Multi Millionaire Double Identity

45 menit kemudian, “klang,” Ethan menaruh bench press nya kemudian bangun dan duduk di kursi datar tempat dirinya berbaring. Karena melihat ada beberapa orang yang ingin memakai alatnya, akhirnya Ethan pindak ke kursi yang di sediakan di tengah gym. Dia mengelap keringatnya, tiba tiba “tap,” “hup,” Elena memegang pundak nya dan melompat duduk di sebelahnya.

“Sudah selesai ?” tanya Ethan.

“Sudah,” jawab Elena sambil minum dari botol minum nya.

Setelah itu, Elena memperhatikan Ethan yang tidak membawa botol minum, dia memberikan botol minumnya kepada Ethan. Tanpa ragu ragu, Ethan langsung minum dari botol minum yang di berikan Elena sambil mengelap keringatnya menggunakan handuk. Tiba tiba dia melihat Elena yang duduk di sebelahnya dari cermin di depannya dan memperhatikan nya, bukan hanya wajahnya namun seluruh tubuh Elena yang seksi dan berkeringat deras.

Elena juga ternyata juga melihat cermin dan melihat tubuh Ethan yang kekar berkeringat, “dug...dug,” tiba tiba jantung keduanya berdetak kencang. Keduanya terdiam mematung tidak bicara apa apa dan tidak perduli dengan sekitar karena hati mereka berdebar debar. Tanpa mereka sadari, tangan mereka saling bergenggaman.

“Udah mau pulang ?” tanya Ethan.

“Um...yuk,” jawab Elena.

Keduanya berdiri dan berbalik walau tangan mereka masih tergandeng satu sama lain. Mereka jalan keluar dari gym untuk kembali ke ruang loker,

“Hei, pria tangguh,”

Ethan menoleh melihat teriakan di belakangnya, matanya membulat melihat seorang pria besar melemparkan batang barbel ke arah dirinya dan Elena, dengan santai dia mengangkat tangannya dan menangkap batang barbel itu. Pria yang melemparnya menjadi sangat kaget karena batang barbel itu beratnya 20 kg dan Ethan menangkap nya dengan mudah. Ethan melangkah sambil membawa barbel itu ke arah sang pria yang sekarang terlihat ketakutan karena melihat tatapan tajam Ethan. Langsung saja Ethan melemparkan batang barbel itu kepada sang pria namun dia menepuknya, “klang,” batang itu jatuh ke bawah. “Greb,” Ethan menarik baju pria besar itu dan menatap nya,

“So..sori bro, aku cuman bercanda,” ujar sang pria.

“Kalau sampai kena Elena bagaimana hah,” balas Ethan.

“Ka...kamu siapanya Elena ?” tanya sang pria.

Belum sempat Ethan menjawab, Elena sudah berdiri di sebelahnya dan memegang lengannya agar melepaskan pria itu, kemudian Elena menatap tajam ke arah pria di depannya,

“Dia tunangan ku (menggandeng lengan Ethan dan menoleh melihat Ethan) ayo beb, dia tidak layak,” jawab Elena singkat.

Ethan dan Elena langsung berbalik dan berjalan menuju ruang loker meninggalkan pria besar itu tertegun. Setelah mengganti pakaian dan keluar, mereka langsung menuju ke tempat parkir motor dan pulang ke apartemen mereka. Begitu masuk ke dalam unit apartemen Ethan, keduanya menutup pintu dan diam tidak bergerak. Lalu keduanya berjalan ke arah sofa dan duduk dengan tenang dan berdempetan, jantung keduanya berdetak kencang, keduanya saling menoleh melihat satu sama lain, keduanya langsung berciuman dengan panas sambil berpelukan dengan sangat erat.

Setelah beberapa saat saling mengulum lidah, keduanya melepaskan ciuman mereka dan kembali saling menatap,

“Di sini aja ?” tanya Ethan.

“Iya, di sini aja,” jawab Elena.

Ethan langsung membuka kaus singlet nya begitu juga Elena yang membuka tank top dan sport bra nya, kemudian mereka saling membantu membuka celana mereka dan setelah itu, Elena duduk di atas pangkuan Ethan yang sedang duduk di sofa dan memeluk Ethan dengan erat sambil kembali berciuman panas tanpa bicara apa apa. Ethan mulai menciumi leher Elena yang menengadah ke atas, tangannya mulai meremas gundukan Elena dan memainkan pucuknya.

Kedua tangan Elena pun mulai memijat halus junior Ethan yang semakin tegak dan menjadi lebih besar dari sebelumnya secara bergantian. Ethan kembali mencium Elena yang mulai menggeliat menggerakkan pinggul nya maju mundur. Setelah melepas kembali ciuman nya dan saling memandang,

“Udah...aku mau,” ujar Elena.

“Ok, aku juga,” balas Ethan.

Elena mengangkat bagian bawahnya sedikit sementara Ethan mengarahkan sang junior agar masuk ke dalam sarung milik Elena. “Jleb,” “hghhh,” keduanya mulai mengerang ketika sang junior bersatu dengan sarung nya, Elena merangkul leher Ethan dengan kedua tangannya sedangkan Ethan memegang pinggang Elena dengan kedua tangannya. Pinggul mereka mulai bergerak bersamaan, Elena bergerak maju mundur sedangkan Ethan turun naik.

“Haaah....haaah...haah,”

Tidak ada desahan dan erangan yang di keluarkan keduanya, hanya suara nafas mereka yang memburu dan mata mereka bertemu karena keduanya saling menatap satu sama lain mengamati wajah orang di depannya dengan tatapan lembut. Setelah bergerak secara intens selama beberapa menit, Elena berputar membelakangi Ethan yang langsung mendekap perut nya dari belakang dan menciumi pundak nya. Tangan Elena naik ke atas mengusap kepala Ethan dan sedikit menjambak nya.

Mereka kembali bergerak dengan intens dan nafas mereka semakin memburu, tangan Ethan yang semula mendekap perut mulai menjelajah ke atas meremas gundukan Elena yang di bantu dengan kedua tangan Elena sendiri. Mereka terus bergerak sampai beberapa menit sampai akhirnya Elena merangkak naik ke meja dan menungging dengan Ethan berdiri di belakangnya. Ethan bergerak dengan intens membuat Elena membenamkan wajahnya di kedua lengannya dengan nafas memburu.

Setelah beberapa menit, Elena berbalik dan melompat memeluk Ethan, kedua kakinya naik melingkar di pinggang Ethan dan kedua tangan Ethan menopang pangkal paha nya, kedua tangan Elena melingka di leher Ethan kemudian dia mencium Ethan dengan panas. Ethan terus bergerak tanpa henti, membuat Elena akhirnya mengeluarkan wajah yang sangat nakal menggoda walau tidak bersuara.

Akhirnya, setelah beberapa menit, Ethan membaringkan Elena di sofa dan merentangkan kakinya, dia mulai meneruskan bergerak dan Elena membantunya dengan menggerakkan pinggung nya dan melingkarkan kedua kakinya menjepit pinggang Ethan. Wajah Ethan mulai berubah, dia menatap Elena dengan wajah menggoda dan membuat Elena merasa benar benar menjadi seorang wanita.

Elena mengangkat tubuhnya dan kembali melingkarkan tangannya di leher Ethan yang sekarang berada di atasnya, dia kembali mencium Ethan dengan panas. Mereka terus berganti posisi berkali kali sampai akhirnya,

“Aku sampai Em,” ujar Ethan.

“Di dalam saja ga apa apa,” balas Elena.

“Hghhh,”

Ethan menembakkan lahar putih hangat nya di dalam Elena yang langsung bergetar dan memeluk Ethan karena mencapai puncak kepuasan nya. Setelah itu, keduanya duduk bersebelahan di sofa dengan nafas terengah dan saling berpegangan tangan. Ethan menoleh melihat Elena,

“Lagi ?” tanya Ethan.

“Istirahat lima menit.....abis itu lagi,” jawab Elena.

“Ok, tapi di kamar,” ujar Ethan.

“Gimana kalo di kamar mandi, kita kan belum mandi abis latihan tadi,” balas Elena.

“Hmmm tapi bukannya enakan di kamar ?” tanya Ethan.

“Gini aja, sekali di kamar mandi trus lanjut sekali lagi di kamar,” jawab Elena.

“Sip, adil,” balas Ethan.

“Ada satu hal yang harus aku beritahu kamu,” ujar Elena.

“Apa ?” tanya Ethan.

“Aku pernah menikah...lalu bercerai,” ujar Elena.

“Oh...begitu, terima kasih sudah memberitahu ku,” ujar Ethan,

“Kamu tidak masalah ?” tanya Elena.

“Tidak, karena aku juga pernah menikah dan bercerai,” balas Ethan.

“Oh....ok, terima kasih atas kejujuran nya,”

Keduanya langsung kembali berciuman, Ethan berdiri kemudian mengangkat tubuh Elena dan menggendong nya lalu berjalan ke kamar mandi. Setelah beberapa kali mencapai kepuasan maksimal, akhirnya keduanya tidur bersama di ranjang Ethan, keduanya berbaring terlentang dengan tubuh mereka di tutupi selimut dan menatap ke langit langit,

“Apa yang kita lakukan, bukankah ini terlalu cepat ? kenapa aku sembrono sekali....apa karena sudah lama ya....pokoknya bersama dia ke gym adalah ide buruk, tapi anehnya aku tidak menyesal sama sekali, dia benar benar melihat ku, aku bisa merasakan nya dan aku juga merasa kita sudah seharusnya seperti ini,” gumam keduanya bersamaan di kepala mereka masing masing walau tangan mereka bergandengan di dalam selimut.