nissa seorang gadis cantik nan ayu,dan menjadi yatim piatu di tinggalkan orang tuanya sejak berumur lima tahun, nissa hidup bersama neneknya di desa terpencil, nenek yang sangat menyayanginya melebihi apapun di dunia ini, namun siapa sangka di balik wajahnya yang cantik nan ayu tersimpan seribu dendam pada pembunuh orang tuanya yaitu arya juragan perkebunan
teh yang berusia 28 tahun, dan nissa yang kala itu berumur 17 tahun terpikat dengan laki-laki tampan yang menolongnya ketika dia terjatuh ke sungai,laki-laki itu ternyata dari golongan bangsa jin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Menjadi Yatim Piatu
Nissa terbangun saat sekelompok orang mendobrak pintu di kediaman orang tuanya,
nissa yang masih berusia lima tahun merasa kebingungan sebab sekelompok orang itu
membawa ibu serta ayahnya dengan penuh paksaan.
" ampun juragan jangan sakiti kami,kami akan
membayar hutang jika kami sudah mempunyai uang,tolong kasih kami kesempatan" tutur seorang laki-laki bertubuh tegap yang di perkirakan umur nya masih 25 tahun dan istrinya berumur 22 tahun.
terlihat sangat ketakutan di wajah keduanya,pria muda berkulit putih itu tidak peduli, dengan segala bentuk permohonan sepasang suami istri tersebut, dengan sebatang rokok di mulutnya yang belum sempat ia nyalakan, ia memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi pasangan suami istri itu.
" habisi mereka,buang mayatnya di sungai" perintah sosok pria tampan itu yang usianya 20 tahun.
" saya mohon tuan...jangan bunuh anak dan menantu saya.. beri mereka kesempatan.."
dengan bertekuk lutut seorang ibu paruh baya memohon di kaki pemuda itu.
namun laki-laki itu bukannya iba malah menendang seorang wanita paruh baya itu
hingga tubuhnya terjelembab di tanah, nissa yang melihat itu memeluk neneknya hingga
tangispun pecah, dan kemudian berlari ke ayah ibunya memeluk mereka untuk terakhir kalinya.
" ibu mau di bawa kemana pakdeh..jangan bawa ibu dan ayah nissa.." tangisnya meledak.
namun komplotan itu tetap membawa orang tua nissa untuk di eksekusi di dalam hutan,
tangis mereka tak dapat di hindarkan lagi saat ibu dan ayahnya pergi dalam gelapnya malam yang mencekam di tengah hutan.
tubuh pasangan suami istri itu tergeletak tak bernyawa dengan luka di bagian leher yang sangat dalam,ternyata komplotan itu telah menggorok keduanya dan mayat mereka di lempar ke dasar jurang yang dalam,terlihat
pemuda itu tertawa puas, seakan-akan hutang-hutang pasangan tersebut sudah di
bayar lunas dengan nyawa mereka tentunya..
...****************...
peristiwa malam itu lambat laun menghilang di memori nissa saat ia tumbuh menjadi
gadis cantik jelita berusia 17 tahun.
sifatnya yang pendiam dan jarang berbaur dengan anak remaja seusia nya, membuat dirinya hanya mempunyai satu teman bermain yaitu mita dengan rambut lurus sebahu membuat dirinya tampak sangat manis walau kulitnya tak seputih kulit nissa.
namun sifatnya yang ceria dan terbuka
menjadi daya tariknya sendiri, saat itu mereka berdua tengah memetik daun singkong setelah mengambil umbi nya di kebun kecil milik neneknya nissa yaitu mbah lastri, hasilnya akan mereka jual dan jika sisa akan
mereka masak dan mereka makan bersama.
setelah mereka memetik dan merapikan daun-daun serta mengikatnya mereka
beranjak ke pasar pagi itu sekitar pukul enam pagi, jalanan menuju pasar naik turun di sisi
kiri dan kanan jalan terhampar luasnya sawah dan perkebunan teh milik juragan muda yang
bernama arya sanjaya pewaris tunggal dari sang ayah haris sanjaya yang sudah mulai menua dengan tongkat yang selalu ia bawa kemanapun ia beranjak pergi.
setelah sampai pasar mereka berdua menggelar tikar dan mulai menyusun dagangan mereka, nissa dan mita terlihat
menyeka keringat yang bercucuran itu dengan baju lusuh yang mereka kenakan,
dari pagi hingga matahari mulai naik tak satupun dagangan mereka laku terjual.
nissa tampak sendu wajahnya namun mita dengan segera menyemangati nissa kala itu.
" nis..rejeki udah ada yang ngatur jadi kamu jangan sedih yah ..pasti nanti ada yang beli,
kamu bersabar aja nis.." tutur mita tangannya menepuk pundak nissa.
" iya mit..makasih yah mit udah kasih semangat buat aku," matanya yang indah menatap mita dengan senyuman kecil di bibir sensualnya.
" sama-sama nissa..kita kan saudara harus saling menyemangati" semangat mita
berkobar-kobar.
ramai orang yang berbelanja kesana kemari namun tak jua ada yang mampir membeli dagangan mereka, terlihat mita beberapa kali
menelan salivanya saat seseorang meneguk air di botol mineral,dan nissa yang memperhatikan merasa iba pada mita, nissa juga merasakan haus di tenggorokanya.
matahari benar-benar terik hari ini, mereka tak memiliki uang untuk membeli sebotol air
mineral, bahkan dari subuh mereka juga belum makan, rasa haus dan lapar mereka tahan hingga kini, nissa mengambil beberapa ikat daun singkong dan membawanya pergi entah akan di apakan daun itu.
" nissa, kamu mau kemana sa?" tanya mita.
" aku mau ke depan sebentar ..kamu tunggu disini ya mit." jawabnya.
mita mengangguk dan nissa berjalan menuju sebuah warung makan.
" permisi bu.. maaf mengganggu.." terlihat nissa yang mulai takut, takut ibu itu menolak dagangannya.
" iya ada apa nduk?" tanya seorang ibu dengan sanggul di kepalanya,ibu itu tersenyum ke arah nissa.
" bu..bisa ndak kalau singkong dan daun ini saya tukar dengan sebotol air mineral?
dagangan saya dari pagi belum ada yang membeli bu..saya dan saudara saya kehausan sebab kami gak punya uang untuk
membelinya bu.." terang nissa dengan wajah menunduk.
ibu itu tersenyum dan bertanya pada nissa,
"kamu sudah makan belum nduk?" tanyanya.
nissa menggeleng, ibu itu membungkuskan dua bungkus nasi beserta lauk pauknya dan
dua botol air mineral kemudian memasukan nya kedalam kantong kresek hitam.
" ini nduk ambil...di maem yah nduk. .berdua sama koncomu (temanmu)" ibu itu
mengulurkan kantong kresek.
nissa menerimanya dengan sangat bahagia dan beberapa kali mengucapkan terimakasih
" terimakasih yah bu...terimakasih banyak bu.. ini bu daun dan singkongnya" nissa
mengulurkan tangannya dan memberi singkong dan daunnya ke ibu itu, ibu itu menerimanya.
"oh iya..nama kamu siapa nduk?" tanyanya.
" nissa bu.." jawab nissa tersenyum.
" nissa besok kamu kesini yah..ibu mau bicara sama kamu, kamu juga boleh ajak sedulurmu (saudaramu) kesini" ujar ibu itu yang kira-kira berumur 33 tahun.
" iya ibu. .besok nissa datang kesini bu..nissa pamit yah bu.." terlihat nissa mencium
punggung tangan ibu itu dan berlalu,nissa pun menemui saudara angkatnya.
" mita kita makan bareng-bareng yuk" ajak nissa.
mita membelalakan matanya dan bertanya pada nissa dari mana ia dapatkan makanan dan minuman itu, lalu nissa menceritakan pada mita tentang ibu pemilik warung makan itu dan mita setuju akan ikut dengan nissa ke warung makan itu esok pagi.
mita berhasil menjual sebagian daun singkong dan singkong yang tinggal lima
buah, uang hasil dagang akan mereka berikan pada nenek tengah hari mereka pulang dengan membawa bakul yang di gendong ke belakang tubuh mereka.
tangan mita membawa tikar serta bakul berisi lima buah singkong dan nissa dengan bakul berisi daun singkong.
terlihat wajah keduanya sangat kelelahan,mita yang senasib dengan nissa yang mana kedua orang tua mereka telah di habisi oleh juragan teh kejam dan juga sadis, membuat keduanya menjadi anak yatim piatu.
beruntungnya nissa masih mempunyai nenek yang selalu menemaninya, berbeda dengan
mita yang hidup sebatang kara hingga nenek nissa mengangkatnya sebagai cucunya.
setiap kejahatan yang juragan muda lakukan selalu ia bayar dengan uang agar kelakuan busuk nya tidak di ketahui oleh pihak berwajib
dengan menyewa beberapa pembunuh bayaran.