NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: roseraphine

Pada hari pernikahannya, Naiya dengan kesadaran penuh membantu calon suaminya untuk kabur agar pria itu bisa bertemu dengan kekasihnya. Selain karena suatu alasan, wanita dua puluh lima tahun itu juga sadar bahwa pria yang dicintainya itu tidak ditakdirkan untuknya.

Naiya mengira bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencananya. Namun siapa sangka bahwa keputusannya untuk membantu calon suaminya kabur malam itu malah membuatnya harus menikah dengan calon kakak iparnya sendiri.

Tanpa Naiya ketahui, calon kakak iparnya ternyata memiliki alasan kuat sehingga bersedia menggantikan adiknya sebagai mempelai pria. Dan dari sinilah kisah cinta dan kehidupan pernikahan yang tak pernah Naiya bayangkan sebelumnya akan terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roseraphine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekad

Keesokan harinya Naiya bangun sangat pagi karena harus mempersiapkan keperluannya untuk berangkat ke kantor. Apalagi ini hari pertama ia bekerja, dengan izin Shaka maksudnya. Pokoknya ia tidak boleh mengecewakan Shaka agar bisa mendapatkan maaf dari pria itu.

"Agak nunduk dikit, Kak. Aku gak sampai."

Selain mempersiapkan keperluannya, Naiya juga harus mengurusi Shaka yang pasti selalu menyuruhnya ini dan itu setiap pagi. Apalagi memasangkan sepatu. Namun hari ini sepertinya ada tugas tambahan yaitu memasangkan dasi pria itu.

"Berani kamu nyuruh saya?!" dengus Shaka kesal. Pria itu sepertinya tidak tahu diri. Tubuhnya yang menjulang tinggi membuat Naiya kesusahan untuk memasangkan dasi pada pria itu. Apalagi tinggi Naiya hanya sebatas dadanya.

Naiya menghela napas sabar, "Tapi aku benar-benar gak nyampai, Kak."

"Salah sendiri pendek," cibir Shaka begitu menyebalkan. Namun karena harus segera berangkat, pria itu akhirnya mengalah. Malas berdebat.

"Cepet! Keburu pegel kaki saya!" sahut Shaka tak sabaran. Kaki pria itu menekuk agar tinggi mereka setara.

Naiya dengan sigap melingkarkan dasi yang ia bawa ke leher Shaka lalu membuat simpul yang rapi. Di tengah-tengah kegiatannya itu, Naiya terkadang salah fokus dengan wajah tampan Shaka yang begitu dekat dengan wajahnya. Bahkan embusan napas Shaka yang beraroma mint segar dapat Naiya cium dengan jelas.

"Udah, Kak!" ucap Naiya ketika dasi tersebut telah terpasang sempurna. Namun anehnya, wanita itu tak kunjung merasakan pergerakan Shaka yang seharusnya segera menjauh darinya.

"Kak, ini ud-"

Ucapan Naiya terhenti ketika ingin mendongak untuk menatap lebih jelas wajah Shaka, hidungnya tak sengaja bersentuhan dengan hidung mancung milik Shaka. Keduanya terpaku untuk beberapa saat dengan saling menatap satu sama lain.

Deg deg deg

Naiya dapat mendengar jelas suara detak jantungnya yang menggila di dalam sana. Namun mengapa ia merasa suara itu seperti saling bersahutan. Apa itu juga suara detak jantung Shaka?

Sedangkan Shaka yang terlebih dahulu sadar langsung mendorong dahi Naiya dengan kedua jarinya.

"Awh!" Naiya refleks menyentuh keningnya yang terasa nyut-nyutan.

"Minggir sana!" usir Shaka. Pria itu kemudian memakai jasnya dan berjalan menuju pintu. Setelah membukanya, Shaka menoleh sebentar ke arah Naiya yang sedang menatapnya dengan bibir yang mengerucut sebal. Bisa kesal juga ternyata.

"Hari ini kalau kamu sampai telat datang ke kantor, saya hukum kamu!" ucap Shaka lalu menghilang di balik pintu.

Sepertinya setelah ini wanita itu harus banyak bersabar dengan sikap Shaka yang semakin menyebalkan. Ya, karena Naiya sendiri yang bertekad untuk mendapatkan maaf dari Shaka.

-o0o-

"Ini laporan yang sudah saya teliti, Pak."

Suara Nada yang berada di hadapannya itu tak sedikitpun membuyarkan lamunan Azka. Pria itu masih setia menopang dahinya dengan kedua tangan yang menggenggam satu sama lain di atas meja.

"Pak Azka!" panggil Nada sekali lagi.

Panggilan kedua itu pun berhasil membuat Azka merespon. Kepala yang sedari tadi tertunduk akhirnya terangkat.

"Eh, maaf Nada, saya tidak mendengar tadi," sahut Azka. Pria itu terlihat sedang tidak fokus. Kantung mata yang menghitam serta gurat wajah yang lelah menjadi tanda bahwa pria itu sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

"Ini laporan yang bapak serahkan ke saya untuk diteliti tadi. Dan setelah saya cek, tidak ada yang salah, Pak. Semuanya aman," jelas Nada.

"Terima kasih, Nada. Maaf jadi merepotkan," balas Azka. Memang tadi ia yang meminta Nada untuk mengerjakan separuh pekerjaannya agar diselesaikan oleh sekretarisnya itu. Entah kenapa hari ini ia merasa begitu lemas dan tak bertenaga. Moodnya juga sedang tidak baik-baik saja.

"Sudah menjadi tugas saya untuk membantu Bapak. Tapi maaf sebelumnya jika saya lancang, apa Bapak sedang sakit? Muka Bapak terlihat pucat," ucap Nada. Bukan bermaksud untuk cari muka atau apa-apa. Tapi melihat wajah Azka yang pucat serta keringat yang membasahi kening pria itu membuat Nada menerka jika atasannya itu sedang dalam kondisi yang tidak sehat.

Azka terkekeh, "Memangnya saya terlihat seperti orang sakit, ya?"

Dengan sedikit keraguan, Nada menganggukkan kepalanya.

"Entahlah, saya sendiri juga tidak tahu. Tapi memang saya merasa sedikit tidak enak badan," sahut Azka. Sebenarnya bukan hanya tidak enak badan, tapi pikirannya juga sedang kacau karena memikirkan kekasihnya, Vira. Entah mengapa sikap wanita itu belakangan ini berubah. Sering mengabaikan dirinya. Padahal ia merasa tak melakukan kesalahan apapun.

"Bapak istirahat saja kalau begitu. Hari ini juga tidak ada jadwal penting, Pak," saran Nada.

"Ya, kamu benar. Kepala saya juga sedikit pusing," imbuh Azka ketika merasa pandangannya mulai buram.

"Bapak tidak apa-apa?" tanya Nada khawatir karena melihat Azka memejamkan mata dengan kening yang berkerut seolah menahan rasa sakit.

"Nada?"

"Iya, Pak. Bapak kenapa?" Nada perlahan mendekati Azka yang meringis kesakitan memegangi perutnya.

"Tolong ambilkan saya minum," lirih Azka. Mendadak area sekitar perut dan ulu hatinya terasa sakit. Dirinya sangat familiar dengan rasa sakit ini. Penyakit asam lambungnya pasti kambuh karena ia tidak sempat sarapan tadi pagi.

"Baik, Pak. Bapak tunggu di sini sebentar. Saya akan segera kembali," Nada pergi dengan terburu-buru. Selang beberapa menit kemudian, Nada kembali dengan segelas air putih di tangannya.

"Ini, Pak. Air minumnya," ucap Nada semberi menyerahkan segelas air putih kepada Azka dan langsung diteguk habis oleh pria itu.

"Shhh," ringis Azka. Rasa sakit di ulu hatinya belum berkurang sedikitpun. Malah sekarang Azka merasakan mual dan ingin muntah.

Nada yang tidak tega melihat kondisi Azka itupun berjongkok demi melihat wajah atasannya itu yang menunduk. Mencoba mengajak berbicara.

"Pak, kita ke rumah sakit, ya? Saya akan minta tolong kepada yang lain," bujuk Nada.

"Gak usah. Saya cuma asam lambung biasa, kok. Nanti juga sembuh," tolak Azka.

"Bapak asam lambung? Bapak belum makan, ya?" tanya Nada. Ia berniat untuk mengambilkan Azka makan jika memang pria itu belum makan.

Azka mengangguk, "Saya tidak sempat sarapan tadi."

"Kalau begitu Bapak tunggu di sini sebentar, ya? Saya akan ambilkan makanan dan obat untuk asam lambung."

Tanpa menunggu persetujuan Azka, Nada bangkit lalu keluar dari ruangan tersebut untuk mengambil bekal makan siangnya serta obat di kotak P3K.

Sedangkan Azka yang masih fokus menahan sakitnya itu tak menanggapi ucapan Nada. Pria itu bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan mNaiyagkuk menuju sofa di ruangan tersebut untuk berbaring sebentar. Tiba-tiba ia mendengar pintu terbuka dan melihat Nada yang membawa kotak makanan serta obat ditangannya.

"Pak, ini minum obat dulu habis itu makan sedikit," ujar Nada yang saat ini sedang bersimpuh di sebelah sofa dengan lututnya sebagai tumpuan. Wanita itu dengan cepat membuka kemasan obat yang tadi ia bawa.

Azka menerima obat tersebut dari Nada lalu meminumnya, "Terima kasih."

1
cocondazo
Thor, aku udah nggak sabar nunggu next chapter.
call me sera: ditunggu yaw🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!