Pernahkah kalian melihat Mertua dan Menantu bersitegang??
Itu hal biasa, Banyaknya Mertua yang hanya bisa menindas menantu dan tidak Suka kepada menantunya, berbeda dengan mertua dari Almira, Rahayu dan Sintia. Dan Rafa
Mertua yang memperlakukan anak menantunya seperti anak sendiri bahkan sangat menyayangi ketiganya. Mertua yang sangat jarang ditemui karena sangat langkah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Sufyan terduduk dengan wajah gelisah, dia tidak menyangka jika adiknya akan mengalami hal ini, walau dia marah kepada Aiman atas perbuatannya tapi tetap saja dia adalah kakak yang paling dekat dengan Aiman selama ini.
Sedangkan Shofiyah beserta anak dan menantunya kini sedang berada dijalan menuju rumah sakit, butuh waktu lama mereka bisa sampai karena jarak rumahnya mamang lumayan jauh.
"Bagaimana keadaan adik saya dokter?? Tanyanya dengan khawatir.
Dia langsung berdiri bertanya keadaan sang adik, dia sungguh ketakutan jika adiknya kenapa-napa.
"Adik anda terlalu stres tuan, seperti yang saya dulu katakan pada anda beberapa tahun lalu, untuk tidak membuatnya mengalami stres berkepanjangan karena akan bahaya untuk kesehatannya, apalagi seperti nya tadi adik anda belum makan apapun". Ucap dokter itu dengan serius.
"Ya itu benar, dokter ini adalah dokter yang sama yang merawat Aiman saat dia masih belia, dokter yang hampir seumuran bundanya itu menatapnya dengan tatapan serius.
"Anda pasti ingat apa yang saya katakan pada anda saat itu, jika terus sperti ini, adik anda bisa dalam bahaya, otaknya sulit untuk bekerja dengan baik sehingga menyebabkan kematian atau kelumpuhan otak".
"Maafkan saya dokter, saya tidak tahu apa yang dialami adik saya, tadi ketika datang dan menemukannya dalam keadaan seperti ini".
"Dia mengalami koma dan Sistem otaknya kini bermasalah, kami akan melakukan yang terbaik seperti dulu untuknya".
"Separah itu dokter?? Mata Sufyan membelalak tidak percaya.
"Sebaiknya setelah ini, saya minta tolong untuk kesembuhan adik anda jangan buat dia menerima berita yang mengejutkan dan membuatnya stres, sebisa mungkin jaga mental dan perasannya, saya berkata sebagai dokter, jadi jangan anggap ini masalah enteng".
"Baik dokter terima kasih". Sufyan menunduk sedih.
Dia teringat kembali apa yang terjadi pada sang adik saat dia masih muda.
"Haha, aku orang miskin sampai-sampai kekasihku meninggalkanku". Tawa Aiman dengan kencang saat dia baru pulang dari sekolahnya.
"Kamu kenapa dek?? Tanya Sufyan penasaran.
Adiknya ini tertawa tidak jelas, pandangannya kosong seperti tak bernyawa. Apa sebenarnya yang terjadi.
"Karena aku orang miskin, aku miskin smapai aku selalu menjadi bahan olokan, bahkan perempuan yang kucintai dan ku perjuangkan setengah mati kini meninggalkan ku dan menghina ku". Tawa Aiman memukul-mukul kepala nya.
"Jangan seperti itu nak, kamu kenapa sebenarnya". Tanya Shofiyah dengan kalut.
Kejadian yang sama selalu berulang bahkan lebih parah lagi Aiman mengamuk ketika ada yang menghinanya orang tidak waras.
"Apa jangan selalu menghina ku, aku memang miskin". Hahaha". Tawanya ketika ada yang menghinanya
Sejak saat itu kehidupan mereka menjadi carut marut bahkan orang sekitar mereka enggan berbelanja pada toko sembako sang ibu, mereka lebih memilih untuk membeli ketempat lain daripada kelaurga yang punya orang gila.
Mereka akhirnya putus asa dan membawa Aiman ke psikiater karena keadaannya saat itu terlalu stres dan menyebabkan banyaknya keluar darah bahkan Aiman sempat ingin membunuh dirinya.
Sufyan menghapus air mata yang tiba-tiba saja mengalir, dia betul-betul tak habis pikir adiknya kembali merasakan hal yang sama karena perempuan dan orang yang sama, dia mengepal kan tangannya penuh dendam kepada Aira.
"Kak bagaimana keadaan Aiman?? Tanya Sultan yang datang tergesa-gesa.
"Dia kembali mengalami hal dulu dan lebih parahnya lagi dia ditipu habis-habisan oleh Aira". Ucap Sufyan menunduk.
"Maksudnya bagaimana, aku tidak mengerti?? Sultan menatap sang kakak penuh tuntutan.
"Kamu tahu perempuan ular itu menipu Aiman, anak yang dia kandung bukan Anak Aiman, dan lebih parahnya lagi dia membawa selingkuhannya kerumah dan kepergok Aiman".
Wajah keduanya memerah karena menahan Amarah, mereka begitu dendam pada wanita ular itu.
"Terus dimana perempuan jalang iru sekarang". Desis Sultan dengan murka.
"Aku tidak tahu, menurut tetangga, Aiman menceraikannya dan mengusirnya setelah menghajar selingkuhannya itu".
"Tekanan Aiman sangat berat, dia sudah kehilangan kita dan istrinya dan sekarang anak yang begitu dia nantikan bukan anaknya dan lebih parahnya lagi dia memergoki istri pilihannya selingkuh setelah menentang kita keluarganya".
"Itulah yang membuatnya mengalami hal yang sama seperti dia mudah, pendarahan otak". Kini keduanya duduk lesu membayangkan bagaimana keadaan adiknya.
Keheningan terjadi diantara mereka, mereka sibuk bagaimana menyampaikan berita ini kepada sang bunda dan juga Ayu, mereka khawatir jika keadaan mereka memburuk apalagi Ayu sedang hamil.
Terdengar langka yang tergesa-gesa mendekati mereka, mereka berdua tahu siapa yang datang menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaan adik kalian". Tanya Shofiyah dengan nafas memburu.
"Aiman ada didalam bunda, kata dokter penyakit lamanya kumat". ucap Sufyan menunduk.
"Jangan bilang itu karena wanita sialan itu?? Geramnya menatap tajam keduanya.
"Ya itu bunda bisa menebaknya, wanita ular itu selalu membuat Aiman seperti ini". Desis Sultan dengan penuh emosi.
"Terus apa kata dokter nak?? Tanyanya dengan khawatir.
"Kita tidak boleh memberikan beban mental kembali padanya bunda, jika terjadi kembali kemungkinan Aiman akan lumpuh otak, dan bunda tahu sendiri, dia sudah pernah mengalaminya dan ini kedua kalinya, itu sebabnya dokter berpesan untuk tidak membuatnya stres dan memiliki pikiran lebih berat".
"Apa Aiman koma?? Tanya Almira dengan pelan.
Sufyan mengangguk pelan, membenarkan apa yang dikatakan oleh istrinya dengan putus asa.
Mereka melirik Ayu yang kini meneteskan Air matanya, dia tidak menyangka jika suaminya akan mengalami hal yang sama seperti dulu.
"Iya seperti itulah, kelihatannya kita harus berjuang sekali lagi untuk membuatnya sembuh seperti sedia kalah, kalian tahu kan jika otak lumpuh seperti apa". Sufyan membuang pandangannya,
Mereka tidak pernah lupa bagaimana perjuangan mereka semua membuat Aiman sembuh, berapa banyak biaya yang mereka habiskan.
"Bagaimana ini dek Ayu, kamu istirahat saja dirumah, biar kami yang menjaga Aiman, kamu sedang hamil tidak boleh terlalu lelah". Ucap Sultan dengan penuh perhatian.
"Aku akan melakukannya lagi". Desis Ayu pelan tapi masih terdengar oleh mereka semua.
"Tidak perlu dek Ayu, kami tidak ingin selalu merepotkan mu, ini salah adik kami sejak awal, jadi kami akan merawatnya seperti dulu". Shifa memandang Ayu dengan sendu, air matanya mengalir deras.
"Aku adalah istrinya, aku masih memiliki kewajiban untuk mengurusnya, apalagi dia tahu kami akan punya anak, aku yakin dia akan cepat sadar".
"Kamu yakin dek, bagaimana dengan semuanya?? Tanya shifa dengan tidak percaya.
" Mungkin ini adalah ujian dalam rumah tangga kami, aku tahu Aiman sangat menunggu kehadiran anak selama ini, dia pasti akan cepat sadar kalau tahu anak yang ditunggu itu kini hadir dalam rahimku".
"Tapi bagaimana dengan perasaanmu dek?? Tanya mereka semua dengan sedih.