NovelToon NovelToon
AKHIRNYA MENYESAL

AKHIRNYA MENYESAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Pihak Ketiga / Pelakor / Balas Dendam
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Saat kehamilan itu benar-benar terjadi pada Livia, dia bermaksud memberikan kejutan dengan datang ke kantor suaminya untuk mengabarkan kabar bahagia tersebut.

Tapi apa yang dia dapatkan, sangatlah mengguncang perasaannya.

Ternyata di ruangannya, Alex tengah bersama seorang wanita berparas lembut, dengan gadis kecil yang duduk di pangkuannya.

Bukannya merasa bersalah, setelah kejadian itu Alex malah memberi pernyataan, "kita berpisah saja!" Betapa hancur hati Livia. Dia tak menyangka, Alex yang begitu

mencintainya, dengan mudah mengatakan kata-kata perpisahan. Lalu apa jadinya jika suatu hari Alex mengetahui kalau dia sudah menelantarkan darah dagingnya sendiri dan malah memberikan kasih sayangnya pada anak yang tidak ada hubungan darah dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEJUTAN MENYAKITKAN

"Livia, mau keluar?"

Wanita itu menoleh. Seorang pria berwajah tampan berdiri tak jauh darinya, mengenakan jas dari merek ternama yang membungkus tubuh tinggi dan berototnya.

"Pak Sean? Ada perlu dengan saya?" tanya Livia balik.

Pria itu tersenyum. Senyum yang sering membuat Livia merasa tak nyaman, terutama karena atasannya itu kerap menunjukkan perhatian lebih dari sekadar profesional.

"Tidak. Saya cuma mau ajak kamu makan siang,"

jawab pria yang usianya seumuran suami Livia itu, santai.

"Maaf, Pak. Saya harus ke kantor Mas Alex. Ada hal penting yang perlu saya sampaikan."

"Tidak bisa lewat telepon?"

"Sayangnya, tidak bisa," sahut Livia pelan namun cukup tegas.

"Oh, ya sudah kalau begitu. Hati-hati di jalan."

Livia mengangguk. "Terima kasih. Saya pergi dulu."

Ia pun melangkah pergi, meninggalkan Sean yang menatap kepergiannya dengan ekspresi sulit ditebak.

30 menit kemudian, Livia tiba di kantor Alex. Jarak antara kantor mereka memang tidak terlalu jauh.

Setelah memarkir mobilnya, Livia berjalan memasuki lobi. Ia sudah memiliki akses masuk, jadi bisa langsung naik ke ruangan Alex tanpa perlu lapor ke siapa pun.

Tring.

Pintu lift terbuka. Livia keluar dengan wajah bahagia.

Dan sebentar lagi kebahagiaan itu akan ia tularkan pada suaminya.

Lorong menuju ruangan Alex masih sepi, mungkin sebagian besar pegawai masih dalam jam istirahat makan siang. Termasuk Khaliza, sekretaris Alex, yang tidak ada di mejanya.

Livia melangkah langsung menuju ruangan manajer keuangan. Pintu putih di depannya tertutup rapat. Bibir Livia tampak bergerak pelan, melafalkan doa dalam hati agar suaminya ada di dalam. Dia sengaja tak mengatakan akan datang, untuk memberi kejutan pada suaminya.

Ceklek.

Livia membuka pintu dan melongokkan kepala, senyum lebar menghiasi wajahnya.

Namun, beberapa detik kemudian, ekspresinya berubah. Senyumnya perlahan menghilang.

Alex tidak sendirian. Di dalam ruangan itu ada seorang wanita yang tidak Livia kenal. Dengan seorang gadis kecil duduk di pangkuan Alex, sementara si wanita sedang menyuapkan makanan ke mulut Alex.

Tapi belum sempat sendok itu masuk ke mulut Alex, Livia sudah membuka pintu.

"Livia..." Alex tersentak, refleks langsung berdiri. Ia

Buru-buru menyerahkan gadis kecil di pangkuannya kepada wanita itu.

Alex menghampiri istrinya dengan wajah tegang.

"Kenapa nggak bilang kalau mau ke sini?"

Nada suaranya terdengar gugup.

"Kenapa? Aku nggak boleh datang ke kantor suamiku? Sementara-"

"Masuk, Liv. Tapi tolong jangan bikin keributan!"

potong Alex setengah berbisik.

Livia melangkah masuk dengan tenang. Suara tok-tak dari heels yang ia kenakan terdengar jelas memecah keheningan, tapi kini suasana menjadi kaku.

Tatapan Livia langsung tertuju pada wanita yang duduk sambil memangku anak kecil itu. Kepala wanita itu tertunduk, menyembunyikan wajahnya untuk menghindari kontak mata langsung dengan Livia.

"Kalian siapa? Sedang apa di ruangan suami saya?"

Pertanyaan Livia terdengar tegas dan menusuk.

Wanita itu tetap menunduk, tak berani menatap balik.

"Mendadak gagu, atau memang bisu?" Livia melangkah lebih dekat, namun wanita itu masih tak bergeming. Bibirnya kelu. Tak ada satu kata pun keluar dari mulutnya.

Beberapa saat kemudian, ia cepat-cepat berdiri sambil menggendong sang putri yang memeluk lehernya erat-erat. Gadis kecil itu menyembunyikan wajah di ceruk leher ibunya.

"Mas Alex, kami permisi dulu," ucap wanita itu dengan suara bergetar. Lalu melangkah ke arah pintu tanpa sedikit pun menoleh ke arah Livia.

"Persis MALING! Ketakutan setelah kepergok ingin mencuri suami orang," sindir Livia tajam, membuat Alex naik pitam. Sementara wanita itu tetap berjalan sambil memeluk erat putrinya.

"Livia, cukup!" hardik Alex.

"Apanya yang cukup? Kalau aku nggak datang ke sini, aku akan terus jadi orang bodoh. Dibodohi kalian!" Livia balik membentak. Tatapannya tajam langsung menembus retina terdalam Alex. Ia tak menunjukkan rasa gentar sedikit pun.

Alex menarik napas panjang dan menghembuskannya kasar. Wajahnya tampak frustrasi.

"Kamu berlebihan! Siapa yang membodohi kamu?

Wajar saja kalau aku menyukai Keysha, karena seharusnya aku juga sudah punya anak sebesar dia."

"Itu cuma alasan! Yang sebenarnya, kamu juga menyukai ibunya, kan? Kamu sudah bermain api, Mas. Hati-hati, kamu bisa terbakar sendiri."

"Kamu yang berasumsi karena rasa cemburu kamu. Hati-hati, pikiran kamu bisa penuh racun dan akhirnya malah bikin kamu sendiri yang sakit."

Livia menahan emosinya agar tidak meledak. Kedua tangannya mengepal erat.

"Kita bicarakan ini di rumah. Kamu ke sini ada apa?" tanya Alex, membelokkan arah pembicaraan. Ia mencoba menghindari perdebatan yang bisa memicu keributan. Ini masih di lingkungan kantor.

Tapi perasaan Livia sudah terlanjur marah mendengar ucapan Alex. Bahkan Alex berkata tanpa menunjukkan rasa bersalah.

"Katakan yang sebenarnya. Sejak kapan kamu selingkuh dari aku?" desis Livia. Rahangnya mengeras, dadanya naik turun.

"Sudah kubilang, kami hanya dekat karena Keysha, Liv. Seharusnya tadi kamu nggak bicara kasar pada Ishana dan menuduhnyq yang bukan-bukan," ucap Alex, suaranya terdengar menyalahkan. Tapi tatapannya ia buat selembut mungkin.

"Jadi aku yang salah? Mataku salah melihat kalau wanita itu tadi sedang menyuapi kamu makan?"

"Aku sedang menggendong putrinya, jadi dia berinisiatif menyuapiku," jawab Alex santai.

"Hahaha..." Livia tertawa sumbang sambil menahan sesak di dadanya. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Alex, yang dulu selalu menjaga jarak dengan lawan jenis karena takut membuat Livia salah paham, sekarang malah bisa suap-suapan.

"Kamu tahu, aku sangat menyukai anak kecil. Dan Keysha sudah membuatku jatuh hati. Aku merasa jadi seorang ayah saat bersama dia. Sementara kamu? Kamu lebih mementingkan pekerjaan daripada memberiku anak. Kamu terus menunda kehamilan. "Jangan sampai apa yang dikatakan mamaku jadi kenyataan, kalau kamu... mandul!"

Dugh!

Seperti ada godam menghantam dada Livia. Emosinya ingin meledak. Tapi sekuat tenaga masih dia tahan.

Napasnya tersengal, tak beraturan.

Alex sendiri merasa kaget dengan ucapannya yang lepas kontrol tanpa filter. Ia ingin meminta maaf, tapi di sisi lain, ia merasa tak ada yang salah dengan kata-katanya barusan.

"Tadinya aku datang ke sini karena ada yang ingin aku sampaikan. Tapi sepertinya sudah nggak penting lagi.

Sebaiknya aku pergi sekarang."

Livia membalikkan badan dan melangkah ke arah pintu.

"Aku bisa mentolelir apapun, tapi tidak dengan perselingkuhan! Jika kamu masih ingin mempertahankan rumah tangga kita, sebaiknya itu kamu hindari!"

Setelah berkata begitu, pintu dibuka dan ditutup lagi, setengah dibanting.

Livia berjalan cepat menyusuri koridor menuju lift. Ia tak ingin ada teman Alex yang melihat dan mengenalinya.

Juga tak ingin air mata yang sejak tadi ditahan tumpah di tempat ini.

Sesampainya di lift, Livia menekan tombol dengan tangan gemetar. Begitu pintu terbuka, ia masuk dan langsung memencet tombol "Lobi", tak menoleh ke mana pun.

Dan begitu pintu tertutup, pertahanannya ikut runtuh. Livia memejamkan mata rapat-rapat, mencoba menahan air mata yang sudah mendesak keluar. Tapi percuma. Butiran itu jatuh juga, membasahi pipinya yang

Memerah.

Livia bukan tipe wanita cengeng. Hidup di panti asuhan sejak kecil sudah membentuknya jadi pribadi yang kuat dan mandiri. Tapi kali ini, luka itu terlalu dalam.

Meski tak berdarah, tapi rasanya menghancurkan.

Setibanya di basement, Livia masuk ke mobil. Ia duduk di balik kemudi. Mesin belum dinyalakan.

Tangannya menggenggam erat ponsel yang terus bergetar. Nama "Alex" berkali-kali muncul di layar. Tapi Livia tak mengangkat. Ia hanya menatapnya dengan pandangan kosong.

Sampai akhirnya, ponsel itu berhenti bergetar.

Livia membuka tas tangannya, perlahan

mengeluarkan sebuah amplop putih yang tadi hendak ia berikan pada Alex. Dengan tangan gemetar, ia menarik isi di dalamnya...

Hasil tes kehamilan.

Positif.

Ia sedang mengandung anak dari pria yang baru saja menghancurkan hatinya.

Livia menutup mata, menggigit bibir kuat-kuat.

"Seharusnya kamu sudah terima dan baca laporan ini, Mas. Tapi sekarang aku pastikan... kamu nggak akan pernah tahu kalau di sini, ada darah dagingmu."

Bersamaan dengan luruhnya air mata, Livia membelai perutnya yang masih rata.

AYO BESTY BESTY KU LANJUT GAAAK...

1
Jumiah
sean suami yg bjak ,livia istri mengerti
kewajiban x mendampingi suami ..
semoga selalu rukun ,saling melengkapi
kekurangan masing 2 ...
Hasri Ani: aamiin.. karna katanya setelah mendapatkan yg buruk pasti akan dapat yg terbaik..
total 2 replies
Ayudya
makanya. jangan main api nath kalau ga mau kebakar hancur kan reputasi mu😄😄😄😄
Hasri Ani: terlalu berat cemburunya nya 🤭🤭🤭
total 1 replies
kaylla salsabella
itu si dedek lebih bagus klu di panggil axel
Ayudya
ayolah buat nathali jerah dan ga nganggu keluarga kecil mu lagi
Mundri Astuti
ga bisa dibiarin ni mah Sean ...kudu dibikin kapok
Ayudya
nat niat iri dan akan menghancurkan mu
Dila Dilabeladila
sukurin dan lo akan lebih menyesal pafa saat tau klu itu anak lo.behhhhhhhh
Hasri Ani: sabar saaaay sabaaar🤣🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
maem tu sesal lex🤣🤣🤣🤣🤣
Hasri Ani: 🤣🤣penyesalan emang sllu belakng say.. klw di awal itu pendaftaran nmnya🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
lah siapa lagi tu yg teriak teriak kayak tarzan
Ejan Din
punya niat jd pelakor
Ayudya
seru dan menarik
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
dih lu yg mandul
kalea rizuky
hahahaah mampus lu lek istri lu g ada rahim
kalea rizuky
woy Sean putusin dlu lampir serakah jg lu mau dketin Livia kok masih punya pcr mana mau livia
kalea rizuky
dih siapa loe lek ngatur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!