HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Sesampainya di atas Axcel mengetuk pintu kamar Tary, sedangkan ketiga teman Axcel justru masuk keruang PS buat main PS.
Tok tok tok
Axcel menunggu pintu dibuka, tapi saat pintu dibuka justru membuat Axcel kecewa karena bukan kekasihnya yang membuka pintu.
" Tary mana sus?" ia udah kangen banget sama kekasihnya.
" Mbak Tary lagi di kamar mandi tuan." ujar sus Ratna.
" Nanti kalau udah selesai bilangin suruh keluar saya ada di ruang ps, Zayan suruh keluar bilang kalau saya yang nyari." ujar axcel.
" Baik tuan saya masuk dulu bilang sama den Zayan dulu." ucap sus Ratna.
" Hmmm." axcel pun berjalan ke ruang ps.
" Kalian gak ada yang mau mandi dulu apa malah asik main PS." ujar Axcel merebahkan badannya di kasur.
" Cel cewek lo anak tunggal kan yah perasaan di ruang keluarga semua foto keluarga cuma bertiga tapi kenapa di sini prabotanya kaya punya cowo semua? Apa ini punya cowok tadi yang Tary bilang anak pungut?" tanya Derren penasaran pasalnya di ruang ps ada banyak miniatur mobil sport, motor sport, miniatur naruto dan banyak lagi miniatur-miniatur karakter Hero layaknya kamar cowok.
" Mana gue tahu ini aja gue pertama kesini gimana sih lo Ren." ujar Axcel sambil memejamkan matanya.
" Iya juga sih yah."
Sedangkan dikamar tary ia sedang mandi, Cika rebahan sambil main ponsel Zayan sendiri sedang duduk di kursi goyang yang ada di pojokan kamar.
" den Zayan di panggil papi suruh keluar." ujar sus Ratna.
" Papi dimana sus?" tanya Zayan.
" Ada di ruang ps yang ada di depan kamar mami, Zayan mau kepapi biar sus anter." tanya sus Ratna yang diangguki oleh Zayan.
" Non saya anter den Zayan ke papinya dulu non." ucap sus Ratna.
" Eh iya sus." jawab Cika.
Lima belas menit kemudian Tary selesai mandi, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar tapi tidak menemukan Zayan ia hanya melihat sus Ratna yang sedang menata beberapa botol susu dan susu formula milik Zayan di atas meja dekat sofa bed yang akan sus Ratna tempati.
" Sus Zayan mana?" tanya Tary pada sus Ratna.
" Di ruang ps mbak sama papinya, tadi juga tuan nyariin mba katanya kalau selesai mandi suruh nyusul keruang PS mbak." ucap sus Ratna memberi tahu.
" Oh iya nanti aja, sus mandi aja dulu biar nanti Zayan sama saya, mandi di kamar mandi dalem aja mbak gak usah keluar."
" Baik mbak kalau gitu saya mandi dulu." ucap sus Ratna.
Alih-alih keruang PS Tary justru duduk di kursi goyang sambil main ponsel.
" Kak. Ucap Cika tiba-tiba.
Tary yang merasa dipanggil pun menatapnya, pasalnya dikamar cuma ada mereka berdua jadi udah pasti panggilan kak ditujukan untuknya ya walau Tary sama Cika tuan Cika beberapa bulan.
" Kamu manggil aku Cika?" tanya Tary.
" Iya, aku boleh tahu gak kenapa kaka tiba-tiba pulang kampung? Kakak tahu gak pas tahu kakak pulang kampung tanpa kabar bang Axcel mabok parah banget sampe ngelantur kemana-mana yang minta maaf sama kakak, yang minta kakak buat balik ke jakarta lagi lah masih banyak lagi kak." ucap Cika, tapi Tary masih saya diam membisu.
" Kak bang Axcel gak bakalan balik lagi sama mantanya percaya deh sama aku, kakak bisa minta penjelasan bang Axcel kalau gak percaya emang kakak ikhlas kalau bang Axcel balik sama mantanya?" lanjut Cika, membuat Tary menghelai nafas dengan berat.
" Insyaallah ikhlas, Kenapa kamu yakin banget Abang kamu gak bakal balik lagi sama mantan istrinya? Di antara mereka ada Zayan wajar kalau mereka merendahkan egonya demi ngasih Zayan keluarga yang utuh." ucap Tary, nyatanya ucapnya membuat hatinya teriris mulutnya bisa berkata ikhlas tapi hatinya menangis pilu.
" Kak walau pun ada Zayan gila aja mau balik sama perempuan tukang selingkuh udah gitu tega nyakitin anaknya lagi dan aku liat Zayan nyaman banget ama kak Tary, lagian yah kak selingkuh itu penyakit kalau udah pernah selingkuh pasti bakal ngelakuin kaya gitu lagi kak."ucap Cika.
Tok tok tok
Pintu diketuk dari luar Tary pun beranjak dari kursinya dan melangkah kearah pintu untuk membukanya.
" Kenapa bun? "
" Ayo turun makan malam dulu ajak yang lain juga." ucap bunda yang di angguki oleh Tary, bunda pun kembali turun kelantai bawah,dan Tary ke ruang ps.
" Zayan ayo turun makan malam dulu, kalian semua juga turun kak buat makan malam." ucap Tary lalu melangkah menuju lantai bawah, diikuti oleh yang lain.
" Ayo sini-sini makan malam dulu." ucap bunda pada semuanya.
" Iya tan." ucap mereka kompak.
Setelahnya mereka pun makan dalam diam hanya sesekali suara Zayan yang bertanya ini itu, selesai makan Tary membantu bunda untuk mencuci piring saat sedang mencuci piring Clara datang.
" Tar nongkrong di balkon nanti lo nyusul yah." ujar Clara.
" Hmmm." jawanya, dan melanjutkan mencuci piring setelah selesai dia pun naik untuk kebalkon, sesampainya di balkon ternyata sudah rame dan tempat duduk hanya tersisa di samping axcel.
" Sengaja banget nyisain tempat duduk deket dia." batin Tary, lalu Tary duduk di sisi Axcel.
" Habis mandi kenapa gak nyamperin mas ke ruang ps? Tadi mas udah bilang sus emang sus gak bilang ke kamu?" tanya Axcel.
" Bilang kok." jawabnya.
"Kamu masih marah sama mas gara-gara mas diemin kamu pas nganter kamu pulang hari itu?" tanya Axcel pelan agar yang lain tidak dengar, sedangkan yang lain sibuk dengan ponselnya masing-masing Zayan sendiri sibuk dengan game puzzle di hp papinya di temani oleh sus Ratna.
" Nggak buat apa marah aku gak ada hak buat marah kok?" ucap Tary.
" Kamu berhak marah sama mas, kamu berhak atas mas." ujar Axcel memegang kedua tangan kekasihnya, Tary pun menatap kedua mata Axcel.
" Aku bukan siapa-siapa kamu mana ada hak buat ngatur-ngatur kamu." ucap Tary lalu mengalihkan pandanganya dari bola mata Axcel, tapi justru Axcel menahan dagu Tary dengan telunjuknya agar tetap menatapnya.
" Dia udah ngomong apa aja sama kamu hm? Dan kamu percaya kalau mas mau balik sama dia? emang dia ngasih liat kamu foto apa? Kenapa gak tanya ke mas malah langsung pulang tanpa ngabarin mas? kamu tahu se gila apa mas bawa mobil ke kontrakan kamu karena mama bilang kamu habis di permalukan di tempat umum sama dia? Sedikit aja kamu gak ada naruh kepercayaan buat mas sampai-sampai milih ninggalin mas kalau kamu mau tahu apa yang terjadi malam dimana mas ketemu dia kamu bisa tanya mereka bertiga kalau masih gak percaya bisa minta rekaman cctv di cafe itu ." ucap Axcel panjang lebar setelahnya ia berdiri dan pergi meninggalkan Tary.
" Mau kemana lo?" tanya Derren.
" Tidur ngantuk gue, Zayan mau ikut papi tidur apa nanti sama sus Ratna." tanya Axcel pada putranya.
" Nanti aja sama mami." ucap bocah itu masih anteng dengan ponsel di hadapannya, Axcel yang sudah dapat jawabn dari anaknya pun pergi untuk istirahat.
Tary yang melihat Axcel pergi dengan tatapan kecewa pun merasa bersalah, ia bukanya gak percaya tapi ngeliat mantan istri kekasihnya ada dirungan kekasihnya benar-benar membuatnya menjadi takut.iya dia takut untuk kehilangan orang yang ia sayangi untuk kesekian kalinya karena kalau boleh jujur dia udah terlanjur cinta sama Axcel, tiba-tiba air mata Tary menetes buru-buru ia menghapusnya agar tidak ada yang melihat tapi telat Alex sudah melihatnya.
" Susulin gih selesain baik-baik kalian tuh cuma Kurang komunikasi, tanyain apa yang ingin kamu tanyain dia gak segila itu buat kembali ke mantanya yang kaya jalang." ucap Alex, yang diangguki oleh semuanya.
" Tapi apa dia masih mau maafin aku, aku udah kekanak-kanakan dengan pergi gitu aja tanpa minta penjelasan sama dia?" ucap Tary pelan.
" Tenang aja Axcel itu udah bucin mampus sama kamu gak bakalan gak maafin kamu." ujar Derren sungguh-sungguh.
" Kenapa kak Derren kaya yakin banget kalau mas Axcel bakal maafin aku?" tanya Tary penasaran.
" Kamu gak tahu pas dia mabok kita bertiga udah pengen buang dia ke jalanan tahu kenapa?" tanya Derren yang di jawab dengan gelengan kepala.
" Dia ngoceh terus bilang minta maaflah, yang bilang minta lo buat balik lagi lah, dia bilang nyesel udah diemin kamu dan masih banyak lagi kuping kita udah sampe panas dengerin dia ngoceh terus, gih susulin dari pada salah paham diantara Kalian gak kelar-kelar." ucap Derren.
" Yang di bilang Derren bener, udah gitu dia yang gak biasa ngerokok langsung ngerokok habis berbungkus-bungkus cuma dalam waktu satu jam bayangin segila apa dia di tinggalin kamu pas temen kamu ijin mau pulang kampung dia denger aja langsung bilang mau ngikut biar bisa ketemu kamu." ucap Hendra, akhirnya Tary berdiri untuk menemui kekasihnya.