NovelToon NovelToon
Alas Mayit

Alas Mayit

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Rumahhantu / Hantu / Iblis
Popularitas:45
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Satu detik di sini adalah satu tahun di dunia nyata. Beranikah kamu pulang saat semua orang sudah melupakan namamu?"
​Bram tidak pernah menyangka bahwa tugas penyelamatan di koordinat terlarang akan menjadi penjara abadi baginya. Di Alas Mayit, kompas tidak lagi menunjuk utara, melainkan menunjuk pada dosa-dosa yang disembunyikan setiap manusia.
​Setiap langkah adalah pertaruhan nyawa, dan setiap napas adalah sesajen bagi penghuni hutan yang lapar. Bram harus memilih: membusuk menjadi bagian dari tanah terkutuk ini, atau menukar ingatan masa kecilnya demi satu jalan keluar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Dimensi Hampa Di Balik Kaca

Tiba-tiba, dari dalam cermin tersebut muncul tangan yang sangat besar dan menarik leher Baskara hingga ia terseret masuk ke dalam dunia di balik kaca. Baskara merasakan tubuhnya seolah diperas melewati celah yang sangat sempit hingga tulang rusuknya mengeluarkan suara retakan yang sangat menyakitkan secara terus-menerus.

Hawa dingin yang sangat ekstrem segera menyergap seluruh pori-pori kulitnya saat ia mendarat di atas permukaan lantai yang bening namun sangat keras. Ia mencoba melihat ke depan namun yang ia dapati hanyalah jutaan pantulan dirinya sendiri yang sedang menangis tanpa mengeluarkan suara sedikit pun secara berulang-ulang.

Arini berteriak memanggil namanya dari sisi lain cermin namun suaranya terdengar sangat jauh seolah terhalang oleh lapisan es yang tebalnya mencapai ribuan meter. Baskara memukul permukaan cermin itu dengan kepalan tangannya yang sudah berdarah namun pantulan dirinya justru membalas pukulan itu dengan kekuatan yang sama besar secara terus-menerus.

"Baskara! Jangan menyerang pantulanmu sendiri karena itu hanya akan menghancurkan organ tubuh bagian dalammu!" teriak Arini dari luar dimensi kaca tersebut.

Baskara segera menghentikan serangannya saat ia merasakan ulu hatinya terasa seperti dihantam oleh gada besi yang sangat besar dan sangat berat. Ia melihat bayangannya di dalam cermin mulai tersenyum licik dan perlahan-lahan mulai keluar dari permukaan kaca dengan gerakan yang sangat kaku secara berulang-ulang.

Bayangan itu memiliki wajah yang identik dengan Baskara namun matanya hanya berupa lubang kosong yang mengeluarkan cairan berwarna perak pekat yang sangat kental. Mahluk itu memegang sebuah kapak yang terbuat dari pecahan kaca kristal yang tepiannya terus mengeluarkan energi gelap yang sangat haus akan nyawa secara terus-menerus.

"Siapa kamu sebenarnya dan kenapa kamu mencoba meniru wujudku di tempat terkutuk ini?" tanya Baskara sambil mundur perlahan menjauhi mahluk tersebut.

Mahluk itu tidak menjawab namun ia segera mengayunkan kapak kristalnya hingga membelah lantai bening di bawah kaki Baskara dengan sangat mudah. Baskara terpaksa melompat ke arah bongkahan kaca yang melayang-layang di udara agar tidak jatuh ke dalam jurang kehampaan yang dasarnya tidak terlihat secara berulang-ulang.

Arini mencoba menembus dinding cermin dengan pedang peraknya namun setiap kali bilah pedangnya menyentuh permukaan kaca justru muncul ribuan tangan hitam yang menahannya. Tangan-tangan itu berasal dari jiwa-jiwa yang dulu pernah terjebak di dalam dimensi cermin tersebut dan kini menjadi penjaga abadi bagi para bangsawan secara terus-menerus.

"Aku adalah ingatan yang kamu buang saat kamu memutuskan untuk menjadi orang yang sangat kaku dan sangat tidak memiliki perasaan!" ucap bayangan itu dengan suara yang sangat berat.

Baskara terkejut mendengar ucapan itu karena ia teringat bagaimana ia sering memendam emosinya demi profesionalitas sebagai anggota tim penyelamat yang sangat handal. Ia menyadari bahwa dimensi ini bekerja dengan cara mewujudkan setiap penyesalan dan sisi gelap manusia menjadi sosok mahluk yang sangat mematikan secara berulang-ulang.

Mahluk bayangan itu kembali menyerang dengan membabi buta hingga menyebabkan pecahan-pecahan kaca kecil beterbangan dan menyayat wajah Baskara hingga mengucurkan darah segar. Baskara mencoba mencari kelemahan mahluk itu namun setiap kali ia menyerang justru tubuh aslinya yang merasakan perih yang sangat luar biasa secara terus-menerus.

"Arini! Cari benda yang paling berbeda di luar sana, aku yakin ada sebuah jangkar yang menghubungkan dimensi ini dengan dunia nyata!" teriak Baskara sambil menahan hantaman kapak.

Arini segera menyapu pandangannya ke sekeliling padang rumput putih pucat dan ia melihat sebuah mawar hitam yang tumbuh tepat di tengah gerbang cermin. Mawar itu tidak memiliki bayangan di permukaan kaca dan kelopaknya terus mengeluarkan tetesan air mata yang berubah menjadi butiran permata secara berulang-ulang.

Arini berlari menuju mawar tersebut namun para prajurit kerdil yang tadi mengejar mereka mendadak muncul kembali dari balik pepohonan tangan manusia. Mereka melemparkan jaring yang terbuat dari rambut mayat untuk menangkap Arini agar wanita itu tidak bisa menghancurkan bunga mawar hitam tersebut secara terus-menerus.

"Pergi dari sini kalian mahluk-mahluk rendah yang hanya bisa bersembunyi di balik bayangan kegelapan!" maki Arini sambil melepaskan ledakan cahaya perak dari telapak tangannya.

Ledakan itu membuat para prajurit kerdil terpental jauh namun mawar hitam itu mulai tumbuh membesar dan mengeluarkan duri-duri yang sangat panjang dan sangat beracun. Arini harus melewati rintangan duri tersebut sementara di dalam dimensi cermin kondisi Baskara sudah semakin kritis karena kehilangan banyak darah secara berulang-ulang.

Baskara jatuh berlutut saat bayangannya berhasil menancapkan pecahan kaca ke pundak kirinya hingga ia tidak bisa lagi menggerakkan lengan kirinya sama sekali. Ia melihat mahluk itu mengangkat kapaknya tinggi-tinggi untuk memberikan serangan terakhir yang akan memisahkan kepala Baskara dari tubuhnya yang sudah sangat lemah secara terus-menerus.

"Matilah kamu manusia yang penuh dengan kepalsuan, agar aku bisa mengambil alih kehidupanmu yang sangat membosankan itu!" seru sang bayangan dengan penuh kemenangan.

Tepat saat kapak itu hendak menebas leher Baskara, Arini berhasil mencabut mawar hitam tersebut hingga akarnya yang panjang tercabut dari dasar tanah merah. Seketika itu juga seluruh dimensi cermin bergetar hebat dan mulai retak menjadi jutaan kepingan kecil yang jatuh berhamburan ke dalam jurang kehampaan secara berulang-ulang.

Mahluk bayangan Baskara menjerit sangat melengking saat tubuhnya mulai meleleh menjadi cairan perak yang tidak berbentuk lagi di depan mata Baskara. Baskara merasakan tubuhnya ditarik kembali keluar melewati retakan kaca yang paling besar hingga ia kembali menghirup udara padang rumput yang sangat dingin secara terus-menerus.

Ia jatuh tersungkur di depan kaki Arini yang kini juga sudah kembali ke wujud manusianya namun dengan kondisi tangan yang penuh dengan luka sayatan duri mawar. Mereka berdua terengah-engah sambil menatap gerbang cermin yang kini sudah hancur total dan hanya menyisakan sebuah lubang cacing yang berwarna ungu gelap secara berulang-ulang.

"Kita tidak punya banyak waktu, lubang ini adalah jalan menuju pasar jiwa bagian dalam tempat pusat perdagangan informasi berada," ucap Arini dengan suara yang sangat lemah.

Baskara berdiri dengan sisa tenaganya dan ia melihat ke arah tangannya yang tadi sempat terserap masuk ke dalam dimensi cermin tersebut secara tidak sengaja. Ia menyadari bahwa telapak tangannya kini tidak lagi memiliki garis tangan melainkan hanya permukaan kulit yang sangat halus seperti permukaan kaca kristal secara terus-menerus.

Mereka melangkah masuk ke dalam lubang cacing tersebut dan seketika itu juga gravitasi di sekeliling mereka menghilang hingga mereka melayang di ruang hampa yang sangat luas. Di ujung lorong ungu itu, tampak sebuah gerbang kayu raksasa yang dijaga oleh dua ekor naga tanpa sisik yang kepalanya terus mengeluarkan api berwarna biru secara berulang-ulang.

Pintu kayu itu terbuka perlahan dan aroma dupa yang sangat kuat menyengat hidung mereka saat mereka melihat ribuan jiwa sedang berbaris di depan meja kasir.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!