan, Anya memilih pulang saja. Lagian mata pelajarannya juga satu hari ini.
"Kok tiba-tiba aku kangen anak jalanan sih" ucap Anya.
"Daripada pulang dan dimarah. Lebih baik aku menemui mereka saja" ucap Anya kemudian mengendarai motornya. Namun belum sampai gerbang dia langsung berhenti. Dia mengingat beberapa bodyguard papanya yang mungkin masih di luar.
"Aduh bagaimana ini" batin Anya. Dia berpikir keras. Kemudian sebuah ide muncul di otaknya.
Dia pun kembali ke parkiran dan memarkirkan motornya.
Dia memasukkan tasnya ke jok dan mengambil jaket hitam.
"Oke, begini sepertinya sudah cukup" ucap Anya kemudian keluar kampusnya dengan berjalan kaki.
Dia melirik sebentar ke arah mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari kampusnya. Kemudian berjalan kembali menuju ke halte.
Dia memilih menggunakan angkutan umum. Setelah beberapa lama menunggu, sebuah angkot datang dan dia pun naik.
"Memang bener kata kak Antarez. Suruhan papa bener2 polos, eh ralat bodoh" batin Anya sambil tersenyum.
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu