Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.
"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"
Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.
Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.
Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.
"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."
Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
-17
"Kok bisa mati? Emang nya biasa gak di hidupin cctv nya pak?" tanya Jasmin lembut, namun di mata Bagas wajah Jasmin nampak polos saat tengah bertanya kepadanya, entah karena posisi nya yang berada di bawah wajah Bagas atau memang ia baru tersadar jika wanita gatal yang ia temui ini adalah wanita polos yang hanya suka nonton film.
"Kamu pikir saya sengaja matiin yah gak mungkinlah...."
"Jadi ini pasti ulah musuh bapak... Kalo dalam drama Korea biasanya musuh dalam selimut, kita harus ekstra hati hati dalam menangani masalah ini, karena kita belum tahu musuh bapak siapa dan apa alasannya?" jelas Jasmin panjang lebar dengan raut wajah seperti detektif.
"Mabok film dasar, kebanyakan liat Drakor sih?" ejek Bagas terkekeh, entah mengapa seolah bibir nya tak mau berhenti tersenyum di saat posisi ini.
Padahal dalam pikirannya, ia pun sangat amat waspada sekaligus aneh dengan situasi yang tengah ia hadapi ini.
Di tatapnya wajah yang tengah tertidur lelap di sampingnya, wajah yang tak begitu cantik namun begitu indah di mata Bagas, entah memang dari awal pandangan Bagas begitu atau ini adalah permulaan dari kekaguman nya.
Ia pun berpikir sejenak, memikirkan kata kata Jasmin, tidak ada salahnya berjaga jaga agar kelak jika ia menghadapi situasi yang Jasmin hayalkan tadi ia sudah memiliki rencana untuk keluar dengan kemenangan dari situasi tersebut.
Sedangkan di villa milik pak Barren, lagi lagi Bu Leni tengah menghadapi amarah pak Barren yang kian memuncak, amarah pak Barren tak kunjung mereda meskipun ia telah menampar bahkan menjambak tubuh dan kepala milik Leni.
"Saya sudah bilang sama kamu! Jangan pernah lagi tidur dengan Bagas!!!" teriak nya.
"Kamu pikir saya tidak tahu apa yang kalian lakukan di dalam? Lihat ini!!!!" bentak nya seraya menjambak kepala Leni untuk melihat layar ponsel yang diperlihatkan anak buah pak Barren yang di mana di layar tersebut memperlihatkan vidio yang tengah Bu Leni lakukan sedari tadi, bahkan tak segan pak Barren pun menyadap kamar yang di tempati Leni beserta Bagas agar ia bisa memantau penuh pergerakan mereka.
"Kalo sampai kamu tidak menuruti kata kata saya! Saya janji akan memasukkan mu ke dalam penjara atas tuduhan pembunuhan berencana!!!!" ancamnya lalu menghempaskan tubuh Leni begitu saja.
"Hahahahha hahahahahh....." Bu Leni tertawa getir sembari menahan rasa sakit di tubuhnya.
"Bukan kah kamu juga terlibat dalam pembunuhan Alkatiri dan Fernando di masa lalu? Bahkan itu semua adalah kamu dalangnya!!!!!!" ucap Bu Leni dengan suara berteriak.
"Huhhh...." pak Barren membuang nafas nya dengan santai lalu duduk di atas sofa yang ada di sana.
"Saya Tidak yakin kamu memiliki buktinya...." ujarnya seraya memantik kan pematik di tangannya untuk membakar sebatang rokok yang telah bertengger di mulutnya.
"Saya hanya membunuh mereka, tapi kamu? Berapa orang yang telah kamu habisi? Dan jangan lupa saya tahu dan memiliki bukti kejahatan yang kamu lakukan di masa lalu..." ujarnya seraya meniupkan asap rokoknya dengan santai.
Bu Leni hanya bisa berteriak mengumpat tak jelas, ia benar benar merasa gila karena harus terjebak selamanya dengan iblis yang berupa manusia yang kini ia sebut dengan sebutan papah!.
Pak Barren pun menyuruh pelayan di rumahnya untuk membersihkan dan merapikan kembali tubuh Leni yang berantakan, meskipun memberontak Bu Leni tetap di paksa masuk ke dalam kamar utama yang ada di villa tersebut.
Sedangkan pak Barren ia masuk ke ruang kerjanya untuk kembali menyusun rencananya, karena sepertinya mulai sekarang Bagas akan sedikit curiga dengan orang orang yang ada di rumah karena tindakan nya tadi yang memercikkan api di atas dapur yang hanya ada kompor listrik nya saja.
Pagi harinya Jasmin terbangun karena badannya terasa pegal dan dadanya terasa sesak. Di bukanya mata yang sedari tadi tertidur pulas, hingga matanya yang baru saja terbuka tatapan nya langsung di suguhi pemandangan dada bidang sang suami, dilihatnya wajah yang tetap tampan di usianya yang tidak lagi muda itu, bibir Jasmin terangkat membentuk senyum tipis di ujungnya, Jasmin tak munafik dan tidak di pungkiri ia cukup terpesona oleh tatanan wajah Bagas yang begitu sempurna. Ia hanya diam tanpa berniat bangun dari tidurnya, seraya semakin menenggelamkan dirinya ke dada Bagas, baginya kesempatan langka kapan lagi nyobain di peluk laki, dari pada minta di peluk laki lain dosa mending nyuri pelukan sama suami sendiri, apalagi Bagas kini tengah tertidur sembari memeluknya dengan erat
Emmmhhhh
Cepat cepat Jasmin kembali menutup mata saat Bagas mulai terbangun dari tidurnya.
Cupppp
"Saya juga tahu kalo kamu udah bangun..." tiba tiba saja Bagas mengecup Jasmin lalu berbicara begitu dengan suara serak khas bangun tidur nya.
"Hehehe... Sorry pak, lagian bapak pake segela ikut bangun..." jawab Jasmin terkekeh sembari menahan rasa malu.
"Kenapa emang? Kamu belum puas mandangin wajah tampan saya?" ujarnya dengan penuh percaya diri.
"Yaelah pak, tampan ajah gak cukup..." ucap Jasmin seraya melepaskan pelukan Bagas.
Bagas pun ikut bangun lalu mendudukkan diri dan bersandar ke headboard ranjang setelah Jasmin turun dari ranjang.
"Yah kalo tampan doang emang gak cukup, kalo saya paket kumplit Jas, udah tampan, mapan, kaya raya, politikus jujur dewasa...." ucapannya menggantung saat Jasmin buru buru memotong ucapan Bagas yang tengah menyombong.
"Tapi gak cukup satu wanita..." ucap Jasmin dengan nada mengejek.
"Ngomong nya dalam kontrak, gak ada sentuhan fisik gak ada itu gak ada ini? Lah ini buktinya?" ujar Jasmin seraya mengejek sedangkan Bagas ia hanya diam saja tanpa membela diri karena kenyataan nya semua yang di ucapkan Jasmin kepadanya adalah jawaban yang benar.
"Tapi kamu juga suka kan kalo saya peluk peluk..." ucap Bagas,seraya memeluk Jasmin dari belakang yang tengah membuka lemari pakaian yang entah sejak kapan Bagas ikut turun dari ranjang.
"Astaghfirullah... Bapak ngagetin ajah..." ujar Jasmin melotot seraya mencoba melepaskan pelukan Bagas dari tubuhnya.
"Jangan gini pak, inget ibu di rumah... bapak tuh gak boleh yah nyentuh nyentuh saya..." ujar Jasmin lagi seraya mencoba melepaskan tangan Bagas yang semakin erat memeluknya.
"Tapi saya juga manusia Jas, saya gak bisa kalo terus terusan harus puasa nunggu Leni sampai sembuh total, saya gak bisa Jas..."
"Loh kok aneh sih pak? Perasaan ibu badannya fit, rambutnya gak terlalu rontok juga, emang kalo punya penyakit gitu gak boleh yah pak?" tanya Jasmin polos, ia benar benar tidak tahu jika orang yang memiliki penyakit kanker tidak boleh di setubuhi.
"Saya juga gak tahu Jas, dokter emang bilang nya gitu, meskipun orang lain yang sama kayak Leni bisa tapi karena Leni tuh badannya lemes banget jadi gak boleh sama sekali, nanti bisa berakhir fatal kalo kelelahan...." ucap Bagas panjang lebar
"Oh gitu yah pak, tapi ibu sering bolak balik kota Alhamdulillah gak papa yah pak, apa bapak segragas itu sampe bikin orang kelelahan akut???" tanya Jasmin melongo saat mencerna kembali ucapan Bagas padanya.
Cuppppp
"Saya juga tahu aturan Jas..." jawabnya seraya mengecup pucuk kepala Jasmin lalu berlalu menuju kamar mandi.
"Iyah juga sih yah, masa Iyah udah tua kekuatan nya masih kayak anak muda, gak mungkin juga..." ujar Jasmin dengan suara lirih
"Saya denger loh ucapan kamu..." ucap Bagas yang tak jadi masuk ke kamar mandi ia malah berjalan menghampiri Jasmin yang ketakutan setengah mati.
"Heheh... Emang salah yah pak?" tanya Jasmin dengan wajah tersenyum namun nampak ketakutan.
"Kamu mau cobainnn?" tanya balik Bagas seraya menarik tubuh Jasmin hingga menempel di tubuhnya, tak tanggung Bagas pun menekankan pinggang Jasmin ke tubuh bawahnya, hingga sesuatu yang keras di balik kimono mandi semalam keluar dan menekan tubuh Jasmin yang untung nya masih memakai baju tidur.
"Akhhhhjh......" Jasmin berteriak sembari mundur beberapa langkah dari Bagas.
"Kok ada yah yang asli Segede gitu???" tanya Jasmin polos seraya terus memperhatikan milik Bagas, seakan lupa dengan rasa takutnya Jasmin malah sibuk memperhatikan sesuatu yang keluar dari balik kimono itu, nampak panjang dan berurat, iwhhhhhhh