NovelToon NovelToon
AISHA

AISHA

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Poligami / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Queisha Calandra

Aisha Febriani menikahi seorang pria yang belum ia kenal sebelumnya. Sejak kecil ia tinggal di kampung halaman neneknya. Namun setelah ia menginjak usia 19 tahun, ia dijemput oleh kedua orangtuanya dan pindah ke kota.
Di saat yang sama, Aisha dilamar oleh seorang pria tampan yang belum ia kenal. Mereka menikah berdasarkan wasiat ayah pria itu. Tapi, tidak ada yang tahu bahwa ternyata pria itu memiliki seorang kekasih, dan mereka saling mencintai. Namun pria itu juga bersikap baik pada Aisha sampai suatu hari, kejadian tidak terkira membuat Aisha harus menerima penderitaan yang bertubi-tubi.
Aisha, tidak akan pernah menyerah. Meskipun pada awalnya ia tidak mengenal suaminya, tapi ia yakin, ia sudah lebih dulu jatuh cinta pada suaminya sejak pandangan pertama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queisha Calandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25.

Aisha baru membuka pintu rumahnya saat ia akan berangkat bekerja, namun alangkah terkejutnya ia setelah melihat kedua orangtuanya tengah berdiri di depannya. Sejak kapan mereka berdiri di sana? Apakah ia salah lihat?

"Ayah, ibu." Seru Aisha pertama kali setelah melihat kedua orangtuanya tersenyum menyambutnya.

"Aisha, selama ini kamu kemana saja? Ibu rindu kamu." Ucap ibu Aisha sambil memeluk Aisha.

"Maafkan Aisha, Bu. Aisha tidak berniat untuk berbohong sama kalian." Ucap Aisha.

"Kami sudah tahu semuanya. Jangan menyalahkan dirimu sendiri!" Ucap Ayah Aisha.

"Darimana ayah dan ibu bisa tahu, Aisha disini?" Tanya Aisha.

"Suamimu yang memberitahu kami. Semuanya, bahkan ia juga menceritakan semua detailnya." Jawab ayah Aisha.

"Dia yang memberitahu ayah dan ibu?" Tanya Aisha. Mereka menganggukkan kepalanya.

"Sebaiknya kita pulang, ibu sama ayah sudah sangat rindu sama kamu." Ucap Ibu Aisha.

"Tapi, Aisha-"

"Tidak ada tapi-tapian. Jika kamu ingin bertemu Rafka, kami bisa membawa Rafka pulang, dan jika kamu tidak ingin bertemu dengan Rey, kami bisa membuat dia tidak bisa bertemu denganmu." Jawab ayah Aisha. Aisha mengangguk cepat.

"Baiklah, ayah. Ibu. Aisha akan pulang bersama kalian." Jawab Aisha.

Jika dengan pulang, adalah hal yang paling baik, Aisha tidak akan menyesal meninggalkan Rey. Tapi, bagiamana bisa pria itu mau menyerah begitu saja? Apakah benar Rey tidak mencintainya? Secepat itu kah dia menyerah?

Sebisa mungkin Aisha harus menjaga jarak dengan Rey, jangan sampai ada pertemuan lagi dengan pria itu meskipun ia tidak terlalu rela kehilangan Rey. Hanya saja siapa dirinya saat ini tidak pantas jika harus disandingkan dengan Rey.

.......

Satu bulan lamanya, Aisha tinggal bersama Ayah dan ibunya. Ia jadi merasa rindu dengan Rafka setelah satu bulan tidak melihat anak itu. Dulu ia selalu melihat Rafka dari jauh saat ia merindukan Rafka. Sekarang, ia tidak bisa melakukannya lagi.

"Aisha, lihat siapa yang datang!" Ucap ibu Aisha memecah lamunan Aisha yang sedang merindukan Rafka.

"Bu, aku tidak ingin bertemu dengan siapapun saat ini." Ucap Aisha.

"Ibu." Suara Rafka membuat Aisha terkejut dan menoleh ke arah ibunya. Ia melihat Rafka bersama seorang wanita yang seumuran dengan ibunya tengah tersenyum menatapnya.

"Rafka." Ujar Aisha.

Rafka begitu mendengar suara Aisha memanggilnya pun berlari ke pelukannya.

"Ibu, akhirnya aku bisa memelukmu." Ucap Rafka dengan polos.

"Ya, ibu juga senang, bisa memeluk Rafka lagi." Ucap Aisha.

"Aisha, kamu pasti tidak menyangka kan bahwa ibu mertuamu sendiri yang mengantar Rafka datang kemari." Ucap ibu Aisha membuat Aisha menoleh dan sedikit malu melihat wanita yang ternyata adalah ibu Rey yang selama ini belum sempat ia kenali.

"Anda, ibu Rey?" Tanya Aisha.

"Benar, Aisha. Ini adalah pertemuan pertama kita. Tidak heran jika kamu tidak mengenali ibu." Kata ibu Rey.

"Ibu, ayo kita pulang!" Ujar Rafka. Aisha diam, mana mungkin ia bisa ikut pulang bersama mereka? Ia ingin menjauhi Rey kan?

"Ibu, ayah tidak pulang satu bulan ini. Rafka kesepian. Ibu pulang temani Rafka ya!" Ujar Rafka lagi membuat Aisha bertanya-tanya.

"Tidak pulang?" Tanya Aisha.

"Iya, Aisha. Rey sejak satu Bulan yang lalu belum pulang. Terakhir dia pamit untuk bekerja dan tidak pernah pulang sampai sekarang. Setiap kali ini menelfon ya, dia selalu bilang sedang sibuk dan banyak pekerjaan." Jawab Ibu Rey.

"Pekerjaan apa yang bisa menyita waktunya selama satu bulan penuh?" Tanya Aisha heran.

"Kami juga tidak tahu. Biasanya Rey tidak seperti ini. Kalau pun sibuk, dia pasti akan menyempatkan diri untuk pulang meskipun itu hanya sebentar. Lagipula, tidak ada masalah apapun di perusahaannya. Kami sudah memastikannya. Semuanya berjalan lancar." Ucap Ibu Rey.

Aisha mengingat kata-kata terakhir Rey saat ia mengusirnya dan mengatakan tidak ingin bertemu dengan Rey lagi waktu itu. Apakah ini semua karena ucapannya waktu itu? Membuat Rey seakan menghilang begitu saja? Tapi mengapa?

"Nak Aisha. Kami berencana untuk membujuk Rey pulang. Tapi, kami tidak pernah diizinkan untuk masuk ke sana setiap kali kami mencoba sedangkan sekarang, Rey juga tidak mau menerima panggilan dari kami." Imbuh ibu Rey.

"Ini sudah keterlaluan. Saya akan mencoba untuk bicara padanya. Kasihan Rafka." Ucap Aisha.

"Apa kamu yakin?" Tanya Ibu Aisha mengingat anaknya itu sudah menceritakan semuanya pada ibu dan ayahnya bahwa ia tidak ingin bertemu dengan Rey.

"Kenapa tidak yakin. Rey punya Rafka yang butuh ia perhatikan setiap saat. Sekarang, dia seperti menghilang dan melupakan tanggungjawabnya. Ini tidak bisa dibiarkan." Kata Aisha.

"Baiklah. Jika kamu memang sudah yakin. Besok kami akan mengantarmu ke kantor Rey." Ucap ibu Rey memutuskan. Seharusnya ini adalah kesempatan yang baik untuk menyatukan kembali dua hati yang telah lama terpisah itu. Semoga saja, Rey tidak benar-benar sedang menghindari Aisha. Demi apapun, ibu Rey tahu betul bagaimana Rey seperti orang gila saat kehilangan Aisha.

.........

"Bagaimana kalian bisa melarang kami untuk bertemu bos kalian. Saya ibu kandung bos kalian. Bicara sama bosmu sekarang juga!" Ujar Ibu Rey begitu ia dan Aisha mencoba menemui Rey di kantornya.

"Maaf, nyonya. Pak Rey sudah berpesan agar tidak ada orang yang menemuinya." Ucap pegawai kantor Rey.

"Tidak ada pilihan lain, Bu. Apa ibu tahu dimana ruangan Rey?" Tanya Aisha berbisik.

"Tahu." Jawab Ibu Rey.

"Kalau begitu, tidak usah menunggu lagi. Ayo kita kesana." Ucap Aisha. Ibu Rey menganggukkan kepalanya kemudian mereka menerobos masuk ke dalam kantor tanpa peduli beberapa orang ingin menghalanginya.

"Biar ibu tahan mereka, kamu cepat masuk! Ruangan Rey tiga ruangan dari sini." Ujar ibu Rey.

Aisha menganggukkan kepalanya dan pergi ke arah yang ibu Rey tunjuk.

Satu

Dua

Tiga

Aisha berhenti tepat di depan ruangan yang disebutkan oleh ibu Rey. Tanpa menunda waktu lagi, Aisha langsung membuka pintu yang ada di depannya dan menemukan Rey yang duduk di kursi sambil terkejut melihat kedatangannya.

"Satpam. Siapa yang menyuruh orang masuk sembarangan?" Ujar Rey dengan nada tinggi.

"Rey. Kamu harus pulang!" Ujar Aisha.

"CK. Kenapa? Bukannya tidak ingin melihatku? Sekarang datang kesini sendiri mau menyuruhku pulang? Apa aku bisa kamu permainkan begitu saja?" Ujar Rey. Aisha melihat keadaan Rey yang sekarang jauh dari sebelumnya. Rey pasti mengalami hari-hari yang. Berat. Terlihat jelas kantung mata hitam di bawah kedua matanya dan juga badannya yang lebih terlihat kurus menandakan Rey pasti tidak makan secara teratur.

"Hanya aku yang tidak ingin melihatmu. Tapi Rafka tidak." Jawab Aisha.

"Kamu bisa kan membawa Rafka bersamamu. Kamu pikir selama ini aku tidak pusing mendengar Rafka ingin sekali bertemu denganmu. Sekarang kamu sudah kembali, seharusnya kamu tahu apa yang harus kamu lakukan!" Ujar Rey.

Plak..!!!

Aisha menampar keras pipi Rey membuat Rey terdiam.

"Kamu ingin lepas dari tanggungjawabnya sebagai ayahnya? Apa kamu sudah kehilangan hati nurani?" Ucap Aisha.

"Apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa memberikan impian terbesar Rafka. Apa aku pantas disebut ayah?" Ujar Rey menunjuk dirinya sendiri. "Aku tahu ini semua kesalahanku, ini semua dosaku. Jadi, biarkan aku menebus dosaku sendiri. Bawa Rafka bersamamu, dia akan lebih bahagia dibandingkan hidup bersama seorang pendosa sepertiku." Ucap Rey pelan.

Jantung Aisha berdegup kencang mendengar penyesalan Rey. Benarkah Rey sudah berubah?

"Sekarang pergilah! Katakan saja pada Rafka bahwa aku bekerja. Aku tidak punya waktu lagi sekarang! Kamu harus percaya bahwa dia tidak akan pernah mau kehilangan kamu." Ucap Rey.

"Demi Rafka, kamu harus pulang Rey. Tidak peduli apapun alasanmu!" Ucap Aisha mengabaikan kata-kata Rey, tujuan utamanya hanya ingin membuat Rey pulang.

"Jika aku berkata seperti itu, apakah kamu juga akan menjawab sesuatu dengan jawaban yang kau inginkan keluar dari bibirku?" Tanya Rey telak. Saat itu Rey telah membujuknya untuk pulang tapi ia bersikeras menolak. Sekarang, situasi seperti apa yang sedang ia hadapi, kenapa seolah-olah ia juga bersalah dalam hal ini.

"Pergilah! Aku tidak ingin bertemu siapapun." Kata Rey lagi.

"Aku tidak akan pergi sebelum kamu setuju untuk pulang!" Ucap Aisha.

"Atas dasar apa kamu mengatakan hal itu? Aku tidak akan pulang." Jawab Rey.

"Rey, kamu harus ingat bahwa Rafka adalah anak kandungmu." Ujar Aisha.

"Lalu, apakah kau juga ingat bahwa Rafka juga anak kandungmu?" Tanya Rey balik.

"Rey, ini semua berbeda."

"Perbedaan tidak ada artinya lagi bagiku. Jika kau tidak ingin kembali, maka jangan pernah kembali, dan jangan pernah memaksaku!" Kata Rey.

Aisha terdiam.

Ia pernah menolak untuk kembali bersama Rey untuk merawat Rafka bersama. Lalu sekarang apa bedanya ia dan Rey yang sudah membiarkan anak laki-laki itu merasa kesepian dan kekurangan kasih sayang kedua orang tuanya?

"Jika tidak ada urusan lain. Pergilah!" Ucap Rey.

"Aku tidak akan pergi, Rey. Aku tetap dalam pendirianku. Mari kita kembali!" Ucap Aisha membuat Rey menghentikan kegiatannya mengetik sesuatu di layar ponselnya.

"Apa kamu bilang?" Tanya Rey.

"Kita kembali. Ya, kita berdua kembali untuk merawat Rafka bersama." Jawab Aisha. Rey berdiri dari posisinya dan berjalan mendekati Aisha.

"Aku tidak salah dengar? Bukankah sebelumnya kamu selalu menolakku? Bahkan kau juga sudah mengusirku." Ucap Rey.

"Ya, aku tahu aku salah, aku egois. Aku tidak pernah memikirkan perasaan anakku. Sekarang, apa kau sudah puas jika aku bersedia kembali pulang merawat Rafka bersamamu?" Tanya Aisha.

"Belum, aku belum puas jika kau belum menyetujui untuk memperbaiki hubungan kita." Jawab Rey.

"Aku tidak ingin memperbaiki apapun kecuali satu hal." Kata Aisha.

"Apa ?" Tanya Rey.

"Jika kamu mencintaiku. Aku baru akan mempertimbangkan kembali untuk kembali memperbaiki hubungan kita." Jawab Aisha.

"Tidak usah dipertimbangkan lagi!" Ucap Rey menarik Aisha ke dalam pelukannya. "Aku selalu mencintaimu. Entah sejak kapan, kehilanganmu seperti kematian bagiku." Lanjut Rey.

Aisha menangis terisak sambil memukul pelan dada Rey, ia rindu Rey, ia menahannya selama ini. Hanya karena masalah dirinya yang tidak suci lagi, ia harus membuat semuanya jadi seperti ini.

"Jangan mengabaikanku lagi Rey! Kamu juga harus percaya padaku!" Ucap Aisha di tengah-tengah isakannya.

"Aku tidak akan mengulangi kebodohanku lagi, Aisha. Aku berjanji padamu." Rey semakin mengeratkan pelukannya, seakan ia tidak ingin kehilangan Aisha untuk yang kedua kalinya.

........

Bersambung....

1
Proposal
Semangat kaa, jangan lupa mampir juga yaa~/Smile/
kalea rizuky
harusnya sena di laporin Rey bloon
kalea rizuky
Rey lebih kotor karena menikahi jalang
kalea rizuky
laki. goblok klo. aisyah mau di. madu ya tolol. kek g ada. laki. lain aja.
Queisha Calandra: makasih udah mampir ya kak!!! ♥️♥️
total 1 replies
kalea rizuky
aisyah kek. pengemis males cwek bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!