Anak Genius : Ayah Ku Ceo Sombong

Shila dan Vero sudah sampai di jakarta pada sore hari. Sebelum pulang ke rumah Vero mengantarkan Shila terlebih dulu , setelah itu barulah Vero kembali ke rumahnya.

CKITT...

Vero menghentikan mobil nya di depan rumah dan kebetulan Delia yang sedang ada di ruang tengah mendengar suara mobil Vero . Delia pun keluar untuk melihat Vero dan sungguh terkejut Dalia melihat keadaan mobil yang sangat kotor mungkin karena perjalanan jauh tadi.

"Vero , ada apa dengan mobil mu ? astaga.. berantakan sekali kau darimana saja? "Tanya Delia yang melihat setiap sudut mobil.l

"Ma, jangan bicara sekarang aku lelah aku baru pulang dari luar kota." Ucap Vero malas lalu berjalan ke kamar nya .

"Apa ? Ke luar kota , menyetir sendiri tidak seperti biasa nya." Delia tidak menyangka dengan apa yang di ucapkan Vero tadi .

"Vero kamu ke luar kota menaiki mobil ?" Tanya Delia yang mengikuti langkah Vero .

"Hm.." Gumam Vero yang terus melangkah tanpa menoleh

"Aneh , tidak seperti biasa nya." Pikir Delia yang merasa aneh pada tingkah Vero biasa nya dia selalu naik pesawat walaupun jarak dekat , dan Vero anti menyetir sendiri .

Delia pun menghubungi asisten nya Erik"Rik, saya mau tanya apa pesawat pribadi saya sedang rusak ?"Tanya Delia pada sambungan telepon .

"Tidak , Nyonya pesawat dalam keadaan baik tidak ada kerusakan apapun , apa Nyonya ingin pergi ke suatu tempat?" Tanya Erik di ujung sana .

"Ah, tidak saya hanya bertanya saja ."

Tut.. Delia pun langsung menutup telepon nya sepihak .

"Aneh , kenapa Vero tidak memakai pesawat untuk ke luar kota , dia memilih menaiki mobil sendiri , aku masih tidak percaya." Ucap Delia yang tak habis pikir dengan Vero kenapa harus capek capek nyetir dan naik mobil sendiri padahal mereka punya pesawat pribadi .

Di tempat lain Shila sudah selesai membersihkan diri dan ketiga anak Shila sudah tertidur pulas .

Shila kepikiran ucapan Zeni kemarin Shila pun melangkah menuju kamar bi Inem. Di dalam sana Shila memeriksa semua barang barang Bi Inem dan benar apa kata Zeni semua barang Bi Inem lengkap tidak ada yang kurang.

Shila jadi tambah curiga bahwa terjadi sesuatu pada Bi Inem. Shila mencoba untuk menghubungi Bi Inem kembali yang ternyata ponsel milik Bi Inem tertinggal dalam laci kamar nya membuat Shila yakin bahwa ada sesuatu terjadi pada Bi Inem .

"Tidak mungkin bibi meninggalkan ponsel nya kalau akan pergi lama , ini pasti ada yang tidak beres apa jangan jangan Bi Inem di culik ? Ah .. tidak , tidak mungkin siapa yang menculik Bi Inem dan untuk apa ? "berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran Shila kalau memang ada yang menculik Bi Inem untuk apa mereka menculik nya .

" Apa ? mama menculik Bi Inem untuk apa ma ?"Tissa terkejut ketika ketika mendengar Ibu nya menyekap Bi Inem .

"Kamu itu bodoh atau gimana sih , Tissa Bi Inem yang selalu menghalangi jalan kita si pembantu sialan itu selalu saja menjadi pengacau dalam rencana kita

kamu pikir saja dari mana Shila tahu keadaan papa nya kalau bukan dari dia dan yang paling mengejutkan dia tinggal serumah dengan Shila ."Ucap Rani dengan tatapan tajam nya .

"Jadi rencana mama apa ? " Tanya Tissa

"Kita singkirkan satu persatu orang terdekat nya." Ucap Rani yang tersenyum sinis .

Prang..

Tiba-tiba saja terdengar suara dari arah kamar Adithama , suara nya terdengar sampai ke ruang tengah membuat Rani dan Tissa terkejut.

"Suara apa itu ? "Gumam Tissa saat mendengar suara itu .

"Sari.. " Teriak Rani memanggil pembantu nya Sari adalah pembantu baru yang menggantikan bi Inem.

Sari pun menghampiri Rani "Iya nyonya " Ucap Sari ketika sudah berada di hadapan Rani .

"Suara apa itu ? ,apa lagi yang di lakukan si tua bangka itu ." Pekik Rani pada Sari.

"Itu nyonya Tuan memecahkan gelas dan piring yang di atas nakas " Ucap Sari

"Sayakan sudah bilang jangan simpan gelas sama pring di dekat nya , sudah berapa piring dan gelas yang dia pecahkan." Ucap Rani kesal .

"Saya hanya memberi Tuan makan malam nyonya " Ucap Sari .

"Selalu saja buat ulah , apalagi yang dia mau kali ini " Gumam Rani yang melangkah ke arah kamar Adithama .

"Bagus ya ,main pecah - pecahin aja , sudah tua , buta , merepotkan saja." pekik Rani pada Adithama yang tengah bersandar pada dinding sofa .

"Aku ingin bertemu anak ku " Ucap Adithama yang menahan amarah "Dimana Shila putri ku bawa dia padaku Rani aku ingin bertemu dengannya." Sambung Adithama

"Ah,menyebalkan."Gumam Rani seraya membuang nafas kasar

"Mau apa kamu ketemu anak mu ? Ingat ya Adithama anak mu sudah tidak peduli lagi yang peduli sama kamu hanyalah aku istri mu ." Ucap Rani

"Bohong , kamu bukan peduli Rani kamu hanya ingin membuat ku menderita. Sudah cukup Rani semua nya sudah kamu miliki harta , tahta , perusahaan , dan rumah ini sudah kamu miliki apalagi yang kamu mau Rani ? " Teriak Adithama penuh amarah .

Mendengar ucapan Adithama Rani hanya tersenyum sinis lalu mendekatkan wajah nya dengan wajah Adithama "Seharusnya kamu bersyukur aku masih mau merawat mu , memberimu makan , tapi anak mu mana ? sampai sekarang dia tidak datang lagi kamu tahu kenapa karena anak mu sudah tidak peduli lagi sama papa nya yang sudah mengusirnya dulu ." Ucapan Rani begitu lembut namun menusuk .Adithama semakin emosi ketika mendengar ucapan Rani

"Itu semua karena kau , kalau bukan karena kau itu semua tidak akan terjadi ." bentak Adi.

"Kamu menyalahkan ku setelah apa yang sudah kamu lakukan , kamu yamg usir aku yang di salahkan."pekik Rani

"Karena kamu yang mempengaruhi ku Rani" Timpal Adi .

"Itu salah kamu sendiri kenapa percaya pada ku ." Ucap Rani tersenyum sinis

Adithama semakin marah mendengar ucapan Rani yang sama sekali tidak merasa bersalah "Aku tidak akan memaafkan mu Rani tidak akan." Ucap Adithama .

"Terserah , aku pun tidak berharap di maafkan oleh mu." cibir Rani .

"Sari .. bereskan semua ini , kalau dia tidak mau makan biarkan saja kalau dia mati pun bukan salah saya , dia sendiri yang tidak mau makan sudah untung saya memberi mu makan. Cepat bereskan sari ." Perintah Rani pada sari untuk membersihkan pecahan gelas dan piring lalu keluar dari kamar Adithama .

Adithama mengepalkan tangan nya menahan amarah juga emosi nya . Andai saja dirinya bisa melihat juga bisa berjalan mungkin Adithama sudah melawan Rani dan pergi dari rumah ini .

"Merepotkan saja."Ucap Rani yang merebahkan tubuh nya di atas sofa

"Mama ngapain sih repot - repot ngurusin papa , sudahlah ma kasih saja sama anak nya biar dia yang merawat nya buat apa kita capek capek ngurusin orang buta , lagian semua nya sudah kita miliki kan ma ." Ujar Tissa yang duduk di samping Rani .

"Tissa kamu mikir gak untuk apa mama melakukan semua ini ?" Ucap Rani yang menatap ke arah Tissa yang sedang bingung

"Untuk apa?"Tanya Tissa.

" Shila tidak akan sebodoh itu membiarkan kita menikmati hartanya begitu saja , anak itu pasti mencari cara agar hak nya kembali termasuk yang sudah kita miliki sekarang dia pasti mencari cara untuk mendapatkan perusahaan nya kembali ."Jelas Rani

"Lalu apa gunanya papa ada disini?"Tanya Tissa yang masih belum mengerti

"Kita jadikan Adithama sebagai ancaman agar Shila tidak bisa melakukan apapun kalau dia berani macam-macam nyawa Adithama jaminan nya ." Ucap Rani Sinis .

"Kamu ingat saat mama mengancam nya akan membunuh papa nya dia begitu ketakutan dan tidak bisa berkutik , itulah kenapa mama masih menahan si Tua bangka itu ." Jelas Rani dengan senyum licik nya.

"Mama ku sangat pintar ." Ucap Tissa yang tersenyum senang .