Follow IG @ersa_eysresa
Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.
Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.
Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.
Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Bertemu Papa Mertua
"Silahkan duduk, Rayya."
Rayya duduk tenang, menyambut tatapan Bara yang terus memperhatikan setiap gerak geriknya dengan detail. Bagaimana cara Rayya bersikap dan menghadap pria paruh baya yang terlihat sangat berwibawa itu.
"Kamu tahu kenapa aku ingin bicara denganmu?" tanya Bara membuka percakapan.
"Saya akan coba menebak," jawab Rayya jujur. "Karena anda ingin tahu, apakah saya pantas Saka untuk putra anda."
Bara mengangguk pelan. "Kamu cepat tanggap juga."
Sesaat hening. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar. Rayya sejak tadi masih membayangkan pertemuannya dengan Papa Saka akan terasa sangat menegangkan. Yang dia pikirkan Papa Saka akan melemparkan segepok uang kepadanya dan memintanya meninggalkan Saka.
"Jangan terlalu formal,biasa saja. Aku tahu siapa kamu," lanjut Bara. "Aku tahu latar belakangmu. Dan aku tahu semua yang kamu hadapi selama ini."
Rayya tidak terkejut. Ia sudah memperkirakan bahwa Bara akan menyelidikinya. Wajar saja karena setiap orang tua pasti ingin anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.
"Tapi aku ingin mendengarnya langsung dari kamu. Tanpa topeng. Tanpa kepura-puraan."
Rayya menarik napas dan menatap papa mertuanya dengan dalam . Lalu mulai bicara.
"Aku dibesarkan dalam keluarga yang tidak pernah benar-benar menerimaku dengan baik. Aku bukan darah daging mereka. Tapi Aku tetap melakukan semua tugas rumah, selalu dibedakan dengan adikku dan tetap diam meski sering disalahkan walau kesalahan ada pada adikku. Sampai aku merasa cukup mendapatkan perlakuan yang sangat menyakitkan dari biasanya." Rayya menghela nafasnya dalam karena akan membuka luka yang ingin dia tutup.
Bara hanya mendengarkan dan menatap Rayya dengan serius.
"Aku dipermalukan di hari pertunanganku oleh kekasih dan orang tuaku. Aku benar-benar berada di titik terendah dalam hidupku saat itu. Aku hancur sehancur-hancurnya. Namun seorang malaikat datang dan menyelamatkan aku dari kehancuran dan rasa malu. Mengangkat derajatku setinggi-tingginya dan mengeluarkan aku dari keluarga angkatku. Dia adalah Saka putra anda. "
"Dan sekarang kamu ada di sini," Bara menimpali. "Sebagai istri dari anakku."
Rayya mengangguk. "Bukan karena aku mengejar harta atau status, karena Saka sendiri tidak memperkenalkan siapa dirinya dan aku tidak tau siapa dia. Tapi karena dia menawarkan sebuah pernikahan padaku disaat yang tepat, jadi aku menerimanya karena dia mengatakan kalau kami membutuhkan satu sama lain. "
"Maksudnya?"
Rayya tersenyum lembut dan mencoba mengingat apa yang dikatakan oleh Saka saat itu. "Saka mengatakan dia membutuhkan istri dan aku membutuhkan seorang penolong untuk menyelamatkan aku dari rasa malu dan cemoohan semua orang saat itu."
Bara bersandar di kursinya, menatap gadis itu dengan lebih lembut dari sebelumnya. "Kamu tahu? Dulu aku kira kamu hanya perempuan yang ingin memanfaatkan Saka. Dan ingin hidup nyaman dengan masuk ke dalam keluarga kami. "
Rayya menunduk, "Aku sadar, aku bukan wanita ideal dari sisi mana pun. Tapi aku berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Saka. Aku akan menjaga nama baiknya sebagai seorang istri."
Raya lalu berdiri dan membungkuk kan badannya, membuat Bara terkejut.
"Jadi, aku mohon, jangan pisahkan aku dengan Saka. Aku akan melakukan apapun untuk mempertahankan pernikahanku dengan Saka. Aku tidak ingin kehilangan pria sebaik Saka yang bisa memperlakukan ku sebagai manusia. Dia sangat menghargaiku dan– sangat mencintaiku. " ucapnya dengan penuh keyakinan.
Bara tersenyum dan meminta Rayya untuk kembali duduk di tempatnya. "Memangnya siapa yang mau memisahkan kamu dengan Saka?" ujar Bara tersenyum geli
"Menurutku kamu adalah wanita sejati dari sisi yang lebih penting yaitu hati, keteguhan, dan keberanian." Bara berkata perlahan, seperti baru benar-benar menyadarinya saat itu juga. "Itu kualitas yang bahkan wanita terpintar sekalipun belum tentu punya."
Rayya menatap Bara dengan tatapan tak percaya, matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia menahan agar tidak jatuh.
"Aku minta maaf," ujar Bara tiba-tiba. "Kalau sikapku kemarin terlalu dingin dan menyepelekanmu. Dan sekarang aku yakin, Kamu layak diperlakukan lebih baik."
Rayya tersenyum, lembut. "Terima kasih."
Bara berdiri, lalu melangkah mendekati Rayya. Ia mengulurkan tangan.
"Mulai hari ini, kamu bukan hanya istri anakku. Kamu adalah menantuku dan anakku juga. "
Rayya bangkit, menyambut uluran tangan itu. Tapi yang terjadi bukan sekadar jabat tangan. Bara menariknya dalam pelukan singkat— kaku, tapi tulus dan hangat.
"Selamat datang di keluarga Aksara dan Panggil aku papa seperti Saka memanggilku papa dan seperti kamu yang memanggil istriku mama. " ujar Bara sambil terkekeh.
Raya tersenyum sambil mengusap air matanya. Kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan yang sudah diberikan oleh papa Saka. Dan sekarang papa mertuanya pun sudah menerimanya masuk kedalam keluarga Aksara sebagai pemimpin di keluarga itu.
"Terima kasih, papa. "
********
Beberapa jam kemudian, Rayya pulang ke rumah bersama dengan sopir yang di minta Saka untuk mengantar Rayya kemanapun dia pergi. Dan saat sampai di rumah, ternyata Saka sudah menunggu Rayya. Saat pintu terbuka, ia segera menghampirinya.
"Gimana hasilnya? Maaf aku tidak menjemputmu, karena aku ada pertemuan diluar kantor yang tidak bisa aku tinggalkan." tanyanya penuh rasa penasaran.
Rayya tersenyum kecil. "Tidak apa-apa mas."
"Lalu apa yang terjadi? "
"Kita pelukan."
Saka mengernyit. "Pelukan? Kamu dan Papa?"
Rayya mengangguk sambil menahan tawa. "Iya. Gak percaya?"
"What! bagaimana bisa kalian berpelukan. Lalu apa yang terjadi selanjutnya. "
Saka sangat terkejut dan shock mendengar ucapan istrinya itu. Kenapa dia harus berpelukan dengan papanya? Memangnya apa yang terjadi? Apakah papanya itu mengambil kesempatan di dalam kesempitan?
"Ya ampun mas. Bikin kaget aja. " Rayya mengelus dadanya saat mendengar Saka terpekik.
"Ya karena aku kaget mendengar kamu sama papa pelukan. Memangnya apa yang terjadi sih? " tanya Saka lagi karena ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Karena sekarang papamu adalah papaku juga. Aku sekarang memiliki mama dan papa sama sepertimu, walau statusnya adalah papa dan mama mertua. " ujar Rayya sambil terkekeh.
Saka tertawa pelan dan memeluk istrinya. "Berarti– Oh, ya Ampun–. Aku tidak bisa berkata apa-apa sekarang. Selamat datang di keluarga kami. Secara resmi." ujarnya sambil memeluk Rayya istrinya dengan sangat erat.
"Terima kasih, kamu sudah berhasil meyakinkan papaku. Karena papa adalah salah satu kepala batu yang sulit untuk ditaklukkan. Kamu adalah salah satu wanita hebat selain mama yang berhasil menaklukkan si kepala batu itu. " ujar Saka sambil terkekeh.
"Kamu ini apa-apaan sih memanggil papaku kepala batu. " Rayya ikut terkekeh mendengar ucapan suaminya yang memberi julukan yang baru dia ketahui.
Mereka berdiri lama di ambang pintu, dalam pelukan hangat yang tak butuh banyak kata.
Satu hal pasti, perjalanan mereka baru saja dimulai. Dan ini adalah awal Rayya benar-benar memasuki gerbang baru di keluarga Aksara. Dimana banyak tantangan yang akan dia hadapi. Karena dia adalah istri dari Saka Aksara.
masih aja nuntut balas budi