Hantu Tampan Sang Pewaris

Nathalie nampak terperangah ketika melihat bagaimana banyaknya uang yang ada di dalam brankas tesebut, "I-ini semuanya untukku? Apa ini tidak terlalu banyak?"

"Iya buat kamu, anggap saja ini bayaran buat kamu selama menjadi CEO. Kamu fokus dulu ke perusahaan, setelah itu aku ingin kamu menyewa seorang detektif, namanya Detektif Al. Banyak yang bilang detektif itu sangatlah hebat, aku ingin dia bisa menemukan dimana jasadku sesungguhnya, dan mengumpulkan bukti bahwa sebenarnya malam itu bukanlah sebuah kecelakaan, tapi pembunuhan." Menyewa seorang detektif handal seperti Detektif Al tentu saja membutuhkan uang yang sangat banyak sekali.

"Detektif Al?" Nathalie mengecek ponselnya, dia ingin tahu dimana letak alamatnya Detektif Al tersebut. "Apa itu artinya dia juga bisa menemukan keberadaan seseorang?"

Dilan menjadi penasaran siapa orang yang ingin dicari oleh Nathalie. "Siapa orang yang ingin kamu cari?"

Nathalie menjawabnya dengan hati meringis, "Ayahku."

Hanya menyebutkan satu kata itu saja seketika membuat lutut Nathalie merasakan lemas, dia terduduk di pinggiran kasur. Mungkin karena hatinya terlalu sakit, dia merasa selalu saja ditinggalkan oleh orang-orang yang dia cintai.

Saat Nathalie masih kecil dia ditinggalkan ayahnya begitu saja tanpa alasan yang jelas, dan setelah dia mulai remaja dia juga ditinggalkan oleh Nino. Rasanya sangat menyakitkan, mereka pergi begitu saja seakan telah melupakan dirinya. Apalagi sang ayah, padahal Nathalie waktu itu menangis berteriak memohon kepada ayahnya agar tidak pergi meninggalkannya, tapi ternyata ayahnya tetap saja pergi meninggalkannya.

"Jadi kamu masih memiliki seorang ayah?" Dilan duduk disamping Nathalie.

Nathalie menganggukkan kepala, dari sorot matanya terlihat kesedihan yang begitu mendalam. "Iya, saat aku kecil ayah mengantarkan aku ke panti asuhan, setelah itu dia pergi meninggalkan aku."

Dilan merasa tersentuh mendengar cerita dari Nathalie, ternyata dari kecil kisah Nathalie sangat menyedihkan. "Mengapa ayahmu meninggalkan kamu?"

Nathalie menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, sampai sekarang aku masih penasaran mengapa ayah tega pergi meninggalkanku. Padahal selama aku kecil, ayah adalah seorang lelaki yang berhati lembut, dia gak pernah bersikap kasar, selalu melindungi aku, ayah selalu bersikap baik padaku. Makanya sampai sekarang aku gak paham mengapa ayah tega sekali meninggalkan aku." Nathalie berusaha keras agar tidak menangis, tapi tetap saja dia tak bisa membendung air matanya, hatinya sangat sakit sekali setiap kali mengingat ayahnya.

"Kamu juga harus menyuruh Detektif Al untuk mencari keberadaan ayahmu itu, aku akan menemani kamu untuk menemui ayahmu jika seandainya keberadaan ayahmu sudah ditemukan." Dilan menghapus air mata Nathalie dengan tangannya. Pria yang terkenal keangkuhannya itu, ternyata bisa bersikap lembut juga.

Nathalie menatap Dilan, dia merasakan kenyamanan setiap kali bercerita kepada Dilan, sampai dia merasa dirinya aneh, mengapa dia harus nyaman bersama seorang hantu? Padahal jika hantu itu menghilang, rasa sakitnya akan teramat luar biasa, karena dia tidak akan tahu mencarinya kemana, dan tidak akan ada Detektif yang bisa mencari keberadaan seorang hantu. Dan kenangan dia bersama Dilan pun mungkin hanya dia sendiri yang tahu.

Karena itu Nathalie harus bisa membatasi diri, dia tidak boleh jatuh cinta pada Dilan, Nathalie segera berdiri, dia menatap Dilan yang masih duduk di pinggiran kasur.

"Aku ngantuk sekali, kalau begitu aku harus pergi ke kamar." pamit Nathalie.

"Emm... oh ya udah, jangan lupa memimpikan aku." canda Dilan.

Nathalie tak merespon candaan Dilan. Dia segera pergi dari kamarnya Dilan.

Dilan tersenyum tipis. "Dia selalu terlihat menggemaskan kalau sedang salah tingkah begitu."

Nathalie pun masuk ke dalam kamarnya, dia nampak sedang memperingatkan dirinya sendiri agar sadar bahwa Dilan itu adalah hantu. "Ingat Nathalie, dia hanyalah seorang hantu. Kamu harus ingat walaupun dia tampan tapi dia juga sebenarnya satu frekuensi dengan pocong dan kuntilanak, bedanya dia tampan, sementara mereka..." Nathalie tak meneruskan perkataannya, dia malah menjadi merinding duluan membayangkan betapa seramnya tokoh mahluk astral yang selalu ada di film horor itu.

Drrrtt...

Drrrtt...

Bahkan suara getaran ponsel diatas nakas pun membuat Nathalie kaget, ini semua gara-gara Dilan menakutinya tadi.

Nathalie mengusap dadanya, kemudian dia meraih ponselnya diatas nakas, lalu mengecek notifikasi di ponselnya itu, ternyata ada pesan masuk dari seseorang yang membuat dia terperangah sampai dia membulatkan matanya.