Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lawan Seimbang
Sore ini Xiana pulang bersama Dirga, Xiana sudah kebih dahulu masuk ke mobil Dirga. Sedangkan Dirga masih berada di luar untuk mengambil barang di security.
“Dirga, boleh nebeng? Ban aku kempes” Ucap Ruby dengan memegangi lengan Dirga
“Aku pulang sama Xiana”
“Aku Cuma nebeng bukan ganggu kalian” Jawab Ruby lalu segera menuju mobil Dirga.
Ruby membuka pintu belakang dia terkejut ketika Xiana ternyata duduk di belakang bersama dengan Dirga.
“Bu Ruby, ada yang bisa dibantu”
“Oh gak Xi, akum au nebeng aja gak apa-apa kan? Aku Cuma nebeng bukan ganggu kalian”
Dirga tiba-tiba masuk dan duduk di belakang, Ruby segera menutup pintunya dan duduk di depan di samping sopir. Tadinya Ruby berpikir jika Xiana akan mengalah dan pindah tempat duduk, nyatanya Ruby salah, Xiana tidak mengalah untuknya.
Dalam perjalanan Dirga sibuk dengan ponselnya, Ruby tidak hentinya membahas masalalu mereka waktu masih kuliah, Xiana tidak mendengarkan karena di telinganya ada alat untuk mendengarkan music yang terhubung dengan ponselnya.
Dirga tidak mengetahui jika Xiana mendengarkan music, dia sangat hawatir jika sikap Ruby akan merubah suasana hati Xiana. Namun saat beberapa kali memanggil Xiana, dia tidak bergeming, lalu Dirga menyibakkan rambut Xiana dan melihat ada alat pendengar music pada telinga Xiana.
“Iya Pak, ada apa?” Tanya Xiana dengan melepas salah satu alatnya.
“Buatkan memo, yang tadi saya bahas”
“Oke Pak”
Xiana memasang kembali alat tersebut, lalu membuka laptopnya dan mengerjakan memo yang diminta oleh Dirga.
Begitu sampai di apartemen, Ruby berpamitan kepada Dirga dan Xiana lalu segera turun dan masuk ke unitnya.
Dirga memahami sikap Xiana yang bahkan tidak merespon Ruby saat berpamitan dengannya, bahkan Dirga ingin membahasnya pun ragu, dia hawatir akan menyinggung Xiana.
“Sayang” Panggil Dirga pelan
“Hmm?” Jawab Xiana dengan senyum dan menghadap kearah Dirga.
“Aku sudah menolak tadi, tadi dia memaksa”
“Iya gak apa-apa”
“Kalau dia mulai berulah, akupun akan membalas sayang” Batin Xiana
Xiana ikut Dirga ke rumahnya, karena memang dia sudah berjanji dengan Dirga.
Dirga membawa Xiana masuk, ini kali pertama Xiana masuk ke rumah Dirga setelah dia berpacaran dengannya.
“Ini kamarnya sayang, aku sudah belikan baju dan semua kebutuhan kamu” Bisik Dirga
Xiana amsuk, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sementara Dirga masih menyelesaikan beberapa pekerjaannya, hingga Xiana selesai mandi.
Aroma sabun yang Xiana gunakan begitu semerbak, memenuhi ruangan tersebut. Dirga menatap Xiana yang menggunakan bathrobe dan handuk di kepala lalu menuju meja rias untuk memakai perawatan kulitnya.
Setelah itu Xiana mengeringkan rambut, dan memakai rangkaian parfume, lalu menuju lemari dan mengambil baju yang akan Xiana pakai.
Dirga yang tidak fokus dengan pekerjaannya segera menutup paksa laptopnya, dan datang kepada Xiana, seketika langsung melu-mat bibir Xiana dengan agresif. Xiana yang belum siap begitu terkejut dengan serangan Dirga.
Tidak sampai disitu, Dirga membuka paksa baju yang baru saja Xiana pakai, lalu membuat tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.
Dirga mendorong tubuh Xiana hingga ambruk ke ranjang, lalu mengangkat kaki Xiana dan menenggelamkan wajahnya pada intim Xiana.
“Ahhhh” Desahan dari bibir Xiana lolos begitu saja.
Dirga yang tidak sabar segera membuka resletingnya dan naik keatas tubuh Xiana dengan sedikit agresif.
“Ahhhh, enak banget sayang” rancau Dirga dengan kencang memompanya.
Xiana hinga menjerit karena permainan liar Dirga, Xiana yang tidak tahan pun kli-maks dengan sempurna, Dirga yang tidak ingin berlama-lama pun juga menegluarkannya diatas perut Xiana.
“Sayang, kamu gila”
“Sakit ya sayang?”
“Iyaa, perih sayang”
“Tapi enak?”
“Hahaha sayang!”
Dirga mengecup bibir Xiana, lalu ambruk di samping tubuh kekasihnya yang masih polos. Xiana segera ke kamar mandi untuk membersihkan milik Dirga yang di keluarkan di perutnya.
“Sayang, yang dua kali terakhir kamu keluarin di dalam?”
“Hah? Serius sayang?”
“Iya, coba kamu ingat-ingat”
Dirga diam dan mengingat kejadin beberapa hari lalu, dan saat Dirga teringat dia sangat terkejut, menatap wajah Xiana dengan pucat.
“Sayang, ah gini. Kalau ada apa-apa, kamu bilang ya. Aku tanggung jawab, kita majukan pernikahannya” Ucap Doirga sedikit panik tapi berusaha menenangkan Xiana
“Tapi kayaknya bukan masa subur aku sayang”
“Masa subur atau tidak, kalau kamu hamil segera bilang sayang”
“Iya sayang, aku pasti bilang” Ucap Xiana dengan santai, namun tidak dengan Dirga.
Dirga begitu panik karena terlalu ceroboh merusak Xiana dengan meninggalkan benihnya di dalam Rahim Xiana. Dirga tidak ingin Xiana hamil dalam keadaan dia belum siap, karena menurut Dirga kebahagiaan Xiana lebih penting dari anak.
Xiana yang sudah rapi kembali duduk di samping Dirga untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya, Dirga baru menyadari sisi lain dari Xiana adala inisiatif dan sangat cerdas.
Ting!
“Dirga, makan yuk” – Ruby
Ponsel Dirga berada di tangan Xiana, dan pesan Ruby juga dibaca Xiana, kemudian muncul sisi iseng Xiana, dia mengambil foto diri sendiri lalu mengirimkan kepada Ruby.
Xiana menepokan ponsel Dirga, mereka melanjutkan pekerjaannya kembali hingga selesai. Karena jam sudah larut, Dirga mengantar Xiana pulang kerumahnya, yang berjarak hanya lima menit dari rumah Dirga.
“Sayang, besok kerumah lagi?”
“Ada maunya nih”
“Aku gak mau jauh-jauh dari kamu dan ada salah paham sama kamu”
“Iya sayang okey, aku masuk dulu ya. Jangan pergi sama COO kamu”
“Hah?”
Xiana kelepasan mengatakan ‘jangan pergi dengan COO’ karena sudah terlanjur, Xiana mengatakan jika tadi Ruby mengirim pesan dan Xiana yang membalasnya.
“HAHAHA” Dirga tergelak mendengar penjelasan Xiana, Dirga juga melihat pesan yang Xiana kirimkan kepada Ruby.
“Ini di balas, kamu balas deh sayang” Ucap Dirga dengan tetap tertawa
“Sorry Xi, aku Cuma ajakin makan aja kok biasanya kami makan malam bersama” – Ruby
“Biasanya makan malam bersama? Terakhir kapan? Sudah lebih dari 2 tahun lalu kan?” – Dirga
Xiana membalas pesan Ruby dengan sedikit sarkas, kemudian mengajak Dirga masuk kerumahnya sambil menunggu Ruby membalas pesannya.
Dirga tidak pernah keberatan dengan sikap Xiana, justru dia sangat senang karena Xiana merasa ada kepemilikan atas Dirga.
“Xiana kamu cemburu? Aku Cuma teman” – Ruby
“Aku gak pernah cemburu sama siapapun, tapi aku gak suka pacarku makan malam bersama wanita lain apalagi hanya berdua” – Dirga
“Xi, kami sering melakukan dulu” – Ruby
“Dan sekarang sudah beda, buktinya Dirga tidak keberatan aku balasan pesan temannya, tandanya apa? Semua sudah berubah, hidup terus berjalan jangan menjadikan masa lalu sebagai patokan, fokus kedepan jangan apa-apa ‘dulu, dulu, dulu’ udah basi” – Dirga
Setelah menunggu hamoir 15 menit, Ruby tidak membalas hanya membaca pesan tersebut, lalu Xiana meminta Dirha untuk pulang dan istirahat. Xiana juga akan segera istirahat karena sudah sangat Lelah, bekerja seharian dan bekerja diatas ranjang Dirga.
double m ya tor😅