Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Bima Sampai di kantor saat dia mengerjakan kerjaannya dia malah terbayang ketika dia mencium bibir Salwa.
Bima baru menyadari kalau tadi dia mencium bibir Salwa dia ingin menghapus ingatannya tapi bayangan itu terus terbayang di benaknya.
Bima kemudian menghentikan pekerjaannya dia memanggil Danang dan pamit kembali pulang.
Saat bima berjalan melewati para karyawan mereka pada berbisik karena untuk pertama kalinya bos mereka pulang awal.
Tak waktu lama bima sampai di rumah dia langsung menanyakan bagaimana keadaan Salwa ke Mak Nor.
Setelah mendapat jawaban dari Mak Nor bima naik ke kamar Salwa dia ingin memastikan kalau Salwa sudah nggak demam lagi.
Bima memegang dahi Salwa dari belakang dengan mata terpejam Salwa bilang kalau dia sudah membaik tapi Salwa kira itu Mak Nor.
Bima keluar dari kamar Salwa menuju ruang tamu sampai di sana dia duduk dia juga melonggarkan dasinya sambil menyenderkan tubuhnya di sofa.
Beberapa menit kemudian bima mendengar langkah kaki dari turun dari tangga bima menengok ternyata itu Salwa.
"kenapa kamu bangun istirahatlah dulu"suruh bima sambil berdiri dan berbalik menghadap ke Salwa yang sudah sampai di lantai bawah.
"aku mau ambil minum"kata Salwa lirih.
"duduklah si sini aku akan ambilkan"perintah bima.
"nggak usah aku mau buat teh hangat"tolak Salwa.
Bima tetap ke dapur dia membuatkan teh untuk Salwa tak lama tehnya jadi dia juga membawakan semangkuk bubur yang di buat Mak Nor tadi.
Bima menaruh teh dan bubur di depan Salwa duduk dan menyuruhnya memakannya bima juga ikut duduk di sofa samping Salwa.
Sebenarnya Salwa nggak mau makan apalagi bubur tapi bima terus memperhatikan nya dia juga nggak berani menolaknya.
Walaupun rasanya pahit Salwa akhirnya memakan bubur itu baru tiga suapan Salwa mau berhenti tapi di cegah bima.
"aku udah kenyang".
"nggak mungkin kenyang baru juga tiga suapan, makanlah lagi"paksa bima.
"rasanya pahit".
"biar aku suruh Mak Nor buatkan lagi".
"nggak usah ini saja"cegah Salwa kembali menyuapkan bubur ke mulutnya dengan terpaksa.
Dalam hati Salwa merutuki bima dia memaki bima karena suka memaksa.
"setelah itu minum obatmu"suruh bima dan membuat raut wajah Salwa berubah sedih minum obat adalah hal yang paling dibencinya.
Bima memanggil Mak Nor untuk mengambilkan obat Salwa,Salwa mencoba beralasan agar dia tidak minum obat tapi bima tetap menyuruhnya minum obat.
"aku nggak bisa minumnya"kata Salwa saat dia sudah beberapa kali mencoba meminumnya.
Saat Salwa sedang bicara bima memasukan obatnya kedalam mulutnya dan memegang muka Salwa bima cium bibir Salwa.
Salwa yang mendapat perlakuan mendadak membelalakkan matanya tubuhnya sampai mematung disaat itu bima mengalihkan obat itu ke dalam mulut Salwa akhirnya obat itu tertelan juga.
Bima melepas ciumannya dan berlalu pergi sedangkan Salwa masih mematung disana.
"ini ciuman pertama ku Kenapa harus dia yang ngambil"teriak Salwa dalam hatinya sambil berekpresi sedih"dasar om-om mesum".
Salwa kembali ke kamarnya dengan kesal sedangkan di kamar lain bima seperti tidak terjadi apa-apa.
Karena sakit Salwa dua hari tidak masuk tapi anehnya indra hanya menghubungi dia sekali saat hari pertama dia nggak masuk kuliah.
Hari ini diadakan masuk kuliah daripada dia di rumah terus yang di lihat hanya bima terus karena selama dia sakit bima bekerja dari rumah.
Salwa pergi ke kampus dan sialnya dia diantar bima dengan alasan kalau dia belum sehat betul dan di larang bawa mobil sendiri.
Dikampus Salwa nggak melihat indra maupun Nadia saat Salwa bertanya sama teman sekelasnya ternyata mereka juga nggak masuk dua hari ini.