NovelToon NovelToon
Ashes Of The Fallen Throne

Ashes Of The Fallen Throne

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Barat
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mooney moon

Perjalanan seorang pemuda bernama Cassius dalam mencari kekuatan untuk mengungkap misteri keruntuhan kerajaan yang dulu merupakan tempat tinggalnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mooney moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mahluk yang mempengaruhi Mulgur

Nifrak tertawa besar lalu menyeringai. “Baguslah kalau begitu, aku suka tipikal orang yang seperti dirimu.”

Cassius menyandarkan tubuhnya ringan pada salah satu tiang kayu, matanya masih sesekali menoleh ke arah daging kadal magma yang tergantung. Percakapan barusan perlahan mulai bergeser ke arah lain.

“Aku rasa,” ujar Nifrak, menoleh ke Cassius dengan sedikit antusiasme di matanya, “kau pasti punya daftar panjang soal makhluk buas yang pernah kau hadapi.”

Cassius tersenyum tipis. “Tidak sepanjang yang kalian bayangkan. Tapi kalau serigala, beruang batu, sampai slime asam... pernah lewat.”

“Slime?” Balmuth mengernyit. “Makhluk menyebalkan itu? Tidak sulit, tapi merepotkan kalau kena baju.”

“Memangnya kau pernah bertarung pakai baju?” sindir Nifrak setengah tertawa.

Balmuth hanya mendengus. “Kau tak tahu seni bertempur kalau belum pernah bertarung tanpa sehelai pun di musim salju.”

Cassius tertawa kecil, kemudian melirik ke arah Vala. “Kalau kau? Apa yang paling sulit pernah kalian buru di sekitar sini?”

Vala diam sejenak, seperti memutar kembali kenangan yang barangkali tidak semua ingin ia buka. “Seekor wyvern tua, bersarang di tebing selatan. Sayapnya sudah robek, tapi dia memiliki racun… dan masih bekerja dengan sempurna. Kami kehilangan beberapa saudara saat kejadian itu.”

Keheningan sejenak menyelimuti mereka, namun tidak dalam suasana muram, lebih seperti bentuk penghormatan dalam diam.

Nifrak mengangguk pelan. “Aku ingat. Dan itu bukan satu-satunya yang hampir membuatku kehilangan nyawa.”

“Lalu bagaimana denganmu, Balmuth?” tanya Cassius, memecah ketegangan ringan yang sempat mengendap. “Apa yang paling membuatmu berpikir dua kali untuk menyerang?”

“Seekor golem tanah,” jawab Balmuth tanpa ragu. “Bukan karena kuat. Tapi karena membosankan. Butuh tiga jam hanya untuk menghancurkan satu kaki, tubuhnya benar-benar tebal.”

Cassius menahan tawa, dan Nifrak langsung menimpali, “Dan dia tetap melakukannya! Tak ada yang bisa membuat Balmuth menyerah… kecuali cerita panjang Jormund.”

Vala akhirnya mengangkat tangan, mengisyaratkan bahwa waktu mereka hampir habis.

“Baiklah, kurasa sudah cukup nostalgianya untuk hari ini,” ucapnya tenang. “Cassius dan aku masih harus ke altar utama. Jormund sedang menunggu.”

Cassius mengangguk. Ia mengikuti langkah Vala meninggalkan tempat pengolahan, melewati rak-rak pengeringan kulit dan deretan besi penggantung daging. Di belakang mereka, suara Nifrak terdengar samar, menggoda ringan.

“Kalau nanti dia terbakar di altar, teriak dulu sebelum berakhir gosong, ya!”

Cassius tak menoleh, hanya mengangkat tangan, melambaikan jari seolah menjawab dan terus berjalan bersama Vala menuju pusat kuil.

Di sisi lain, pada waktu sebelumnya tepat saat Balmuth, Nifrak, Cassius dan Vala meninggalkan ruang pertemuan untuk melanjutkan tugas masing-masing. Mulgur dan Jormund tengah memulai pembicaran di antara mereka, ditemani kehening yang kembali menyelimuti ruangan saat langkah semua orang mulai menghilang dari lorong luar. Sisa nyala api dari tungku di sudut ruangan yang memantulkan cahaya lembut pada dinding batu dan lantai berukir.

Mulgur duduk bersila di tempat duduk batu yang dilapisi kulit berbulu dari hewan buas, terlihat Jormund yang duduk di depannya sedang menunggu perihal apa yang ingin dibicarakan oleh Mulgur dengannya. Mulgur lalu mengusap janggutnya yang lebat bergelayut seperti akar tua. Matanya menyipit, berpikir dalam.

“Jormund,” gumamnya akhirnya, pelan.

Suara itu terdengar sedikit berat, tidak seperti biasanya yang dipenuhi gurauan atau celetukan nakal khas dirinya.

Jormund mengangguk dengan tenang. “Ada apa? Silahkan bicara”

“Aku ingin bertanya… soal sesuatu yang sempat disebut Cassius.”

Mulgur memutar tongkatnya pelan, ujungnya menyentuh lantai berbatu. “Saat berada di area sekitar gua Basilisk, waktu itu juga kami belum melakukan perjalanan bersama… Cassius sempat bilang padaku kalau dia pernah melihatku berjalan masuk ke dalam gua, bersama sesosok makhluk lain.”

Jormund diam, menunggu.

“Menurutnya makhluk itu… tubuhnya terbuat dari api,” lanjut Mulgur. “Dan dia juga bilang mahluk itu cantik sekali. Dan dia melayang di udara.”

Jormund mengerutkan alis. “Makhluk api?” gumamnya. “Mungkinkah dia salah lihat?”

Mulgur menggeleng pelan. “Cassius bersikeras. Bahkan dia sempat mencurigaiku menyembunyikan sesuatu dari dirinya.”

Ia menarik napas dalam, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih pelan.

“Masalahnya, aku sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi saat itu. Aku tidak sadar… seolah sedang ditarik ke dalam sesuatu. Terasa gelap, dingin, dan aneh. Dan saat tersadar, aku sudah berada hampir di luar gua dengan punggung dan kepalaku yang terasa seperti habis terbentur.”

“Dan juga dalam keadaan kami berdua yang dikejar Basilisk.” Tambah Mulgur dengan nada yang sedikit tinggi.

Jormund menyandarkan tubuh, jemarinya saling bertaut. “Itu benar-benar situasi yang membingungkan. Tapi, apa ada hal yang menjadi ciri khas dari wujud makhluk itu?”

Mulgur berpikir sejenak, mengingat-ingat.

“Cassius hanya menyebut dua hal dengan pasti—makhluk itu sangat cantik, dan dia melayang. Tidak menyentuh tanah. Seperti kabut… tapi tubuhnya menyala api.”

Jormund perlahan mengangguk, matanya menyipit dalam.

“Kalau begitu… bisa jadi itu adalah Fire Spirit.”

Mulgur terkejut mengangkat alis. " Fire spirit katamu?"

“Benar,” Ucap Jormund sambil mengangguk dengan pasti.

Mulgur mendengus pelan. “Aku tahu tentang mereka. Tapi aku tak pernah berpikir Cassius akan melihat salah satunya. Apalagi... bersamaku.” Mulgur yang masih belum yakin menatapnya lekat-lekat dan kembali bertanya pada Jormund. “Kau yakin?”

Jormund mengangguk sekali lagi. “Dari deskripsi yang Cassius ceritakan padamu, makhluk api yang hidup, melayang… itu cocok. Meski…”

“Meski apa?”

“Meski begitu, jumlah Fire Spirit di wilayah gunung berapi tidaklah sedikit,” jelas Jormund. “Mereka datang dari jauh karena tertarik akan sesuatu. Bukan ke kuil ini, tapi ke wilayah pegunungan yang lebih dalam. Entah karena ingin mengais sisa-sisa kekuatan elemen yang tersebar atau karena tertarik pada Flame Core… atau bahkan bisa saja ada hal lain yang belum kita pahami sepenuhnya.”

“Jadi… mereka sama seperti para wyvern itu?” tanya Mulgur.

“Bisa saja, beberapa hanya mengamati. Tapi beberapa yang lain…” Jormund menghela napas. “Punya tujuan yang lebih spesifik. Kadang membentuk ikatan dengan makhluk kuat. Kadang… sekedar memanfaatkan. Perilaku mereka sangat sulit ditebak”

Mulgur terdiam lama, matanya kosong menatap lantai.

“Jadi Cassius melihatku masuk gua bersama Fire Spirit, sementara aku sendiri tak tahu apa yang kulakukan saat itu… Dan kau bilang mereka bisa saja… memanfaatkanku?”

Jormund menatapnya serius. “Bisa saja kau sedang berada di bawah pengaruh mereka. Atau dijadikan alat, sementara kesadaranmu menghilang.”

Mulgur memejamkan mata sejenak, lalu menyeringai masam. “Huh… kalau benar begitu, berarti aku pasti sedang diawasi oleh sesuatu yang bahkan tak kumengerti.”

Jormund menghela napas panjang.”Untuk sosok sepertimu, diawasi atau diincar bukanlah hal yang mengejutkan. Dan Cassius, mungkin tidak sengaja tertarik ke tengah sesuatu yang jauh lebih besar dari niat awalnya.” tambah Jormund perlahan

Mulgur menyipitkan mata, lalu tertawa pendek, kering.

“Kalau tentang diriku itu memang masuk akal. Tapi soal Cassius... anak itu… dia memang selalu berhadapan dengan masalah ke mana pun dia melangkah.”

1
Mưa buồn
Semangat thor, jangan males update ya.
Kovács Natália
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
yongobongo11:11
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!