Lost Everything (Claire To Kyra)

“Oh GOD!” Cedric yang pertama kali melihat binatang peliharaan Kyra langsung mundur. “Serigala?” lanjut Cedric syok.

“Yup!” sahut Bella dengan tenang dan pura – pura tidak takut pada Blackie. Padahal sejatinya ia juga sama takutnya dengan mereka bertiga.

Begitu mengetahui peliharaan Kyra mereka bertiga sedikit memundurkan posisi mereka. Mereka mencari jarak aman agar tidak diterkam binatang buas yang terkenal susah untuk di jinakkan.

“Kau serius memelihara serigala Key?” “Kau yakin dia jinak dengan mu?” tanya Felix

Kyra hanya menjawab pertanyaan Felix dengan sebuah senyuman. “Kau mau mencoba?” tantang Kyra.

“Ha… aku masih cukup waras untuk menjaga nyawa ku!” balas Felix

“Key, kenapa peliharaan mu menatap ke  arah ku terus?” ucap Cedric dengan suara bergetar. ‘Jika kau sampai menyerang ku, jangan salahkan aku jika membunuh mu nanti!’ ucap Cedric dalam hati sambil diam – diam menyiapkan belati kesayangannya. Belati yang sudah mengambil banyak nyawa di tangan Cedric.

“Hey, Boy!” Semua orang langsung menoleh ke  arah belakang kecuali Queen karena ia tahu Keenan berdiri di belakang mereka semua sejak tadi dan Queen hanya diam saja.

Tepat setelah Keenan memanggilnya, Blackie langsung berlari ke  arah Keenan dengan melewati Cedric dan Felix. Bersamaan dengan itu, Cedric lantas menyimpan kembali belati kesayangannya.

Mereka syok melihat Blackie begitu jinak dengan Keenan, padahal kata Kyra tadi Blackie sangat sulit untuk jinak dengan siapa pun. Tapi apa yang mereka saksikan detik ini justru bertolak belakang. Binatang peliharaan Kyra justru terlihat sangat merindukan Keenan.

“Blackie!” wajah Kyra langsung merah padam. Ia marah karena Blackie dekat dengan Keenan.

“Auuu… iikkk” dari reaksi Blackie justru terlihat binatang itu seperti tak mau jauh dari Keenan. “Kenapa kau harus muncul lagi?” protes Kyra.

“Hey Ken, bagaimana binatang itu langsung tunduk pada mu?” protes Cedric melihat Blackie dengan santai bergelanyut manja pada kaki Keenan.

Gggggrrrrrrrrr…

Blackie langsung menggeram mendengar kelihan yang dilakukan Cedric pada Keenan.

Bella melihat jarum jam di tangannya sudah menunjukkan pukul sepuluh malam,“Aku pulang ya!” bisik Bella dan diangguki oleh Queen.

Dan setelah Bella pergi, Kyra lantas menatap Blackie. “Blackie!” ucap Kyra lalu berbalik masuk ke dalam apartemen. Lalu hal lucu yang membuat mereka syok setelah mendengar panggilan dari Kyra, binatang itu langsung meninggalkan kaki Keenan dan mengikuti Kyra dari belakang.

“Kenapa jadinya seperti kalian sudah berumah tangga dan Blackie adalah anak kalian!” dengan spontan Cedric menyimpulkan apa yang ia lihat barusan. Tapi apa yang dikatakan Cedric memang benar adanya karena Blackie hanya tunduk pada Kyra dan Keenan.

“Sepertinya otak mu mulai bergeser Ced!” sahut Keenan.

“Ha ha ha ha ha… tidak Ken, lidah ku hanya keseleo saja! ha ha ha…” ralat Cedric sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

“Urusan mu di negara M sudah selesai? Kenapa tak memberitahu kami?” ucap Alfred. Ia tahu tentang ketidak hadiran Keenan selama beberapa hari ini adalah karena ia berada di negaraM untuk menyelesaikan suatu permasalahan di kantor. Dan informasi itu Alfred peroleh dari sang asisten Keenan.

“Ini bukan urusan serius!” jawab Keenan dengan santai sambil mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.

“Lalu masalah tikus yang mengganggu malah distribusi?” tanpa Alfred mengatakan dengan jelas, Keenan sudah tahu kemana  arah pembicaraan Alfred saat ini.

“Biarkan dia menikmati udara bebasnya dulu!”

“Kau tak mau memberikan hadiah untuknya Ken?” tanya Cedric dengan wajah psycho.

“Belum waktunya!” ucap Keenan lagi lalu ia berjalan masuk ke apartemannya.

“Kau mau pulang atau ke Club?” tanya Cedric pada Felix dan Alfred.

“Club!”  jawab Felix. Sedangkan Alfred memilih untuk di rumah “Aku mau minum di rumah! Aku malas untuk ke Club!”

Mendengar jawaban Alfred baik Cedric maupun Felix langsung cemberut. “Terserah kau saja Alfred! Kami akan mencari hiburan dulu!” sahut Felix.

**

Di dalam pintu lift, mulut Claire tak henti – hentinya menggerutu karena melihat kedatangan Keenan. Padahal hampir sepekan hidupnya terasa aman damai dan sentosa. Dan sekarang si pembuat onar sudah kembali memunculkan batang hidungnya.

“Hey Blackie? Kenapa kau ikut – ikutan dekat dengan lelaki menyebalkan itu? Kalau kau ingin ikut dengannya, sana pergi sana!” Claire mengomeli Blackie seperti ia Blackie adalah anaknya sendiri.

“Uuu… uuu… uuu…” Entah antara paham dengan yang dikatakan Claire atau memang naluri binatang, Blackie langsung terduduk lesu dengan wajah tak perdaya seoalah menampakkan jika dirinya sedang menyesal telah membuat sang tuan marah.

“Lagi sana! Dekat – dekat dengan Keenan!” omel Claire lagi.

“uuwuuuu….” Wajah Blackie semakin tertunduk lesu.

Ting!

Claire langsung keluar dari lift dengan marah dan tidak menyuruh Blackie untuk mengikutinya seperti biasanya. Dan mungkin karena insting, Blackie tetap mengikuti Claire dengan patuh meskipun tidak diajak oleh Claire.

Sebelum benar – benar jauh dari pintu, Claire memastikan pintunya sudah ia kunci dengan penguncian ganda. Ia tak mau sampai kecolongan lagi dan Keenan kembali masuk ke dalam apartemennya dengan leluasa.

Drrrrrrrrrrrrrrrrttt…

Drrrrrrrrrrrrrrrrttt…

“Iya mom!” ucap Claire menerima panggilan dari Ara, mommy Kyra.

“Bagaimana hari – hari mu di apartemen sayang?” tanya Ara dengan nada khawatir. Bagaimana tidak khawatir? Dari yang Ara tahu, putrinya itu dulunya sangat manja dan tidak pernah sekalipun memegang pekerjaan. Lalu saat ini ia meminta tinggal sendiri, bagaimana mungkin Ara akan diam dengan tenang.

Padahal tanpa sepengetahuian siapa pun, orang yang saat ini menjadi putri mereka adalah bukan sebenarnya putri mereka. Melainkan seorang anak dari keluarga miskin yang terbiasa hidup susah dan mandiri.

“Semua baik – baik saja mom.” Jawab Claire dengan jujur karena memang dirinya baik – baik saja.

“Bagaimana kau makan sayang?” tanya Ara lagi

“Aku memasak mommy”

“Apa? Memasak? Sejak kapan kau bisa memasak sayang? Kau saja memegang alat dapur tidak pernah” Ara meragukan apa yang ia dengar barusan dari mulut sang putri.

“Itu kan dulu mom! Sekarang Queen udah berubah, udah bisa melakukan apa pun sendiri! Dan untuk masalah memasak, Queen hanya melihat dari y**tube saja!” jelas Claire

“Sungguh sayang?” “ coba alihkan panggilan menjadi video call! mommy pengen lihat bagaimana keadaan apartemen mu sayang!” tanpa menjawab atau berkomentar lagi, Claire langsung mengubah mode panggilan menjadi Video call. Malam ini Claire alih profesi menjadi tour guide keliling area apartemen.

“See? Aman kan?” ucap Claire merasa bangga dapat menunjukkan kerapian apartemennya.

“Baguslah sayang… mommy jadi tenang sekarang!” “Oh iya, sudah berapa kali kalian hangout berdua?”

“Dia sibuk mom! Aku juga sibuk” sahut Claire dengan malas.

“Haaahh… mommy sengaja mencarikan mu apartemen yang sama dengan Arthur agar kalian semakin dekat dan ingatan mu kembali sayang” ucap Ara dengan menghela nafas panjang karena mendengar mereka berdua sama sekali tak ada kemajuan.

“Mom, Queen mau tidur!”

“Kau selalu saja begitu! Ya sudah, tidurlah sayang.. mommy tak akan mengganggu lagi”

‘Kenapa semua harus selalu berhubungan dengan Keenan? Tak bisa kah mereka membiarkan ku hidup tenang tanpa Keenan sama sekali’ Gerutu Claire lelah dengan semua pengaturan mereka.

Claire keluar menuju balkon untuk menghirup udara dan sekedar menghibur dirinya sendiri. Lalu tiba – tiba ingatannya teringat dengan Tania, ia merindukan sang nenek yang selalu menghiburnya di saat dirinya sedang sedih. Dan Claire besok berencana untuk pergi ke makam Tania untuk mengobati rindunya.

**

“Bagaimana sayang?” Allura menggelengkan kepala “Aku tak tahu lagi bagaimana harus membuat dua anak itu dekat sayang!” Rasanya Allura sudah menyerah. Semua cara sudah ia lakukan tapi tetap saja mereka berdua sama – sama kerasnya. Jika dulu peluang untuk mereka dekat lebih mudah karena Kyra sangat tergila – gila dengan Arthur jadi Allura tak perlu bersusah payah untuk mendekatkan mereka.

“Tenang sayang, masih ada cara jitu untuk mereka dekat” ucap Alvin sambil tersenyum kepada sang istri.

“Cara apa lagi sayang? Sudah habis!” Allura meragukan ucapan sang suami karena dari yang ia ingat semua cara sudah di lakukan untuk mendekatkan mereka.

“Kita nikahkan saja mereka!” dengan santai Alvin mengutarakan ide gilanya.

“Benar sekali sayang, jika mereka kita nikahkan maka tak ada lagi jalan untuk mereka tidak bersama dan itu membawa keuntungan untuk kita” wajah Ara kembali ceria setelah mendengar jawaban Alvin.