NovelToon NovelToon
Bermimpi Di Waktu Senja

Bermimpi Di Waktu Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life
Popularitas:26
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Penasaran dengan ceritanya yuk langsung aja kita baca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27: Keputusan Terakhir

Jumat, 26 Desember 2025. Pagi di Jakarta dimulai dengan kabut tipis yang menyelimuti gedung-gedung pencakar langit, seolah kota ini sedang menahan napas menunggu sebuah pengumuman besar. Di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Yudha berdiri dengan toga hitamnya, wajahnya menunjukkan kelelahan yang luar biasa namun matanya menyala. Di hadapannya, majelis hakim siap membacakan putusan akhir atas gugatan Sterling Global.

Sementara itu, di ruang ICU, Aris terbaring kaku. Suara mesin ventilator yang memompa udara ke paru-parunya menjadi satu-satunya ritme kehidupan di ruangan itu. Maya duduk di sampingnya, memegang radio panggil yang terhubung langsung dengan Yudha di pengadilan.

"Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa," suara hakim ketua terdengar berwibawa melalui pengeras suara di ruang sidang yang juga disiarkan secara daring. "Menimbang bahwa bukti-bukti pemalsuan dokumen dan konspirasi perolehan lahan yang diajukan pihak tergugat adalah sah dan meyakinkan... maka pengadilan memutuskan menolak seluruh gugatan Sterling Global Development dan menyatakan status kepemilikan Sektor 12-B secara mutlak adalah milik Yayasan Komunitas Rumah Senja."

Ketok palu hakim terdengar tiga kali. Tok! Tok! Tok!

Yudha terduduk lemas di kursinya, air mata jatuh tanpa bisa ia bendung. Di seberang meja, Robert Sterling tampak pucat pasi. Para pengacaranya segera menutup tas koper mereka, menyadari bahwa kerajaan komersial mereka telah runtuh di depan sebuah bangunan bambu.

"Pak Aris... kita menang," bisik Maya ke telinga Aris, meski ia tidak tahu apakah pria tua itu bisa mendengarnya. "Rumah itu milik warga sekarang. Selamanya."

Tiba-tiba, garis di monitor jantung Aris yang tadinya tidak teratur, perlahan-lahan mulai membentuk garis datar yang panjang disertai bunyi tiit yang memekakkan telinga. Para perawat dan dokter segera berlari masuk, melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP).

"Jangan sekarang, Pak... kumohon jangan sekarang," isak Maya sambil ditarik mundur oleh perawat.

Di tengah kekacauan medis itu, di dalam pikiran Aris yang kian memudar, ia tidak lagi berada di rumah sakit. Ia merasa sedang berdiri di balkon atas Rumah Senja. Matahari senja di depannya berwarna emas yang paling murni. Sarah ada di sana, mengenakan gaun putih yang sering ia pakai saat mereka masih muda, melambaikan tangan dari seberang sungai yang jernih.

Aris menoleh ke belakang, melihat warga bantaran sedang tertawa, anak-anak belajar di perpustakaan, dan Jaka yang sedang memperbaiki panel surya dengan bangga. Ia melihat sebuah bangunan yang bukan sekadar bambu dan baut, melainkan sebuah monumen kejujuran.

"Tugasmu sudah selesai, Aris," bisik Sarah di dalam hatinya.

Di dunia nyata, dokter menghentikan tindakannya. Ia menatap jam tangannya. "Waktu kematian: sepuluh lewat lima belas pagi."

Maya jatuh terduduk di lantai yang dingin. Namun, tepat saat itu, ponselnya bergetar hebat. Ribuan pesan masuk dari warga di Sektor 12-B. Mereka tidak sedang meratap. Mereka sedang menyalakan sirine kemenangan dari pengeras suara masjid dan gereja di sekitar bantaran. Berita kemenangan di pengadilan telah sampai ke sana sebelum berita kematian Aris tiba.

Aris pergi tepat di saat mimpinya menjadi hukum yang tak tergoyahkan. Ia tidak meninggalkan harta benda, ia meninggalkan sebuah preseden bahwa di tahun 2025, rakyat kecil bisa menang melawan raksasa jika mereka memiliki arsitek yang rela memberikan jantungnya sebagai pondasi.

Malam itu, untuk pertama kalinya, lampu-lampu di Rumah Senja menyala penuh menggunakan energi matahari yang diperjuangkan Aris. Dari kejauhan, bangunan itu tampak seperti kunang-kunang raksasa yang menjaga sungai. Aris mungkin telah kehilangan senjanya, namun ia telah memastikan bahwa fajar bagi warga bantaran tidak akan pernah padam lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!