Violetta adalah gadis cerdas dan perfecsionist yang sangat bekerja sebagai asisten pribadi seorang CEO muda. Wajahnya yang cantik dia tutup dengan kacamata yang selalu di pakainya dan tai lalat kecil di pipi sebelah kirinya. Sehingga kecantikannya semakin tak terlihat.
Sedangan Adrian Cadieux adalah CEO perusahaan nuklir milik Victor Cadieux ayahnya. Sikapnya yang dingin dan tertutup membuat para wanita berbondong-bondong mendekatinya. Apalagi parasnya yang tampan sangat mendukung.
Hai.. hai.. reader.. 🥰
Ketemu lagi dengan Andrian.
Tapi yang belum baca Kisah Adrian kecil, mohon di baca dulu biar gag nyambung ceritanya sama yang ini.
Othor gag akan bikin belibet ceritanya kok.
Konfliknya tak terlalu lama sampek panjang kayak jembatan Fransisco Malaiholo kok.
Jadi cus ikuti karya othor yang lain.
Yang suka bisa lanjut, yang gag suka bisa cus cari novel yang kalian suka aja. Othor memang masih menjadi othor-othoran yang perlu banyak belajar. 😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shakila Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eh apa yang anda lakukan tuan?
Adrian merasa ada yang jatuh mengenai tangannya. Dia melihat ternyata Vio mulai membuka matanya.
"Kau sudah bangun Vio?" tanya Adrian yang langsung duduk dan memegangi lagi kening Vio yang ternyata sudah jauh lebih baik. Adrian mengambil termometer dan mengecheck kembali tubuh Vio.
"Kau sudah jauh lebih baik dari tadi Vio." ucap Adrian. Vio tak menjawab. Karena dia masih bingung bagaimana bisa ada boss.nya di apartemennya. Ini apartemen.nya bersama daddy.nya bukan? Lalu kenapa ada Adrian? Bukannya sembuh, Vio jadi semakin pusing dengan tingkah Boss.nya ini.
"Kau ingin makan sekarang Vio?" tanya Adrian yang memandangi Vio masih tertegun melihatnya.
"Tuan Adrian? Sedang a.." Vio bingung masih tak mengerti harus berlaku seperti apa. Apa ini benar Adrian? Benar Vio itu memang tuan Adrian.
"Kau mau bubur atau buah Vio? Akan aku ambilkan. Tunggu sebentar ya." ucap Adrian dan bergegas menuju dapur. Vio hanya diam saja memperhatikan punggung Adrian yang pergi menjauh darinya.
Tak lama Adrian pun kembali dengan membawa bubur yang sudah dia hangatkan di microwave dan beberapa buah di nampan yang dia bawa.
"Tuan Adrian?" tanya Vio sekali lagi. Dan kali ini Vio baru tersadar jika di depannya ini memang boss.nya. Adrian.
"Kau makanlah bubur ini. Atau mau aku suapi?" tanya Adrian. Dia benar-benar mengkhawatirkan kondisi Vio. Makanya itu dia buang jauh-jauh sifat cueknya sekarang hanya untuk merawat Vio agar cepat sembuh.
"Tidak. Biar saya sendiri saja tuan." ucap Vio yang segera mengambil sendok yang Adrian pegang.
"Panggil aku Adrian. Kita sedang tak di kantor Vio. Kenapa kau tak mengatakan jika tubuhmu panas begini?" tanya Adrian yang terus memandangi Vio yang sedang makan.
Sedang Vio masih bingung. Dengan sikap Adrian yang peduli seperti ini padanya. Pasti ini hanya setingan pikirnya.
"Iya maafkan saya tuan." ucap Vio. Biarlah meski masih bingung dia harus makan dulu. Setelah menghabiskan buburnya Vio memakan satu potong buah yang sudah Adrian potongkan untuk dirinya.
"Lain kali jika kau sakit lagi... Tidak. Tidak ada lain kali. Kau tak boleh sakit." Vio hanya menelan salivanya saja mendengar kata-kata Adrian. Sejak kapan boss.nya ini perhatian seperti ini?
"Ini sudah malam. Apa tuan tak ingin pulang? Bukankah besok tuan ada pertemuan pagi dengan tuan Alberto?" ucap Vio yang mengusir Adrian secara halus. Ini sudah malam. Kenapa Adrian tak pulang saja?
"Aku akan di sini sampai kau sembuh. Di sini kau sendirian. Tak ada yang bisa menjagamu. Jadi biar aku saja yang menemanimu di sini." ucap Adrian santai. Bahkan dia sudah menggulung lengan kemejanya dan membuka dua kancing kemejanya agar lebih santai.
"Saya sudah lebih baik tuan. Saya bisa sendiri. Anda tak perlu membebani diri anda sendiri tuan." ucap Vio.
"Adrian. Panggil aku Adrian. Dan aku tak akan pulang. Aku akan tidur di sini saja. Kau tidurlah. Kau perlu banyak istirahat. Tubuhmu masih lemah." ucap Adrian yang sudah merebahkan tubuhnya di sofa bed di dalam kamar Vio.
"Tapi tuan..."
"Adrian. Jika sekali lagi kau memanggilku tuan. Aku akan tidur di tempat tidur yang sama denganmu." dan kata-kata Adrian itu sukses membuat Vio terdiam.
"Tidurlah. Kau masih butuh istirahat yang banyak. Agar besok bisa kembali pulih." ucap Adrian yang sudah memejamkan matanya. Vio hanya bisa mencibir kelakuan boss.nya ini.
"Tidur. Aku bilang tidurlah Vio." Adrian masih melihat Vio yang duduk bersandar menatap ke arahnya.
"Iya, saya akan tidur sekarang tuan. Eh Adrian." ucap Vio sambil menutup mulutnya.
"Eh apa yang anda lakukan tuan?"
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤