Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan tak terduga
Selesai mengerjakan area lantai dua belas bersama dengan Pak Jono, kini Ayunda di berikan izin untuk beristirahat sejenak, ia pun bergegas menuju kantin perusahaan dengan menggunakan lift, namun sayangnya ia tidak tahu jika di dalam gedung ini terdapat satu lift khusus pimpinan perusahaan, dengan seenaknya Ayunda menekan tombol lift tersebut, tak lama pintu lift terbuka, Ayunda sampai terkesiap saat melihat seseorang dari dalam lift.
"Hey Nona, kau tidak boleh naik lift ini! Karena lift ini khusus untuk para petinggi perusahaan, anda sebagai karyawan biasa tak di ijinkan untuk menggunakan lift ini faham!" tegur seorang pria yang posisinya berada di sebelah pria yang sudah tak asing lagi bagi Ayunda.
Tak lama Pak Jono datang menghampiri.
"Ayu, aduh...kau Kenapa naik lift yang ini, hah?" omelnya sampai membuat Ayunda terkejut.
"M maaf Pak, Saya tidak tahu!" jawabnya dengan kepala tertunduk.
"anak baru ya?"
"Betul sekali Pak Roy, tolong maafkan karyawan baru ini, memang saya belum menjelaskan mengenai lift ini!" Pak Jono sangat menyesali atas kejadian ini.
Kemudian pria yang berada di samping Roy sempat mendesah kasar.
"Sudahlah tak usah di permasalahkan, si anak baru ini juga tidak tahu kan!" jawab pria tersebut sambil menatap sekilas Ayunda.
"Tolong maafkan saya Tuan Leon, saya janji tidak akan pernah terulang kembali peristiwa seperti ini!" jawabnya sambil membungkukkan punggungnya, lalu ia segera membawa Ayunda pergi dengan cara kasar menuju lift khusus karyawan.
Sepintas, Leon terdiam sejenak saat dirinya keluar dari dalam pintu lift.
'Rasanya aku seperti pernah bertemu dengan wanita itu, tapi dimana ya? Aarrkkhhh masa bodo lah, sungguh tidak penting!' ucapnya dalam hati.
Sedangkan Ayunda, ia masih tak percaya bahwa di tempat ini ia kembali di pertemukan dengan pria yang telah merenggut kesuciannya, pria yang ia anggap sebagai pria brengsek dan hidung belang, ia pun begitu membencinya. Memang sepenuhnya bukanlah salah Leon, tapi setidaknya pria itu telah memanfaatkan kekayaannya untuk membeli harga dirinya.
Tanpa terasa bulir bening menetes di atas pipinya, dan Pak Jono yang menyaksikan hal itu, ia pun merasa bersalah karena telah bersikap kasar terhadap Ayunda.
"Maafkan atas sikapku yang tadi Yu, aku hanya panik dan juga takut, kau tahu kan kalau yang tadi itu adalah Bos besar di perusahaan ini, ia dijuluki si Bos Perfect, jadi jangan sampai kita membuat kesalahan sedikit pun, beruntungnya tadi ia tidak sampai mengomeli kita. Yasudah sebaiknya kita tidak usah mengatakan hal ini kepada Bu Susan, bisa runyam urusannya!" ujar Jono seraya menatap Ayunda yang sedang menghapus jejak air matanya.
"Baik Pak!" jawabnya singkat.
Padahal Ayunda menangis bukan karena diomeli oleh Pak Jono, melainkan ia telah di pertemukan kembali dengan pria yang telah merenggut kesuciannya.
Saat berada di kantin, ia terus memikirkan kejadian tadi saat di lift, ingin rasanya ia pergi dari tempat ia bekerja saat ini, namun apa mau dikata, saat ini dirinya sangat butuh pekerjaan, apalagi ia hanya lulusan SMU, sungguh sangat sulit untuk mencari pekerjaan.
Kemudian Evi datang menghampiri Ayunda yang sedang menikmati makan siangnya, meskipun rasanya begitu pahit di lidahnya.
"Hay Ayu, kok aku perhatikan kau terlihat lemas sih? Apakah pekerjaan di lantai dua belas begitu menguras tenaga ya? Jujur saja ya Ayu, selama aku bekerja disini, aku paling anti deh di suruh bersih-bersih di lantai itu, apalagi kalau harus berhadapan langsung dengan si Bos menakutkan itu, rasanya seperti masuk kandang singa."seketika Evi langsung bergidik ngeri.
Sedangkan Ayu, hanya menyimak perkataan dari Evi dengan serius.
'Ternyata pria hidung belang itu sikapnya seperti itu? Komplit sekali dengan kelakuannya yang bejad!' ujarnya dalam hati.
"Memangnya sek menakutkan itu ya Mba?" tanya Ayu dengan serius.
"Beuh...banget Yu! Pokoknya kamu harus berhati-hati ya, jangan sampai kamu terkena omelannya, aku yakin kalau sampai itu terjadi, siap-siap kau untuk di pecat!" sungutnya seolah menakuti Ayu.
Ayunda pun sampai menelan ludahnya berkali-kali.
"Baiklah Mba, aku akan lebih berhati-hati lagi, terimakasih atas informasinya!" jawab Ayunda sampai melempar senyum ke arahnya.
"aih...jangan kau panggil aku Mbak dong, panggil Evi saja, ok!" ujarnya sembari membalas senyuman dari Ayunda.
Kini keduanya kembali mengobrol mengenai keseharian mereka berdua, dan sepertinya keduanya sudah mulai akrab.
Ruangan Big bos
"Bagaimana Jey, apakah kamu sudah mendapatkan informasi mengenai wanita itu?" Leon sudah tidak sabar akan informasi dari Jerry.
"Maaf Tuan, saya belum mendapatkan informasi apapun, namum saya mendapatkan bocoran jika wanita itu adalah orangnya salah satu mafia di kota ini, dan si Mafia itu cukup di segani, sehingga Pihak dari Hotel Paradise menutup rapat akses untuk membocorkan informasi mengenai identitas wanita itu dan juga si Mafia yang telah memiliki bisnis haram ini, Tuan!" jawabnya dengan tegas.
Mendengar hal itu, Leon sampai mengepalkan tangan. Semenjak kejadian malam itu, ia terus memikirkan wanita itu, ada rasa menyesal dan bersalah di dalam benaknya, ia pun semakin penasaran akan sosoknya
"Dasar brengsek, kau usahakan apapun caranya untuk mendapatkan informasi mengenai wanita itu Jey!" perintah dengan nada membentak.
"Baik Tuan, perintah akan segera saya laksanakan!" jawabnya sambil membungkukkan punggungnya, kemudian Jey bergegas keluar dari dalam ruangan Tuannya.
Saat berada di depan pintu keluar, ia sempat menghela napasnya.
"Sungguh sangat rumit, tapi aku harus berani ambil resiko agar bisa mendapatkan informasi mengenai gadis itu! Aih...sungguh merepotkan!" gumamnya sambil mengeluh.
tanpa disengaja, Jey berpapasan dengan Ayunda yang sedang membersihkan lantai, ia sempat menatap sejenak.
'kenapa wanita ini serasa tidak asing ya? Dari postur tubuhnya yang mungil, sama persis dengan wanita yang ada di dalam CCTV Hotel, ck...tapi tidak mungkinlah wanita ini adalah dia, jangan ngaco kamu Jey, aih...aku bisa frustasi menghadapi masalah yang satu ini, kenapa malah menjadi semakin rumit?' gerutunya dalam hati.
Kemudian Jey bergegas pergi menuju lift, dan segera kembali menuju kediaman Nyonya Sandra.
Saat Ayunda akan merapihkan benda dari atas lemari pajangan yang berada di salah satu ruang tunggu dekat ruangan Big bos, ia sempat terjatuh karena tubuhnya tak mampu menjangkau area lemari itu, Ayunda membutuhkan satu buah kursi untuk bisa menjangkaunya.
Akhirnya ia pun jatuh terhuyung di atas lantai, beruntungnya ada seseorang yang berhasil meraih tubuh mungilnya.
"Anda tidak apa-apa Nona? Lain kali berhati-hatilah saat mengerjakan sesuatu!" ucap Pria yang saat ini telah menolongnya.
Ayunda sampai terbelalak saat melihat siapa pria yang telah menyelamatkan dirinya.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah
mereka kan ga jadian kn Thor kenapa kaya di hianati sekali tuh cowok