Bismillah,
Kisah ini sekuel dari Pengobat Luka Hati Sang Letnan (Kisah Maslahat).
Ikuti FB Lina Zascia Amandia
WA 089520229628
Patah hati karena cinta dan hampir saja bunuh diri. Nyawa Aika hampir saja melayang, kalau saja tidak ada seorang pria arogan dan kasar menolongnya.
"Gila, kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" Serka Lahat menarik tubuh gadis itu ke dalam mobil bututnya.
Mobil itu berlari kencang menuju sebuah klinik. Tidak disangka penemuan itu, benar-benar merubah hidup Maslahat yang monoton dan betah membujang.
Lalu apa yang membuat Maslahat berubah, menemukan jodohnya, atau justru menikahi gadis putus asa yang diduganya hamil oleh pacarnya atau mendapat jodoh lain yang lebih baik? Temukan jawababnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Keinginan Lahat
"Kamu tidak ingin hubungan kita bisa lebih baik lagi dari ini? Sebenarnya abang lelah, abang ingin menjalani kehidupan rumah tangga ini dengan normal. Abang tahu pernikahan ini bagimu adalah paksaan, dan abang salah. Niat awal memang abang ingin menutupi aibmu. Tapi, tidak salah rasanya abang ingin merubah niat awal dengan kesungguhan, menjadikan kamu istri yang sebenarnya, bukan hanya di atas kertas." Lahat menjeda bicaranya, nada bicaranya sedikit lembut.
"Kemarin itu, abang sempat bilang pada orang tuamu, kalau kamu meminta pisah dalam waktu setahun, maka abang akan lepaskan. Tapi, setelah abang pikirkan dalam-dalam, rasanya tidak etis banget, kita mendirikan rumah tangga, hanya untuk menutupi aib lalu kita seenaknya meminta berpisah setelah aib itu lewat."
"Abang tahu, aib itu tidak ada, dan itu kesalahpahaman beberapa pihak. Tapi, tidakkah di hatimu terbersit untuk menjalani rumah tangga ini lebih lanjut? Sebab pernikahan kita tidak main-main, tercatat di negara, agama, bahkan kedinasan," lanjut Lahat, berharap Aika bisa memahami ucapannya.
Aika tidak menjawab, dia masih terdiam seraya menatap kosong bingkisan yang sejak tadi diuwel-uwel dan belum diapa-apain. Lahat menatap lekat wajah Aika, dia seperti bingung.
Lahat berdiri, wajahnya berubah muram, kesal, disabarin tapi tidak ada balasan apa-apa. Padahal barusan ia sudah menahan perasaan marah yang sering meledak-ledak. Ia pun mengakui, dia memang tidak memiliki kapasitas sabar yang banyak.
Watak Lahat terlanjur keras, sebagaimana pemberangkatannya sejak pendidikan yang terbentuk keras, lalu di lapangan yang keras, pegang senjata bukan sekedar memegang saja, namun senjata itu pernah ia gunakan untuk menembak kaum pemberontak atau pengacau keamanan.
Berbagai tugas berat pernah ia jalankan, menjadi pasukan perdamaian, bahkan saat terjadi kericuhan batas negara, tidak jarang ia baku tembak dengan pengacau keamanan, yang dengan terpaksa harus angkat senjata. Tidak ada kata lembut atau intonasi bernada rendah, sehingga pembawaan ini terbawa dalam kehidupan di luar militer.
"Ahhhhhh." Lahat mendesah, ia mulai melangkahkan kaki meninggalkan Aika yang masih bingung. Lahat memasuki kamar, lalu menutup pintu dengan sedikit kasar.
Aika menatap punggung Lahat, dia sedih dan bingung harus mulai dari mana untuk mencintai Lahat. Dia akui, Lahat pria yang baik, tapi bukan tipe lelaki lembut. Sejak pertama bertemu, Lahat memang terlihat tidak sabaran. Tapi, Aika tidak pernah menyadari kalau Lahat akan menjadi suaminya.
Dambaannya adalah lelaki yang lembut penuh kasih sayang. Tapi, setelah dilepaskan Yoda, ia justru mendapatkan lelaki yang berwatak keras dan tidak sabaran. Bukan mendapat yang lebih baik dari Yoda, menurutnya.
***
"Bang Lahat mungkin memang tidak sebaik atau selembut mantan kekasihmu. Tapi, jangan dilihat dari watak. Buktinya mantan kekasihmu yang lembut dan menurutmu perhatian dan penuh kasih sayang itu, hanya kedok belaka.
Justru yang terlihat kasar dan wataknya keras, sebenarnya tulus. Jangan melihat isi dari covernya, karena cover bisa saja menipu," nasehat Aiko hari ini, ketika Aika menyempatkan datang kembali ke rumah orang tuanya, setelah memberanikan diri meminta izin pada Lahat.
"Kamu hanya belum siap saja menerima kenyataan, bahwa setelah lepas dari mantan kekasihmu, malah mendapat pria yang terlihat sangar dan berwatak keras. Tapi, kalau kamu mampu menyelami kedalaman hatinya, mbak rasa cinta itu perlahan akan timbul. Mbak tahu, ini tidak mudah bagimu, Ai. Tapi, coba buka hatimu. Turunkan egomu. Perlahan-lahan kamu pasti akan merasakan sebuah getaran yang berbeda, malah bahkan kamu akan mencintainya," tutur Aiko lagi terdengar dewasa dan menyejukkan.
"Mbak Aiko mudah saja bicara. Kalau jadi aku, Mbak pasti sama saja seperti aku. Praktek itu tidak mudah Mbak."
"Mbak tahu. Tapi, setidaknya kamu nanti setelah berhadapan dengan Bang Lahat bisa mulai melakukan usaha untuk mulai menerimanya," balas Aiko malah tambah jadi mendukung Aika untuk berusaha menerima Lahat.
Aika diam, tidak ada guna lagi dirinya menyela ucapan sang kakak, yang nyata-nyata justru mendukung dirinya untuk menerima Lahat.
"Aku pulang." Aika berdiri dengan malas, dan bermaksud untuk pulang.
"Baiklah. Hati-hati di jalan. Jangan lupa bawa katimus dan ciu buatan ibu. Suamimu pasti suka makanan khas daerah kita. Tadi ibu berpesan untuk dibawa sama kamu." Aiko memberikan kantong yang isinya makanan yang disebutkannya tadi.
"Jangan lupa, supaya lebih enak dan kenyal, kamu masukkan ke dalam kulkas," lanjut Aiko. Aika benar-benar pulang. Deru motornya mulai terdengar dan melaju meninggalkan rumah kedua orang tuanya.
coba komunikasi yg bener..kata BPK jgn egois kan??
Luluhkan bang hati istrimu...
raihlah kebahagiaan mu bang, buat aika tergila-gila padamu 😄😄😄