Siapa sangka menjalin hubungan selama tiga tahun namun tiba tiba menikah dengan orang lain, tidak mudah untuk melalui semuanya namun harus di jalani. Apakah ikatan itu akan kuat atau akan berakhir begitu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Pria masa lalu
Andin melangkah pelan, bagaimana pun sekarang Ia membawa dua orang sekaligus bersamanya. Tanpa harus bertanya pada resepsionis karena Ia sudah mengetahui tempatnya dari si pengiriman pesan rahasia.
Ia mulai membaca papan nama yang tertera di setiap pintu hingga pintu yang Ia cari ketemu.
" Ah akhirnya ketemu juga " Gumamnya.
Ia mulai membuka pintu ruangan itu dengan perlahan dan melangkah masuk setelah pintu itu terbuka. Matanya langsung di suguhkan dengan seseorang yang sangat di kenalnya di masa lalu.
" Mas Harry, benarkah ini kamu Mas "
Andin benar-benar terkejut ternyata apa yang di katakan si pengiriman SMS itu benar adanya. Ia melangkah mendekat, semakin dekat. Tangan itu hendak meraihnya lengan lemah yang di penuhi berbagai macam selang itu namun sesuatu hal membuatnya mengurungkan niatnya.
Ia mengambil kursi dan duduk agak jauh dari ranjang pasien.
" Sejak kapan Mas Harry ada disini, memangnya Mas Harry sakit apa "
Pintu ruangan terbuka, seseorang masuk kedalam ruangan itu membuat kening Andin berkerut.
" Kamu ~ kamu disini, kamu juga tahu kalau Harry di rawat disini " Tanya Andin
" Iya Andin, aku juga tahu "
" Apa kamu yang mengirim pesan itu padaku " Tanya Andin lagi dan Mita pun mengangguk membenarkan.
Mita melangkah mendekat dan meraih lengan Harry yang terbalut infus.
" Bukan hanya aku yang tahu keberadaan Harry tapi Ivan juga, apa dia tidak mengatakan apapun padamu tentang ini "
" Mas Ivan juga tahu Harry di rawat di rumah sakit ini, ah mungkin Mas Ivan belum punya kesempatan untuk memberitahukan tentang ini, atau ada hal lain yang menjadi alasan Mas Ivan menutupi keberadaan Mas Harry padaku " Batin Andin.
Andin menyunggingkan senyum me
buat Mita sedikit berpikiran aneh tentang sahabatnya itu.
" Kamu tidak apa apa Ndin " Tanya Mita.
" Ah tidak Mita " Jawab Andin santai.
Sikap Andin membuat Mita semakin tidak mengerti.
" Apa kamu tahu kalau Harry sudah lama disini, bahkan sebelum kalian menikah. Dengan kata lain, ini adalah fakta yang sebenarnya kenapa Harry tidak hadir di pernikahan kalian dan terpaksa ~~
" Sudahlah Mita, bukankah kejadian ini sudah berlalu. Semua sudah terjadi dan tidak ada kata mundur Mita. "
Andin mulai kehabisan kesabaran, Ia mulai sadar kemana arah pembicaraan sahabatnya itu.
" Kamu aneh deh Andin, aku bingung padamu. "
" Apanya yang aneh dan apa yang membuatmu bingung " Tanya Andin kemudian.
" Kamu tidak merasa bersedih atau marah begitu "
Andin menatap sahabatnya itu
" Sedih, marah ? Untuk apa dan pada siapa "
Mita berpikir sejenak memikirkan apa yang harus Ia katakan, padahal sebelumnya Ia sudah merencanakan ini matang matang, tapi ternyata semua yang terjadi sama sekali tidak sesuai dengan yang Ia harapkan.
" Apa kamu tidak merasa berasalah sedikit pun padanya, bagaimana kalau nanti Harry sadar dan mengetahui kondisimu. Dia pikir wanita yang di cintainya masih miliknya tapi kenyataan nya sudah milik orang lain, apa kamu pikir dia akan baik baik saja "
Andin menarik nafas berat, otak kecilnya tidak mampu memahami maksud dari ucapan Mita.
" Maaf Mita, sudah siang dan aku lapar, aku harus segera pulang "
Mita melongo melihat sikap Andin yang biasa biasa saja bahkan terkesan tidak peduli pada keadaan Harry.
Tanpa menunggu jawaban Mita Andin langsung melenggang pergi, bayi di dalam rahimnya sejak tadi menendang nendang perutnya, Ia tidak mengerti jadi Andin pikir mereka lapar disana.
" Iya sayang, kita pulang sekarang dan makan yang banyak " Andin mengelus pelan perutnya, Ia memutuskan untuk pulang kerumah.
" Bibik ~ Bibik ! tolong siapkan makan siang yang banyak, aku ingin makan "
Andin langsung meminta Bibik menyiapkan makan siang untuk nya ketika baru menginjakkan kaki di rumah. Bibik dengan lincah menyiapkannya, tidak butuh lama semua sudah terhidang di atas meja.
Andin langsung makan dengan lahap tanpa menatap ke kiri dan kanan membuat Bibik melongo.
" Nyonya anda datang dari mana "
Bibik memberanikan diri bertanya karena melihat Nyonya itu makan tidak seperti biasanya.
" Datang dari mana, memangnya kenapa " Tanya Andin balik setelah minum dan merasa kerongkongan nya mulai terasa nyaman.
" Ah maaf Nyonya, tapi Nyonya makan dengan sangat lahap kaya orang habis naik gunung "
Andin tertawa cekikikan, Ia merasa sangat lucu.
" Tidak kemana mana Bik, apa lagi sampai naik gunung, ini juga gunungnya ada disini Bik kenapa harus jauh jauh naik gunung " keduanya tertawa bersama.
" Tapi Bik, kayanya di tempat lain ada yang sedang kebakaran jenggot. Ah tapi biar saja Bik, aku tidak peduli "
Andin senyum senyum sendiri, hari ini meskipun ada sedikit masalah yang mengganggu pikirannya karena bertemu Harry, Pria masa lalunya namun semuanya bisa Ia atasi. Ia mengelus perut buncit nya, mungkin ini bantuan dari kedua buah hatinya