NovelToon NovelToon
Sepupuku Suamiku.

Sepupuku Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:59.5k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Kepergok berduaan di dalam mobil di daerah yang jauh dari pemukiman warga membuat Zaliva Andira dan Mahardika yang merupakan saudara sepupu terpaksa harus menikah akibat desakan warga kampung yang merasa keduanya telah melakukan tindakan tak senonoh dikampung mereka.

Akankah pernikahan Za dan Dika bertahan atau justru berakhir, mengingat selama ini Za selalu berpikir Mahardika buaya darat yang memiliki banyak kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28.

"Maaf tuan, saya duluan yang menginginkan kemeja itu." Hilda masih berbicara dengan nada sopan, berharap pria itu mengembalikan kepadanya.

"Apa anda sudah melakukan transaksi pembayaran, Nona?."

Dengan polosnya Hilda menggelengkan kepalanya, karena faktanya ia memang belum melakukan transaksi. Jangankan transaksi pembayaran, menyentuh kemeja itu saja belum, sudah keduluan sama pria itu.

Pria itu lantas menarik sudut bibirnya ke samping dan berkata. "Selama belum melakukan transaksi pembayaran, itu artinya kemeja ini belum menjadi milik anda, Nona." kata pria itu kemudian berlalu begitu saja.

Hilda yang tidak terima gegas menyusul langkah pria itu, berjalan menuju ke arah meja kasir.

"Tidak bisa begitu, tuan." Hilda berusaha mencegah langkah pria itu dengan berdiri dihadapan pria itu, merentangkan kedua tangannya hingga mereka pun menjadi pusat perhatian dari pengunjung toko lainnya.

"Anda harus mengembalikan kemeja itu pada saya!." Hilda mengulurkan tangannya ke hadapan pria itu. Tetapi, bukannya menyerahkan kemeja tersebut pada Hilda, pria itu justru mengangkat tubuh Hilda, menyingkirkannya dari hadapannya, dan hal itu berhasil membuat pengunjung toko lainnya tersenyum melihat aksi pria itu. Hilda yang terpaku untuk waktu yang cukup lama akhirnya harus mengalah dan mengikhlaskan kemeja tersebut dimiliki oleh pria yang menurutnya sangat menyebalkan itu.

"Dasar pria menyebalkan....lagian untuk apa sih, dia membeli pakaian wanita? Dasar aneh." diakhir kata Hilda mengatai pria itu dengan sebutan pria aneh.

Setelah pria itu berlalu meninggalkan toko tersebut, Hilda merasa seperti pernah bertemu dengannya, tapi dimana? Hilda sendiri tidak mengingatnya. Tak mau lagi memikirkan apapun yang berhubungan dengan pria yang sudah membuatnya kesal tersebut, Hilda lantas berlalu meninggalkan toko baju tersebut tanpa membeli satupun karena terlanjur kesal tidak mendapatkan kemeja yang diinginkannya.

*

"Kenapa kau lama sekali? Kau mau membuat istriku membeku kedinginan, begitu?." Mahardika jadi kesal karena asisten Bimo baru tiba di hotel pada pukul sepuluh malam, dan itu artinya satu jam waktu yang dibutuhkan oleh pria itu untuk membelikan pakaian untuk istrinya.

"Maaf tuan, tadi ada sedikit kendala di toko pakaian."

Mahardika tak lagi memperdulikan alasan yang terlontar dari mulut Asisten pribadinya itu, ia langsung kembali ke dalam dan menutup pintu kamar hotel. Mereka yang berci-nta aku yang diomeli, begitu kira-kira dalam hati asisten Bimo, sebelum berlalu meninggalkan hotel.

"Nggak perlu mengomel juga kali, mas. Barangkali memang ada sedikit kendala sehingga pak Bimo terlambat datang ke sini." Kata Zaliva yang masih mendengar percakapan antara Mahardika dan asisten Bimo.

"Nggak ngomel mas hanya bertanya saja, sayang." balas Mahardika dengan santainya, kemudian menyerahkan paper bag berisikan pakaian baru kepada sang istri.

"Ini, pakailah, setelah itu kita pulang!." kata Mahardika dan Zaliva pun mengangguk paham.

Beberapa saat kemudian, Za sudah mengenakan pakaian lengkapnya.

Kini Mahardika dan Zaliva cek out dari hotel, hendak kembali ke rumah.

Setibanya di rumah, Za merasa kikuk bertemu dengan ibu mertua di ruang tengah.

"Kalian baru pulang?." mama Riri bertanya sambil menahan senyum di bibirnya.

"Iy_iya mah." Za menjawab dengan suara terbata, malu ketahuan mampir dulu di hotel sebelum kembali ke rumah.

Mahardika yang menyadari sikap istrinya lantas merangkul pundak Za.

"Kalian sudah pulang?." Papa Okta yang menuruni anak tangga, dari kamarnya, ikut bertanya sekedarnya.

"Iya pah." kali ini Mahardika yang menjawab, sementara Zaliva hanya mengulas senyum canggung pada ayah mertuanya itu.

"Bagaimana urusan kerjaan di Singapore, nak?." Ketika menyadari wajah menantunya nampak merona karena malu, Papa Okta lantas mengalihkan topik pembicaraan.

"Alhamdulillah, semua berjalan sesuai dengan ekspektasi. beberapa investor pun bersedia menanamkan saham mereka di perusahaan kita yang ada di sana, pah. Mungkin satu atau dua bulan mendatang, Dika akan kembali lagi ke sana untuk mengecek perkembangannya." jawab Mahardika.

"Syukurlah kalau begitu. Oh iya, Ngomong-ngomong apa kalian tidak berencana pergi bulan madu atau semacamnya, biar papa dan mama cepat dapat cucu." diakhir kata papa Okta sengaja mengulas senyum tipisnya.

"Kalau Dika sih terserah istri Dika saja pah. Kalau Za menginginkan kami pergi bulan madu maka Dika akan meluangkan waktu untuk itu." Diperjalanan kembali ke rumah tadi, Mahardika sempat membahas tentang bulan madu pada Zaliva, tapi istrinya itu menjawab tidak terlalu menginginkan bulan madu. Lagipula menurut Za dimanapun ia berada asalkan bersama dengan suaminya, sudah lebih dari sekedar bulan madu.

"Kenapa bisa begitu, memangnya kamu sendiri tidak ingin berbulan madu?." sekarang pertanyaan tersebut di tujukan lebih personal kepada Mahardika.

Mahardika tak langsung menjawab, pria itu justru tersenyum sambil melirik pada sang istri.

"Kalau Dika sih, nggak perlu bulan madu jauh-jauh buat bikinin papah cucu." Jawaban Mahardika berhasil membuat Za mendelik ke arah suaminya itu. Bisa-bisanya Mahardika berbicara seperti itu dengan santainya.

"Kamu bisa saja." Papa Okta hanya tersenyum mendengar jawaban putranya yang ada benarnya.

Tak lama kemudian, Mahardika dan Zaliva pun pamit ke kamar.

"Mas...." setibanya di kamar, Za terdengar berseru.

"Iya sayang."

"Kalau aku bilang nggak mau diceraikan sama kamu, gimana?." Dengan menekan segala ego dalam diri, Za akhirnya mengutarakan hal itu.

"Memangnya kapan mas mengatakan ingin menceraikan kamu?." Mahardika balik bertanya.

"Bukankah dengan adanya syarat yang mas ajukan tempo hari, itu berarti mas juga bersedia menceraikan aku?." Za yang masih berdiri di tempat sontak mengangkat pandangannya, menatap wajah suaminya yang melangkah mendekatinya.

"Sekarang mas tanya, jika suatu hari nanti kita diberikan anugerah terindah berupa keturunan, apa kamu bersedia berpisah dengan anak kamu, darah daging kamu?."

Za sontak menggelengkan kepalanya. "Aku nggak mau mas, aku nggak mau dipisahkan dari anakku." Wajah Za berubah sendu membayangkan dipisahkan dari anaknya nanti.

"Mas sudah bisa menduga hal itu akan terjadi, kamu pasti tidak akan rela berpisah dengan anak kita, sayang." jawaban Mahardika membuat Za menyadari sesuatu.

"Tunggu.....! apa itu artinya selama ini mas sudah menipu aku?." tebak Zaliva dengan tatapan curiga.

"Bukan menipu, mas hanya sedang berusaha mempertahankan rumah tangga kita, Zaliva."

"Mas hanya ingin kita tetap bersama. Menerima pernikahan kita tanpa adanya kalimat perpisahan, karena tujuan mas menikah bukan untuk bercerai." mendengar pengakuan Mahardika mampu membuat Zaliva tertegun mendengarnya.

Tanpa berkata-kata lagi, Za menghambur ke pelukan Mahardika. Ia tidak menyangka sampai segitunya suaminya itu berusaha mempertahankan rumah tangga mereka. sekarang Za tak lagi terlalu memikirkan apakah Mahardika mencintainya atau tidak, pria itu bisa menerima pernikahan mereka dengan ikhlas serta berniat mempertahankannya sudah cukup bagi Zaliva. Bukankah cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu, biarlah dirinya yang lebih dulu mencintai suaminya itu. Ya, setelah ditinggal oleh Mahardika ke Singapore akhirnya Za menyadari perasaannya terhadap Mahardika.

1
Sri Siyamsih
lanjut k
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
Herman Lim
hilda sama Bimo ne
zheny pudji
jodohnya Hilda otw ketemu
irma hidayat
nah kayanya hilda ketemu asisten bimo moga berjodoh
Sri Wulandari
jodohnya suster Hilda si Bimo niyh sepertinya wkwk
mis.be
hilda & bimo ??🤭
mis.be
wkwkwk oleh2nya jeroan 😂
Dinarra
ku tunggu up selanjutnya kaka author❤️
Choirul Anam
wah pasti asisten Bimo bisa di persatukan nih sama si bimo
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
tiko ato bimo ini
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@: gpp othor
Selvia: sudah direvisi syg, sorry ya.....
total 2 replies
Ariany Sudjana
ternyata masa kecil dokter Yuli dan adiknya sedih juga, tapi bisa sukses. semoga dokter Yuli yang jadi ibu sambung Zaki
secret
ayoo zaki comblangin papamu sm dokter yuli 😁 Zaa ngaku aja klo kangen mahh jgn gengsi 🤭
Lusi Hariyani
gengsi d gede in za d kerjain papa okta kan...wah dokter yuli otw dpt mas duda nich...
Dinarra
masi gengsi aja si za😄
Syarifah
Terimakasih 🙏 up nya mbk Thor,semoga sehat dan sukses dalam berkarya.semangaat💪💪💪
Jesillas Gillna
🙂
irma hidayat
moga pulang dari singapur bulan madu meski dirmh za dika dan hasilnya diberi momongan
irma hidayat
yang sabar za tahan rindunya dan saat suamimu datang rangkullah suamimu dgn sepenuh hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!