Mafia In The School

Di saat semua sudah meninggalkan lapangan Kinara langsung mulai berlari mengelilingi lapangan, Claudia melihat Kinara begitu kagum. Melihat sisi terkuat dari seorang Kinara. Bagaimana tidak, sudah putaran ke10 langkah dan kecepatannya masih tetap sama tak ada sedikitpun kelelahan terlihat di wajahnya.

Claudia juga melihat Jam di ponselnya disaat Tiara menghabiskan waktu 3 jam untuk melakukan 10 putaran Kinara hanya melakukannya dengan waktu tak sampai 1 jam.

Claudia hanya bisa terkagum-kagum melihat apa yang kali ini ditunjukkan oleh Kinara. Kinara selalu saja sukses membuatnya terkejut dengan keahlian yang dimilikinya, membuat ia semakin penasaran siapa sebenarnya sosok Kinara.

Kinara harus mulai berlatih untuk kembali memulihkan kondisi fisiknya saat dirinya masih menjadi agen. Berada di tubuh Kinara remaja tak membuatnya menjadi sosok lemah, ia harus melatih tubuh yang sekarang.

Setelah menghabiskan beberapa putaran Kinara pun kembali ke asrama, begitu juga dengan Claudia.

Keesokan harinya seperti biasa mereka semua akan berangkat ke sekolah, begitu juga dengan Kinara dan Claudia, mereka harus mulai mengawali hari mereka dengan belajar. Itulah tugas mereka sebagai pelajar.

Kinara berjalan di lorong sekolah, ia berjalan dengan santai sambil sesekali memainkan ponselnya. Semua mata tertuju padanya, mereka memandang kinara dengan pandangan yang berbeda. Ada yang kagum, ada yang takut dan ada juga yang tak percaya seorang Kinara berubah 180 derajat dari yang mereka kenal sebelumnya.

Kinara bisa merasakan tatapan dari mereka semua. Namun, Kinara tetaplah Kinara, tak peduli jika mereka suka atau benci padamu, Ia terus berjalan menuju ke kelasnya memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong tanpa menghiraukan bisik-bisik teman-temannya.

Saat akan masuk ke kelas, 1 pesan masuk di ponselnya, Kinara menghentikan langkahnya dan melihat Siapa yang mengirimkannya pesan, yang tahu nomornya hanya Claudia, Tiara dan ayah ibunya.

Saat melihatnya Kinara tersenyum.

"Ternyata kau menepati juga janjimu, aku pikir kau akan kembali mengingkarinya," gumam Kinara memasukkan kembali ponselnya ke dalam kantong.

Kinara masuk ke kelas dengan senyum di wajahnya, Ia baru saja melihat notifikasi di ponselnya di mana uang 22 Milyar sudah ditransfer ke rekeningnya tentu saja itu dari Tiara.

Saat masuk kelas Kinara melihat Tiara yang sudah duduk bangkunya melihatnya dengan tatapan tak suka padanya.

Kinara memperlihatkan ponselnya dan memberi jempol seolah berkata uangnya sudah masuk.

"Awas ya kamu Kinara, kali ini kamu menang, tapi lihat saja nanti, akan ku balas semuanya lebih dari yang kau berikan padaku," batin Tiara masih merasa kesal.

Pagi hari Sebelum berangkat ke sekolah, Tiara merengek pada ibunya mengenai uang 22 Milyar. Tiara bahkan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika ibunya tak mengirimkan uang pada Kinara. secepatnya.

Kinara duduk di bangkunya, di kelas dia juga mendapat tatapan yang sama, sama seperti teman-temannya saat di luar tadi. Ada yang memandangnya kagum ada yang memandangnya tak suka.

Tak lama kemudian bayu datang dan menghampirinya.

"Kinara. Selamat ya atas kemenanganmu, oh ya bulan depan sekolah akan mengadakan pesta pentas seni. Apa kamu mau ikut?" tanya Bayu.

"Maaf aku tidak tertarik," ucap Kinara menjawab sekenanya.

"Kau memiliki banyak penggemar sekarang di sekolah, pasti kalau.kamu ikut akan lebih memeriahkan acara sekolah kita," bujuk Bayu.

"Aku tak tertarik," ucap Kinara kembali penuh penekanan.

"Ayolah Kinara, setidaknya kalau kau ikut kemungkinan pesta pentas seni kita akan sukses, semua anak-anak di sekolah pasti akan ikut jika mengetahui kau juga ikut," bujuk Bayu tak menyerah.

"Bayu. Aku tak tertarik," ucap Kinara kembali menjawab pertanyaan Bayu dengan jawaban yang sama. Namun, sedikit mengeraskan suaranya.

Bayu hanya mengangguk dan kembali ke tempatnya, Sepertinya dia sudah memancing kemarahan Kinara dan itu tak baik untuknya.

"Sombong sekali sih dia," batin beberapa murid yang ada di kelasnya, yang masih tak suka dengan Kinara.

Selang kemudian wali kelas masuk, kelas yang tadinya rusuh menjadi sunyi seketika. Mereka kembali ke tempat duduk masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak," ucap wali kelas mereka menyapa mereka semua.

"Selamat pagi Pak," ucap mereka semua serempak.

"Oh ya. Bagaimana, kalian sudah memilih sekolah mana tempat kalian melanjutkan pendidikan?" tanya wali kelas mereka.

"Sudah Pak," ucap beberapa murid, ada beberapa yang hanya diam dan beberapa lainnya mengatakan tidak.

Kinara sendiri tak tertarik dengan masalah sekolah, Ia hanya mengikuti aturan saja, dimana Kinara masih berstatus anak sekolah. Kinara hanya diam dan melihat antusias teman-temannya yang akan lanjut ke jenjang berikutnya.

"Bapak pasti akan sangat kehilangan kalian semua, Bapak harap saat di sekolah baru kalian, kalian tetap rajin belajar dan tak menyerah dalam mencapai cita-cita kalian, jangan pernah puas dalam hal belajar, teruslah belajar sampai cita-cita kalian terwujud."

"Bapak juga punya kabar baik untuk kamu Kinara, karena prestasimu dan hasil ujian kamu yang sangat bagus kamu sudah diterima di sekolah di ACG Schools, tanpa kamu harus mengikuti seleksi terlebih dahulu," ucap wali kelas membuat semua teman-teman Kinara ternganga, bahkan Bayu siswa terpintar di kelas itu juga ikat tercengang mendengar apa yang baru saja wali kelas mereka katakan.

"Ayo tepuk tangan buat Kinara," tambah wali kelas ikut bangga pada Kinara.

Semua ikut bertepuk tangan, mereka bertepuk tangan, tapi wajah mereka masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

'ACG Schools' merupakan sekolah yang terbaik dan tak sembarangan bisa masuk ke sana, yang bisa masuk ke sekolah itu hanyalah anak-anak yang nilainya tinggi dan latar belakang keluarga yang kuat. Masuk di sekolah itu merupakan suatu kebanggaan.

Kinara berdiri dan membungkuk, memberi ucapan terima kasih kepada mereka semua yang bertepuk tangan kepadanya, memberikan sedikit senyuman dan kembali duduk.

Walau semua masih menatapnya tak percaya, mereka tetap memberi selamat kepada Kinara, bahkan tim yang selama ini tak menyukai Kinara juga ikut memberi selamat.

"Tidak, tidak, ini tidak mungkin terjadi, Kinara tidak boleh masuk ke sekolah itu. ini tidak boleh terjadi, Kinara tidak boleh mengalahkan ku," batin Tiara merasa tak suka mendengar kesuksesan Kinara, Ia saja harus mengikuti seleksi untuk masuk di sekolah itu. Walau ia berasal dari keluarga kaya. Namun, itu belum cukup untuk dia bisa menggunakan latar belakang keluarganya. Di sekolah itu hanya Claudia yang diterima tanpa seleksi dan menggunakan nama besar keluarganya.

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Terima kasih sudah membaca 🙏

Jangan lupa like, vote dan Komennya 🙏

Salam dariku Author M ANHA 🤗

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖