Kenzou

Dan saat melihat Tiara tertawa lepas bersama dengan Keizaa, Kenzou langsung menyadari satu hal, adiknya yang selalu ceria itulah yang mampu membuat raut kesedihan menghilang dari wajah gadis kecilnya itu.

Besok, dengan senang hati Kenzou akan menemani Keizaa ke rumah Tiara, Kenzou juga ingin Tiara ikut ke Bali, supaya gadis kecilnya itu bisa refreshing, dan terus ceria seperti itu bersama dengan Keizaa.

"Cantik yaa... Dia sepupunya Dasha... Aku melihatnya waktu mengantar Dasha pulang. Dan karena Dasha sudah menjadi milikmu, maka aku meminta Dasha untuk mengenalkan sepupunya itu padaku... Tapi sampai saat ini Dasha belum ada waktu mengenalkan kami..." ujar Dika sambil menyesap winenya.

Entah kenapa kedua tangan Kenzou mengepal di kedua sisi badannya, saat Dika berniat mendekati Tiara, gadis kecilnya. Sikap posesifnya seketika keluar.

Kenzou tahu pria seperti apa Dika ini, dia akan segera meninggalkan wanitanya saat sudah bosan dan sudah mendapatkan apa yang ia mau.

"Jauhi Tiara, dia sahabat baik adikku... Aku tidak mau adikku ikut terluka jika suatu saat nanti kau mencampakkan Tiara... Dan Dasha bukan milikku, kau bebas mendekatinya kalau kau mau, dan ingat pesanku, jauhi Tiara, atau kau akan menyesal!!" tegas Kenzou dengan suara dingin, membuat bulu kuduk Dika seketika meremang.

"Ok, aku akan menjauhi Tiara... Maaf aku tidak tahu kalau dia sahabat adikmu..." kata Dika pelan, memancing emosi Kenzou bukanlah hal yang baik, apalagi sampai mengabaikan larangannya.

"Bagus!" seru Kenzou sambil menepuk pundak Dika, kemudian melangkahkan kakinya ke arah Keizaa dan gadis kecilnya.

"Bagaimana kalau ke rumah Tiaranya malam ini saja?" tanya Kenzou, Keizaa dan Tiara secara serentak langsung mengalihkan perhatian mereka, dari makanannya ke sosok tinggi Kenzou.

"Kenapa?" Keizaa balik nanya.

"Sekalian kita pulang ke rumah, Zaa... Ada yang mau kakak sampaikan ke Dasha malam ini, dan tidak bisa menunggu besok, kamu bisa tunggu kakak di kamar Tiara selama Kakak bicara dengan Dasha nanti..." jawab Kenzou.

"Oh yasudah kalau begitu...." balas Keizaa ketus.

Ia merasa kesal karena Kenzou masih saja bersama Dasha, setelah kakaknya tahu apa yang sudah dilakukan keluarga Dasha pada sahabatnya, Tiara.

"Cinta sudah membutakan mata kakakku itu!!" geram Keizaa setelah Kenzou menjauh.

Sambil tersenyum lembut, Tiara menepuk-nepuk punggung Keizaa, "Sudahlah, Zaa... Sekarang lebih baik kamu ceritakan, sudah ada kemajuan belum dengan Kak Al?"

Keizaa mendesah pelan sebelum menjawab, "Jalan di tempat... Malah sekarang dia tidak bisa pulang karena banyak kerjaan di Seol... Aku menyesal, Ra. Karena sudah memintanya untuk menciumku, yang akhirnya membuatku selalu menginginkannya lagi, dan terlebih lagi aku selalu ingin bertemu dengannya... Dan memimpikannya... Itu semua membuatku gila, Ra."

"Aku sudah mewanti-wantimu untuk tidak melakukan hal gila itu, tapi kamu tetap saja melakukannya... Sekarang kamu tahu sendiri kan akibatnya? Untung bukan Evan yang kamu cium...."

Mendengar nama Evan membuat Keizaa begidik ngeri, "Padahal awalnya aku sangat menyukainya yaa... Tapi setelah dia menyatakan cintanya, aku jadi illfeel...." ujarnya lalu merangkul pundak Tiara,

"Semoga Om dan Tantemu mengizinkan kamu ikut ke Bali ya Ra... Aku iseng kalau hanya dengan Aliana saja..."

Tiara berkata setengah melamun ke Keizaa, "Iya, aku juga ingin menjauh dulu dari keluargaku...."

Daripada Om Danu selalu memojokkanku dan memaksaku untuk bersedia menikah dengan Pak Wito....

"Apa mereka membuat masalah lagi?" tanya Keizaa.

Tiara mengibas tangannya, "Tidak... Aku hanya sedang ingin liburan saja, Zaa... Sudah lama aku tidak pergi liburan ke luar kota...." jawabnya.

Ia tidak ingin membahas masalah ini dengan Keizaa, terutama saat sahabatnya ini akan ke rumahnya nanti, ia takut Keizaa akan melabrak om dan tantenya.

"Nah makanya aku bela-belain ke rumahmu... Kalau mereka tidak mengizinkan aku akan merengek sama Kak Zou... Kalau Kak Zou mendukung keluarga Dasha, aku akan meminta bantuan Papi... Jadi kamu tenang saja yaa..."

Tiara mengangguk, ia tidak meragukan Keizaa jika sahabatnya ini sudah bertekad. Ia akan melakukan apapun untuk mewujudkannya.

Setelah pesta Keizaa usai, Kenzou dan Keizaa langsung mengantar Tiara pulang, dan saat Kenzou memarkir mobilnya, Tiara melihat pak Wito, yang sedang menerima telepon dari seseorang, dan langsung mendesah pelan.

Untuk apa lagi sih bandot tua itu ke sini?

Tiara, Keizaa dan Kenzou membuka dan menutup pintu nyaris bersamaan, .enarik perhatian pak Wito, hingga pak Wito melihat Tiara, dan langsung terlihat sumringah, menampilkan dua gigi emasnya yang menggantikan giginya yang sudah tanggal.

"Siapa dia, Ra?" tanya Keizaa.

"Pak Wito... Abaikan saja. Mari masuk Zaa, Kak Zou...."

Tiara menarik tangan Keizaa saat memasuki rumahnya, ia tidak ingin pak Wito mencegatnya, dan membuat Keizaa serta Kenzou mengetahui rencana om dan tantenya.

Dan saat memasuki ruang tamunya, om dan tantenya sedang duduk di sana, mungkin mereka menunggu pak Wito yang sedang menghubungi seseorang.

Lalu mereka serentak berdiri saat melihat di belakang Tiara ada Keizaa dan juga Kenzou,

"Wah ada angin apa yang membawa keluarga Adipramana ke rumah kami? Silahkan duduk, Nak...." sapa om Danu dengan lembut.

Sambil tersenyum sopan, Keizaa dan Kenzou pun duduk.

"Ara... Sebaiknya kamu temani calon suamimu itu... Sedari tadi dia menunggumu!" perintah om Danu saat Tiara akan duduk di samping Keizaa.

Kedua adik kakak itu langsung menatap Tiara dengan tatapan yang identik, dan tanpa basa-basi lagi, Tiara kembali ke teras rumahnya dan menghampiri pak Wito.

Ia ingin menolak perintah omnya itu, tapi ia tidak ingin membuat keributan dengan adanya Keizaa dan Kenzou.

Melihat Tiara yang datang menghampirinya, pak Wito langsung mematikan sambungan teleponnya

"Hai Ara, lama saya menunggumu... Tapi karena kau sudah berpakaian rapi, jadi kita bisa jalan sekarang...." katanya.

"Jalan? Memangnya siapa yang mau jalan sama Pak Wito?" tanya Tiara, "Lagipula ada temanku, aku tidak bisa kemana-mana..." lanjut Tiara.

"Apa Ommu itu tidak bilang, kalau malam ini saya akan mengenalkanmu kepada anak-anakku?" tanyanya.

"Tidak, Om Danu tidak bilang... Dan untuk apa saya bertemu dengan anak-anak Bapak?"

"Tentu saja untuk mengenalkanmu sebagai calon ibu mereka...."

"Siapa yang mau menjadi ibu mereka? Saya sudah menyampaikan penolakan saya pada om Danu, saya tidak mau menikah dengan anda..."

"Memangnya punya hak apa kamu menolak permintaan saya? Saya sudah membelimu dari Ommu itu! Saya sudah menyuntikkan dana ke perusahaannya... Dan sekarang kamu sudah sepenuhnya menjadi milikku. Jadi ikut saya sekarang!!" geram pak Wito, dan Tiara memekik kencang saat pak Wito dengan kasar menarik tangan Tiara.

"Aku tidak mau... Lepaskan aku!!!" teriak Tiara sambil memberontak, tapi tenaganya kalah kuat dengan pak Wito.

"Lepaskan dia sekarang juga!!" seru suara dingin si belakang Tiara.