Mahdi mengunjungi Ishwar tua yang tengah sakit. Ishwar mengenali siapa orang itu. Tamu dari masa lalu.
Tapi ada perlu apa Mahdi kembali menemui Ishwar setelah puluhan tahun berlalu?
Perjalanan Mahdi berkeliling waktu demi mewujudkan kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedang Perang Dingin
Mahdi melihat ada kesenjangan di dunia gaib negeri kepulauan ini.
Hal itu tampak jelas bagi Mahdi yang bisa merasakan kurangnya harmonisasi diantara sesama makhluk tak kasat mata. Mereka bergerombol sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Mereka adalah Kerajaan Laut Selatan dan Kerajaan Gaib di bumi dengan Kerajaan Gaib Langit.
Makhluk darat dan makhluk laut masih bisa berkawan meskipun jarang ada dan tidak terlalu dekat. Tapi dengan makhluk langit. Sama sekali tidak ada satu patah kata pun.
Ketiga bangsa jin dan para siluman sedang perang dingin. Memuja egonya sendiri-sendiri.
Hal ini terjadi karena rasa sentimen dari masa lalu. Yang masih terbawa hingga sekarang.
Tidak hanya para petinggi-petinggi kerajaan yang saling mendiamkan. Warganya pun jadi ikut-ikutan saling memunggungi dan bersikap acuh.
Mahdi sebagai orang pendatang baru mencoba masuk pelan-pelan di tengah hubungan yang ringkih setipis tisu itu. Siapa tahu dengan tidak terburu-buru Mahdi bisa membuatkan mereka sebuah jembatan perdamaian.
Mahdi memanfaatkan momen ini untuk pergi ke Kerajaan Gaib Langit. Mahdi yang ingin pergi ke Kerajaan Pocong sendirian mencoba mencari bala bantuan.
Mahdi terbang ke Kerajaan Gaib Langit. Di depan pintu gerbang masuk kerajaan Mahdi dicegat oleh pasukan penjaga.
"Siapa kamu wahai manusia?",
"Tampangmu bukan orang sini", kata penjaga.
"Aku memang bukan orang sini",
"Aku datang dari timur yang jauh ke negeri ini untuk mewujudkan kebenaran", jawab Mahdi.
"Lalu untuk apa kamu datang ke Kerajaan Langit?", kata penjaga.
"Izinkan aku bertemu dengan Raja Kerajaan Langit",
"Aku mau memohon pertolongan nya", pinta Mahdi.
"Pergilah wahai manusia",
"Para penghuni langit sudah sejak lama tidak berurusan dengan makhluk darat dan makhluk laut", kata penjaga mengusir Mahdi.
Mahdi pun kecewa. Jika ia sampai tidak bisa bertemu dengan pemimpin Kerajaan Langit.
"Biarkan orang itu masuk",
"Bawa dia ke dalam istana",
Tiba-tiba terdengar suara menggelar. Perintah lantang dari Sang Raja.
Itu adalah suara dari sang penguasa. Raja Kerajaan Gaib Langit menginginkan manusia itu untuk menghadap kepada nya.
Mahdi pun dituntun masuk ke dalam istana kerajaan untuk bertemu dengan Raja Kerajaan Langit.
"Siapa namamu wahai manusia?",
"Tidak sembarang orang bisa naik ke Kerajaan Gaib Langit", kata Sang Raja.
"Namaku Mahdi",
"Aku datang untuk meminta pertolongan kepada mu wahai Raja Kerajaan Langit", ungkap Mahdi.
"Kau bukan orang sini, kau juga bukan sembarang manusia",
"Untuk apa kau ikut campur urusan manusia dan para jin penghuni bumi itu?", tanya Sang Raja.
"Aku memang ditugaskan untuk mewujudkan kebenaran dimana pun aku berada",
"Bukankah seharusnya para makhluk di bumi, penghuni lautan dan para penduduk langit yang saling menjaga untuk memelihara dunia",
"Kalian sudah dipercaya untuk mewujudkan itu sendiri",
"Tapi kalian malah bertikai dan saling memusuhi", kata Mahdi.
Raja Kerajaan Gaib Langit terpancing amarahnya mendengar pernyataan Mahdi yang lancang.
"Aku adalah Raja Fanix V",
"Aku adalah Penguasa Kerajaan Gaib Langit",
"Aku adalah keturunan dari para penghuni surga",
"Manusia seperti mu tidak layak menceramahi ku", kata Sang Raja geram.
"Maafkan perkataan ku jika menyinggung mu wahai penguasa kerajaan langit", pinta Mahdi.
"Kau adalah manusia pertama yang bisa terbang sampai ke istana setelah ribuan tahun berlalu",
"Karena kemampuan mu dan juga karena niat baik mu yang masih mau beramah tamah",
"Aku bersedia membantu mu",
"Asal jangan kau pinta Aku untuk turun ke bumi atau menyelam ke dalam lautan",
"Aku tidak sudi bertemu dengan makhluk-makhluk tidak tahu budi itu", kata Raja Fanix V.
"Apa yang kau inginkan wahai manusia dari negeri yang jauh?",
"Aku ingin sedikit bantun untuk menghadapi jin-jin setan di Kerajaan Pocong", Mahdi menyampaikan kemauannya kepada Raja Fanix V.
"Kua terlalu baik Mahdi",
"Mau-maunya kau mengurusi urusan manusia yang tidak karuan itu",
"Biarkan saja manusia-manusia itu mati sengsara", kata Raja Fanix V yang juga tidak menyukai manusia.
"Pergilah menemui adikku",
"Kebetulan adikku sedang senang mengamati kehidupan makhluk-makhluk bumi",
"Fanix VI pasti akan senang untuk membantumu", perintah Raja Fanix V.
"Terimakasih wahai Sang Raja Kerajaan Langit", ucap Mahdi.
Kemudian Mahdi diantar oleh para pengawal kerajaan untuk menemui adik dari Raja Fanix V. Yaitu Fanix VI.
Bukan tanpa alasan Raja Fanix V mau menerima Mahdi dan bersedia membantu nya. Raja Fanix V tahu kalau sejatinya Mahdi memang bukan manusia biasa.
Mahdi yang pernah menghuni surga. Begitu juga dengan leluhur para Fanix yang merupakan penghuni surga.
Raja Fanix V yang sakti bisa merasakan nya.
Sang Raja juga berharap kepada Mahdi yang sudah lebih lama hidup bisa berteman dengan adiknya Fanix VI. Untuk membimbing nya supaya kelak bisa menjadi penerus pemimpin Kerajaan Langit yang lebih baik.
*
Mahdi diantar menemui Fanix VI yang ternyata masih baru berusia remaja.
Mahdi mengajak Fanix VI muda berkenalan lalu menyebutkan maksud dan tujuan kedatangannya.
Di luar dugaan sikap Fanix VI berbeda jauh dengan Sang Raja kakaknya.
Fanix VI mempunyai perangai yang ramah dan tidak keras tapi tegas. Tutur katanya lebih enak untuk diajak berbicara.
"Maksud mu perkampungan gaib yang terletak di dalam jurang itu?",
Kata Fanix VI yang tampak bersemangat.
"Kebetulan aku sudah mengamati gerak-gerik mereka sejak lama",
"Jin-jin di tempat itu memang mempunyai tabiat yang buruk",
"Aku bersedia membantu mu", Fanix VI setuju untuk menolong Mahdi.
"Terimakasih putra mahkota Kerajaan Gaib Langit", ucap Mahdi.
