Deg, Alea tertegun ketika melihat dokter baru diapotek tempatnya bekerja. Yang diperkenalkan anak bosnya. Wajahnya mengingatkan akan cinta pertamanya diwaktu SMA yang pergi tanpa kabar selama delapan tahun.
Wajah yang sama tapi nama yang berbeda. Apa Alea sudah salah mengenal orang. Dia sangat yakin kalau dokter didepannya adalah
orang yang dulu teman sakaligus orang yang dia cintai. Tidak ada beda sedikitpun dari wajahnya.
Namanya dokter Haikal Fernanda. Dokter spesialis penyakit dalam yang baru datang dari kota. Dia hanya menatap dingin ke semua karyawan ketika memperkenalkan diri. Tanpa melihat sedikitpun ke arah Alea.
Mengapa dia tidak mengenali Alea?
Apa lamanya waktu berpisah membuatnya melupakan Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dia Mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part#28
Orang tua Haikal sampai pukul tujuh malam. Mereka langsung kerumah Surya bos Alea. Karena Faisal papa Haikal berteman dengan Surya. Mereka diundang untuk makan malam disana. Haikal baru diberitahu ketika sore hari. Sebenarnya undangan makan malam ini atas usul Tasya. Dia ingin orang tuanya dan orang tua Haikal mengatur pertunangan dia dan Haikal. Walaupun dia tahu Haikal belum tentu setuju. Orang tua Haikal datang juga permintaan Tasya. Dia menelpon mama Haikal untuk datang kesana. Tasya takut Haikal menyukai Alea kalau dia tidak bertindak cepat. Jadi dia ingin mendapat dukungan terlebih dahulu dari orang tua Haikal.
Tasya berdandan dengan sangat cantik. Dia ingin Haikal dan orang tuanya terpesona melihat kecantikannya. Saat bel berbunyi Tasya dengan cepat berlari kepintu. Dia menyambut kedua orang tua Haikal dengan gembira.
''Silakan masuk om dan tante'' ajak Tasya lembut setelah saling memberi salam.
''Iya sayang'' jawab Mama Haikal.
''Dimana papamu?'' tanya papa Haikal.
''Papa menunggu didalam'' jawab Tasya.
''Kamu cantik sekali malam ini'' puji mama Haikal.
''Makasih tante, ayo masuk'' ucap Tasya senang mendapat pujian dari calon mertua. Dia sudah bertekad mengambil hati orang tua Haikal, terutama mamanya. Karena Haikal selalu mengikuti apa yang mamanya inginkan. Dia berjalan sambil mengandenga tangan mama Haikal
Mereka berjalan menuju ruang tamu. Disana papa dan mama Tasya sudah menunggu. Mereka saling berpelukan ketika bertemu.
''Silakan duduk Sal'' ucap Surya setelah mereka saling memberi salam
''Makasih Sur'' jawab Faisal.
''Haikal belum sampai?'' tanya Santi mama Haikal.
''Belum, mungkin sebentar lagi tan'' jawab Tasya. Santi hanya mengangguk sambil tersenyum.
''Kalian apa kabar?'' tanya Surya.
''Kami sehat'' jawab Faisal. Mereka kemudian mengobrol sambil menunggu Haikal datang. Tasya duduk disebelah mamanya.
Sementara Haikal baru keluar dari Apotek. Sebenarnya dia sangat malas untuk pergi kerumah Tasya. Tapi karena orang tuanya disana. Dia terpaksa pergi.
Mobil Haikal memasuki halaman rumah mewah. Disana keluarga Tasya termasuk orang kaya. Papanya mempunyai beberapa apotek dan showroom mobil. Belum lagi usaha dibidang jual beli rumah dan tanah. Baik didaerah sana maupun diluar daerah.
Setelah turun dari mobil Haikal pergi kepintu masuk. Dia memencet bel. Tidak lama pintu terbuka. Tasya tersenyum bahagia melihat kedatangan Haikal.
''Ayo masuk Kal'' ajak Tasya sambil memegang tangan Haikal. Tapi dengan cepat Haikal menarik tangannya. Tasya merasa kecewa dan kesal namun dia masih berusaha tersenyum. Sedangkan Haikal melihat Tasya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Apalagi dia tahu apa yang dilakukan Tasya kepada Alea membuatnya sangat kesal.
''Aku bisa jalan sendiri'' ucap Haikal berjalan masuk meninggalkan Tasya yang masih berdiri didepan pintu. Dia berharap Haikal memuji penampilannya malam ini. Tapi jangankan memuji melihatnya saja Haikal malas.
Tasya berlari mengejar Haikal yang berjalan dengan cepat menuju ruang tamu.
''Malam ma,pa,om dan tante'' sapa Haikal ketika sampai diruang tamu.
''Kamu baru sampai Kal?'' tanya Faisal.
''Iya pa'' jawab Haikal.
''Ayo duduk dulu dokter Haikal'' ucap Surya.
''Makasih om'' jawab Haikal duduk disebelah papanya.
''Bagaimana kalau kita makan dulu. Setelah itu baru kita mengobrol'' Ajak Mirna mama Tasya.
Mereka berjalan menuju meja makan. Setelah duduk mereka langsung menyantap makan malam yang sudah disediakan. Tasya duduk disebelah Haikal.Sedangkan Tristan yang baru muncul saat makan duduk disebelah mamanya. Tasya mau mengambilkan nasi untuk Haikal. Tapi Haikal menolaknya.
''Biarkan Tasya yang mengambilkan nasimu'' ucap Santi . Dengan terpaksa Haikal menerimanya. Tasya yang merasa dapat dukungan dari Santi sangat senang. Dia dengan semangat mengambilkan nasi dan lauk untuk Haikal.
''Sepertinya Tasya calon menantu idaman. Sudah cantik, seorang dokter dan pintar melayani calon suami'' puji Santi lagi saat mereka mulai makan.
''Tante terlalu memuji. Aku tidak seperti yang tante katakan. Masih banyak kekurangannya'' jawab Tasya pura-pura malu. Padahal hatinya sangat senang. Sedangkan Haikal tidak merespon apa-apa. Dia makan dengan tenang tanpa peduli dengan apa yang mamanya katakan.
''Bagaimana kalau kita jodohkan saja anak kita San?'' tanya Mirna.
''Kalau aku sih mau saja. Tasya merupakan calon menantu idamanku. Tidak ada yang lebih baik daripadanya'' jawab Santi.
''Bagaimana menurut papa?'' tanya Mirna sama Surya.
''Aku terserah mereka saja. Iya kan Sal?'' jawab Surya.
''Semua tergantung dengan anak-anak kita. Karena mereka yang menjalaninya. Kita sebagai orang tua tidak bisa memaksakan kehendak kita'' jawab Faisal. Dia sangat tahu kalau Haikal tidak pernah menunjukan ketertarikan kepada Tasya. Jangankan kepada Tasya kepada wanita lainpun Faisal tidak pernah melihat Haikal tertarik. Bahkan Faisal pernah berpikir kalau anaknya tidak menyukai wanita.
Semua orang sibuk membicarakan hubungan Tasya dan Haikal. Namun Haikal tidak mengubrisnya. Dia masih makan dengan tenang.
''Aku ingin tahu bagaimana pendapat Haikal?'' tanya Tristan. Semua mata tertuju kepada Haikal.
''Iya sayang. Apa kamu mau bertunangan dengan Tasya?'' Tanya Santi. Tasya menunggu jawaban Haikal dengan penuh harap.
''Aku belum ada niat untuk menikah'' jawab Haikal datar.
''Tapi umur kamu sudah cukup untuk berumah tangga. Tasya juga menyukaimu dan mama sangat menyukainya menjadi menantu mama'' ucap Santi. Dia tidak mau Haikal menolak keinginannya.
''Gak usah didesak tan, aku siap menunggu sampai Haikal siap'' bujuk Tasya sambil tersenyum. Dia masih berusaha sabar dan berwajah malaikat didepan Haikal dan orang tuanya.
''Kamu gak usah menungguku. Karna kalaupun aku mau menikah belum tentu aku mau denganmu'' ucap Haikal. Dia berdiri dari duduknya karna sudah selesai makan.
''Kalau begitu aku permisi dulu om dan tante. Makasih atas makan malamnya. Besok pagi aku akan menemui mama dan papa dihotel sebelum pergi kerumah sakit'' ucap Haikal pergi meninggalkan meja makan menuju keluar rumah. Wajah Tasya memerah menahan amarah melihat Haikal pergi. Bahkan dia terang-terangan menolaknya didepan keluarga mereka.
''Gak usah diambil hati ucapan Haikal. Nanti tante bujuk supaya dia mau menikah denganmu'' hibur Santi. Mirna dan Surya juga merasa agak tersinggung melihat sikap Haikal. Apalagi Tasya putri kesayangan mereka satu-satunya. Mereka merasa tidak terima dengan perlakuan Haikal. Tapi mengingat Faisal dan Santi. Mereka masih berusaha tenang.
''Andai Haikal menyukai wanita lain. Apa tante mau menerimanya?'' tanya Tasya pura-pura sedih.
''Kamu jangan cemas. Kalau Haikal menyukai wanita lain. Tante sendiri yang akan menolaknya. Kamu tahu sendiri Haikal selalu mendengarkan permintaan tante'' jawab Santi.
''Makasih tan'' ucap Tasya senang. Dia merasa senang. Karena mama Haikal memihak kepadanya. Mereka melanjutkan makan malam.
Haikal pergi meninggalkan rumah Tasya. Dia tidak tahu mau kemana. Dia juga malas kembali keapotek. Entah apa yang dipikirkannya. Tahu-tahu dia sudah berada didepan rumah Alea. Lama Haikal memandang rumah Alea dari dalam mobilnya. Keadaan rumah terlihat sepi dari luar. Setelah itu Haikal pulang ke Apotek.