Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.
Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.
Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.
Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Musuh di Balik Bayangan
Hubungan Lin Yue dan Shen Liuhan perlahan berubah. Mereka mulai bekerja sama dalam diam, saling berbagi informasi tentang pergerakan organisasi bawah yang kini muncul di kota kecil mereka.
Di markas militer, Shen Liuhan mulai menerima laporan tentang jaringan gelap yang menyelundupkan barang-barang ilegal dan menculik tentara-tentara muda untuk di jadikan budak atau dijual ke daerah perbatasan.
"Mereka terlalu terorganisir untuk ukuran kelompok biasa," gumam Shen Liuhan sambil menatap peta jaringan di mejanya.
Xu Ming bertanya, "Apa anda curiga ada orang dalam, Komandan?"
Shen Liuhan mengangguk perlahan. "Ada mata-mata di antara kita. Dan aku butuh bantuan Lin Yue untuk menangkapnya."
Xu Ming terkejut. "Mengapa harus dia? Dia berbahaya."
*"Justru karena dia berbahaya, dia satu-satunya yang bisa menyusup tanpa jejak*."
Di rumah, Shen Liuhan memanggil Lin Yue ke ruang kerjanya. " Ada misi untukmu."
Lin Yue mengangkat alis. "Sudah berubah? Sekarang suami memerintah istri?"
Shen Liuhan menatapnya dengan serius. "Ini bukan perintah. Aku tahu kau juga ingin membasmi orang-orang itu."
Lin Yue tersenyum tipis."siapa targetnya?"
Shen Liuhan melemparkan map ke atas meja. "Aku butuh kau menyusup ke rumah salah satu pengusaha besar di kota ini. Namanya Wei Sanli. Dia orang yang memayungi jaringan itu."
Lin Yue membaca cepat dokumen yang diberikan."Aku butuh akses masuk."
"Kebetulan," Kata Shen Liuhan sambil menyerahkan undangan, "Keluarga Wei akan mengadakan jamuan makan. Istri-istri tentara diundang sebagai tamu kehormatan. Kau bisa masuk lewat jalur itu."
Lin Yue mengangguk."Tentu saja. Tapi aku punya satu syarat."
"Apa?"
"Aku bekerja sendiri. Jangan kirim siapa pun untuk mengawal ku. Termasuk kau."
Shen Liuhan memandangi istrinya lama, kemudian tersenyum tipis. "Kau benar-benar suka kebebasan, ya."
"Dan kau tahu aku tak suka dikekang."
"Baik. Aku percaya padamu."
Beberapa hari kemudian, Lin Yue menghadiri jamuan makan di rumah keluarga Wei. Ia mengenakan qipao sederhana berwarna krem, tanpa perhiasan mewah, tapi justru penampilannya yang bersih dan elegan menarik perhatian banyak orang.
Di tengah pesta, Lin Yue mengamati Wei Sanli pria gemuk dengan senyum licik dan tangan yang selalu berkeringat.
Pergerakannya hati-hati, tapi Lin Yue yang terlatih bisa membaca semua bahasa tubuhnya. Wei Sanli sering mencuri pandang pada salah satu ajudannya yang tampak terlalu sopan untuk seorang bawahan biasa.
"Orang ini pasti kunci dari informasinya." Pikir Lin Yue.
Dengan kecerdikannya, Lin Yue sengaja menumpahkan teh ke pakaian ajudan itu dan berpura-pura meminta maaf. Dalam kekacauan keci itu, ia menyelipkan kertas rahasia dari saku jas pria itu.
Setelah mendapat informasi penting, Lin Yue berusaha meninggalkan pesta dengan tenang. Namun, ia sadar, ada orang yang mengikutinya dari belakang.
Dengan sigap, Lin Yue memutar jalan dan menjerat leher penguntit itu di lorong sepi.
"Siapa yang mengirimmu?" Bisik Lin Yue dingin.
Pria itu terengah-engah, wajahnya pucat.
"Aku.... Aku disuruh Wei Sanli.... dia curiga kau orang militer...."
Lin Yue mengeraskan cengkeramannya sebelum akhirnya melepaskan pria itu dengan satu hentakan yang membuatnya pingsan.
"Wei Sanli sudah curiga padaku. Aku harus bergerak lebih cepat."
Malam itu Lin Yue pulang dengan wajah dingin. Ia menyerahkan dokumen yang ia curi pada Shen Liuhan.
"Ada daftar nama orang dalam disini. Termasuk penghubung mereka di markas militer."
Shen Liuhan memeriksa cepat dan menatap Lin Yue dalam-dalam."Kau terluka?"
"Tidak."
"Kalau terluka, katakan."
Lin Yue tersenyum samar. "Kenapa? Mulai khawatir?"
Shen Liuhan menatapnya tanpa menjawab. Tapi ia bangkit dan mengambil kotak P3K.
"Duduk. Aku periksa."
Lin Yue tertegun, lalu perlahan duduk.
"Dia ini... Mulai lunak padaku?"
Shen Liuhan mengusap luka lecet di pergelangan tangannya dengan kapas. Sentuhannya kaku, tapi berhati-hati.
Lin Yue diam, membiarkan pria itu merawat lukanya. Dalam hati, ia mulai menyadari satu hal.
Mungkin, aku tidak lagi sepenuhnya sendirian.
