Cinta adalah satu kata yang tidak pernah ada dalam hidup Ruby. Hati dan kehidupannya hanya ada rasa sakit, derita, amarah, kebencian dan dendam yang membara.
Sedangkan Kevin adalah satu nama yang tidak pernah masuk dalam daftar hidupnya.
Sayangnya kehadiran Kevin yang tanpa sengaja mampu menghidupkan rasa cinta dalam hati Ruby. Sekeras apapun Ruby menolak cinta itu, tapi hatinya berkata lain yang membuatnya semakin marah.
Cinta yang seharusnya indah namun membuat hidup Ruby semakin tersiksa. Ruby merasa telah mengkhianati Ibu dan prinsipnya untuk tidak akan jatuh cinta.
Akankah Ruby mengakui dan menerima cinta itu? Atau pergi dan menghilang membawa cinta yang semakin menyiksa hidupnnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Ruby menyesap wine saat Kevin datang menghampirinya. Kevin bahkan terkejut melihat Ruby ternyata sedang minum cairan beralkohol itu, Kevin pikir Ruby adalah gadis lugu dan polos, namun semuanya tentang Ruby sangat diluar dugaannya.
"Bee, kenapa kamu disini?" Kevin duduk disebelah Ruby.
"Kamu kesini dan meninggalkan pacarmu?" kata Ruby sinis, gadis itu kembali meneguk wine nya.
"Kamu liat aku disana?"
"Aku kesana untuk mencari minuman, tapi tidak ada." Ruby mengangkat sloki yang sudah kosong.
"Disana memang tidak ada alkohol, hanya Koktail. Itu syarat dari pihak sekolah," jelas Kevin. Ruby menarik tuxedo Kevin, hingga pria itu dapat mencium aroma alkohol dari mulut Ruby.
"You're on my mind, let's make this night special." bisik Ruby lalu mencium bibir Kevin singkat dan melepaskannya.
Ruby tersenyum nakal melihat Kevin yang mematung. Sungguh, malam ini penuh kejutan bagi Kevin, tiba-tiba mendapat ciuman dari Alika, dan sekarang Ruby menginginkan nya.
"Kamu yakin dengan apa yang kamu katakan," Kevin memastikan jika Ruby tidak mempermainkan nya. Sebab sudah sering Kevin dibu
at tinggi, lalu ditinggalkan begitu saja.
Ruby memberikan sebuah kartu pada Kevin "Jangan lupa bawa pengaman," bisik Ruby lalu pergi meninggalkan Kevin.
Kevin tersenyum miring melihat kartu pemberian Ruby "I got you," gumam Kevin, beranjak membeli apa yang dia butuhkan sebelum akhirnya mendatangi Ruby.
Di dalam apartemen nya, Ruby memutar musik klasik dan menari. Selain bernyanyi, bakat Ruby yang tidak diketahui orang lain adalah menari. Gadis itu sangat piawai meliuk-liukkan tubuhnya menjadi sebuah gerakan indah.
Ceklek
Pintu terbuka, Kevin kembali terkejut melihat sisi lain dari kekasih rahasianya. Ruby tersenyum menghampiri Kevin dengan tarian indahnya. Dengan lihai Ruby menari mengitari tubuh Kevin yang mematung.
"I'm ready for tonight," bisik Ruby mengusap rahang tegas Kevin.
Kevin memegang tangan Ruby dan menciuminya. "Aku tidak akan berhenti jika sudah memulai," bisik Kevin menjilat daun telinga Ruby, membuat gadis itu mendesah manja.
"Jangan berhenti hingga malam berakhir," balas Ruby seakan menantang, bibirnya langsung melumat bibir Kevin.
Kevin menarik pinggang Ruby dan membalas lumatan itu dengan lebih panas dan liar. Ruby mengenakan velvet dress yang sangat pas di badan dan memperlihatkan lekuk tubuhnya membuat Kevin semakin terbakar gairah.
Tangan Kevin meremas bokong padat Ruby, bibirnya turun menjelajahi tulang selangka yang putih dan mulus itu, meninggalkan banyak jejak, dan membuat Ruby mendesah setiap Kevin memberikan gigitan kecil.
Tangan Ruby tak tinggal diam, dengan cekatan melepaskan tuxedo mahal dan melemparnya ke lantai. Jari-jarinya mulai melepaskan kancing kemeja Kevin hingga Ruby dengan bebas meraba dada bidang Kevin.
"Ngehhh...," Ruby mengeluh manja saat lidah hangat Kevin menyapu area dadanya. Kevin terus memberikan serangan didada sekal itu, mulut Ruby ternganga menikmati sentuhan Kevin, kakinya melangkah menuju kamar.
Saat sudah berada didalam kamar yang didominasi warna abu-abu, Kevin melepaskan dada Ruby dan menatap damba gadisnya. Perlahan, Kevin melepaskan dress yang sudah tak berbentuk itu, hingga meninggalkan bra hitam dan segitiga hitam berenda yang begitu kontras dengan warna kulit putih Ruby.
Ruby menarik tangan Kevin, hingga keduanya jatuh diatas ranjang. Kevin membelai pipi Ruby yang berada dibawah kungkungan nya, kemudian kembali me lu mat bibir basah Ruby, tangan satunya lagi berusaha membuka kait bra, hingga kedua gundukan kenyal Ruby kini terpampang jelas didepan mata Kevin.
"Agghhh, Vin." Ruby menge rang nikmat saat Kevin menghisap puncak dada Ruby. Rasa geli dan nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya, sebuah rasa asing dan baru, namun Ruby sangat menyukainya.
Tangan Ruby meraih gesper Kevin, seolah sudah ahli, Ruby dengan cepat membuka celana panjang Kevin. " Oghh ... Bee," erang Kevin saat tangan lembut Ruby meremas lembut tongkat saktinya.
Kevin semakin menggila, sapuan lidahnya terus turun hingga pangkal paha Ruby.
Srekkk...
Kevin menarik kasar segitiga terakhir Ruby hingga sobek, kini Ruby benar-benar polos seperti bayi dihadapan Kevin. Jakun Kevin naik turun melihat pemandangan indah didepan matanya, entah sudah berapa lama Kevin tidak pernah melihat pemandangan menggairahkan seperti ini.
Kevin memposisikan kepalanya diantara paha Ruby, sedetik kemudian Ruby menjerit nikmat, merasakan sapuan lembut dan hangat pada inti tubuhnya. Kevin semakin terbakar mendengar desahan dan erangan nikmat Ruby, belum lagi melihat tubuh Ruby yang menggeliat menerima serangannya.
"Oughhh ... I'm coming ahhh ...," tubuhnya mengejang, Ruby merasa terbang hanya dengan lidah Kevin.
Kevin tersenyum puas melihat Ruby tak berdaya, bahkan sebelum permainan inti dimulai. Tidak salah memang mendapatkan julukan sebagai player.
Napas Ruby masih terengah-engah, dadanya naik-turun, Kevin merangkak naik keatas dan mengecup bibir Ruby yang terbuka. "Bisa kita lanjutkan?" bisik Kevin mengulum daun telinga Ruby, membuat Ruby merasakan kupu-kupu beterbangan dalam perutnya.
Ruby menatap Kevin dengan sayu, wajahnya masih terlihat merah akibat pelepasan. "I'm yours," Ruby menarik tengkuk Kevin dan memagut liar bibirnya, lalu memeluk erat tubuh Kevin dan membalikkan nya. Kini Ruby berada diatas tubuh atletis Kevin, tangan Ruby menarik kain yang menutupi inti Kevin hingga terlepas.
Keduanya sama-sama polos, Ruby menelan ludahnya dengan kasar melihat sesuatu yang besar dan panjang itu berdiri kokoh. "Oghh Bee," erang Kevin saat tangan lembut Ruby menggenggam miliknya yang keras berurat.
Bak pemain yang sudah berpengalaman, Ruby mengulum, menghisap milik Kevin, membuat empunya mengerang kenikmatan dan menengadahkan kepalanya keatas. Lidah lembut dan hangat Ruby begitu lihai membuat Kevin melayang-layang.
Kevin semakin yakin jika Ruby sudah sering melakukan kegiatan panas seperti ini, terbukti Ruby sangat lihai dan tidak kaku memanjakan miliknya. Sebab, jika wanita yang tidak berpengalaman, pasti tidak tahu bagaimana cara menservis lawannya hingga mengerang kenikmatan seperti yang Kevin rasakan.
"Stop it, Bee ngghh ...," Kevin menarik bahu Ruby dan kembali membalik posisi mereka, Kevin tidak suka jika diawal permainan nya didominasi lawan. "It's show time," Kevin meraih celananya dan mengambil sesuatu dari dalam saku, lalu memasangkannya pada intinya, pria itu memposisikan dirinya diantara pa ha Ruby dan bersiap melakukan penyatuan.
"Ngehhggg," desah Ruby menahan nafasnya, merasakan benda asing mulai menyeruak dalam tubuhnya. Kevin menatap Ruby yang ada dibawahnya, pria itu merasa kesulitan memasuki inti Ruby.
Hingga beberapa kali percobaan baru setengah miliknya yang masuk "Ougghhh ...." jerit Ruby tangannya mencengkram kuat lengan Kevin hingga kukunya menancap meninggalkan bekas disana, pria melihat bagian tubuhnya yang menyatu dengan milik Ruby meskipun belum sepenuhnya.
"Bee, are you virgin?" tanya Kevin merasakan sesuatu yang menghalangi jalannya.
"Not anymore ohhh ...," sahut Ruby mendesah menahan sakit dibagian intinya, tangannya menarik kuat pinggul Kevin, hingga milik Kevin menyatu sepenuhnya.
Kevin mengerang nikmat merasakan sesuatu yang baru, biasanya Kevin bersenang-senang dengan gadis yang tidak virgin lagi. Tapi kali ini berbeda, untuk pertama kalinya Kevin merasakan nikmatnya bercinta dengan seorang gadis yang masih utuh.
Ada perasaan sesal dalam hatinya, karena telah merusak Ruby. Kevin pikir, jika Ruby sama dengan gadis lainya, mengingat Ruby sangat agresif dan liar. Namun ternyata Kevin salah, Ruby adalah gadis yang masih suci, dan kini dirinyalah yang menodai kesucian itu.
*
*
*
*
*
TBC
Author ngetiknya didepan kipas, sambil minum es teh manis. Soalnya, ngetik kayak gini agak gimana gitu🤭 semoga lulus review dari editor ya, soalnya author udah sangat memilih kata-kata yang sedikit 'sopan' gak vulgar baget. Tapi ya, kadang masih DITOLAK pihak editor 😭😭😭 para readers bantu doa, biar bab ini gak nginep di kamar editor 😊
Jangan lupa kasih author bunga, kopi atau balok es🙃