Lala mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya terjebak di dalam raga seorang antagonis di dalam novel dark romance, ia menjadi Clara Shamora yang akan mati di tangan seorang mafia kejam yang mencintai protagonis wanita secara diam-diam.
Untuk menghindari nasib yang sama dengan Clara di dalam novel, Lala bertekad untuk tidak mengganggu sang protagonis wanita. Namun, ternyata ia salah langkah dan membuatnya diincar oleh malaikat mautnya sendiri—Sean Verren Dominic.
“Sekalinya milik Grey, maka hanya Grey yang bisa memilikinya.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian sembilan belas
Clara menghela napas pelan, ia tidak menyangka akan bertemu dengan Jessica dan Bella. Apalagi kejadian tadi malam, masih teringat di kepalanya, di mana Jessica lebih memilih Bella untuk menjadi putrinya, daripada dirinya.
“Kau terlihat lebih bahagia,” ucap Jessica sambil menatap wajah mantan putrinya.
Sean sudah memerintahkan orang untuk mempercepat proses Clara keluar dari nama Lexander, dan Jessica sudah mendapatkan suratnya. Hari ini, Clara bukanlah putrinya lagi. Hanya Bella yang menjadi putrinya, putri kesayangannya.
Clara tersenyum tipis, “Seperti yang Anda lihat.”
Jessica tertegun mendengar jawaban Clara, mata hijaunya langsung menoleh ke arah Elios yang menampilkan ekspresi datarnya.
“Kau akan menyesal, karena memilih untuk membantu Clara. Dia adalah biang masalah dan hidupmu akan sial,” ucap Jessica kepada Elios.
Clara mengepalkan kedua tangannya, tetapi bibirnya menyunggingkan senyuman yang begitu manis.
“Jaga ucapan Anda, karena semua kesialan yang Anda alami bisa saja bukan berasal dariku. Tetapi dari putri yang selama ini Anda banggakan,” ucapan Clara membuat Jessica terkejut.
Bella menundukkan kepalanya, sepertinya gadis cengeng itu akan menangis untuk menarik simpati Jessica.
“Jaga ucapanmu, Clara! Jangan pernah menghina putriku! Kau memang pembawa sial dan aku sangat menyesal telah melahirkan anak yang tidak berguna sepertimu!” Suara Jessica meninggi, membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Clara merasa sakit mendengar ucapan Jessica, padahal ia bukan jiwa asli Clara.
Baru kali ini ada seorang ibu yang mengatakan kalimat menyakitkan seperti itu kepada anak kandungnya sendiri, sungguh menyedihkan.
“Dan aku juga menyesal, karena dilahirkan oleh seorang Ibu yang tidak pernah menyayangiku. Bahkan orang yang disebut Ibu itu, lebih menyayangi anak lain yang tidak memiliki darahnya. Kalau bisa memilih, lebih baik aku tidak pernah lahir ke dunia, karena kehadiranku hanya dianggap sebagai pembawa sial!”
Jessica terkejut, karena baru kali ini Clara berani melawannya. Juga, kata-kata yang dilontarkan Clara meman benar.
“Kita lihat saja ke depannya, siapa yang sebenarnya pembawa sial,” kata Clara, sebelum berlalu dari hadapan Jessica yang masih terdiam.
Elios mengikutinya, sedangkan orang-orang yang sejak tadi menyaksikan keributan tersebut, mulai membubarkan diri.
“Mommy?” Suara Bella membuat Jessica tersadar.
Wanita paruh baya itu menatap wajah anak angkatnya, Jessica tidak bisa melihat wajah Bella tidak mirip dengannya. Bahkan warna mata Bella bukan warna hijau, tetapi cokelat.
Sedangkan Clara, wajahnya sedikit mirip dengannya. Wajah Clara adalah perpaduan antara Steven dan Jessica, dengan mata hijau yang mirip dengan Jessica.
“Mommy baik-baik saja?” Tanya Bella yang mulai khawatir, karena sang mommy masih terdiam.
‘Ada apa denganku? Kenapa aku merasa kehilangan?’
Jessica tidak mengerti dengan perasaannya yang tiba-tiba menjadi kosong, seperti ada yang hilang darinya.
“Mommy?” Suara Bella kembali terdengar.
“Bella, kita pulang saja. Kepala Mommy rasanya mau pecah!” Jessica berlalu keluar, padahal mereka belum belanja apapun.
Bella mengepalkan kedua tangannya, tadi pagi Gabriel yang bersikap aneh kepadanya. Kini Jessica sudah mulai terpengaruh oleh omongan Clara.
“Tidak bisa dibiarkan! Mereka tidak boleh terpengaruh oleh kata-kata Clara!” Bella mengatur napasnya yang mulai memburu.
Ada perasaan takut yang membuat Bella gelisah, gadis itu tidak ingin keluarga angkatnya berubah dan tidak menyayanginya lagi.
Hanya Bella yang boleh jadi anak kesayangan mereka, bukan Clara yang sudah mereka buang.
“Mereka tidak akan terpengaruh, karena Clara tidak ada di Mansion. Jadi, aku bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat mereka semakin menyayangiku,” Bella menarik sudut bibirnya.
...***...
“Nona Clara baik-baik saja?” Pertanyaan Elios membuat Clara menoleh.
“Iya,” jawab gadis itu dengan helaan napas pelan.
Clara sendiri tidak mengerti, kenapa perkataan Jessica terus berputar di kepalanya. Mungkin ini adalah rasa kecewa, karena mendengar kalimat menyakitkan dari orang yang pernah melahirkannya.
Beruntungnya di dunia nyata, gadis itu memiliki orang tua yang sangat menyayanginya. Dan kini, ia mulai merindukan keluarganya.
‘Apa aku benar-benar sudah mati dan tidak bisa kembali ke dunia asalku?’ Batinnya.
Clara mendongak untuk menghalau air matanya, ia benar-benar merindukan dunianya yang tenang dan orang-orang yang menyayanginya.
Elios menyadari kalau gadis itu menahan tangisannya, jadi ia segera mengirimkan pesan kepada Sean. Kebetulan Elios tidak menyetir mobil, karena ada sopir yang menggantikannya.
“Nona, Tuan Sean akan pulang lebih awal,” ucapan Elios membuat Clara tersenyum tipis.
“Apa pekerjaan Kak Sean tidak banyak?” Tanya gadis itu yang berhasil menahan tangisannya.
Meskipun terasa sesak dan tidak nyaman, tapi Clara tidak suka menangis di hadapan orang asing.
“Sebenarnya pekerjaan Tuan Sean cukup banyak, tetapi Tuan merasa tidak betah berlama-lama di kantor,” jawab Elios yang sepenuhnya tidak berbohong.
Clara menganggukkan kepalanya, tiba-tiba ia berpikir kalau Sean sedang mengkhawatirkannya. Terdengar cukup lucu, mengingat mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Meskipun Sean pernah mengatakan kalau pria itu mencintainya.
Clara masih tidak mempercayai perasaan Sean terhadapnya, meskipun sikap pria itu sudah berubah lebih hangat dari awal pertama mereka bertemu.
Mereka juga masih terikat kontrak, di mana Clara tidak boleh membocorkan identitas Sean yang merupakan sosok terkenal di dunia bawah, Grey. Kalau sampai Clara melanggar kontrak, maka nyawanya dalam bahaya.
‘Sepertinya lebih masuk akal kalau sebenarnya Kak Sean berpura-pura mencintaiku, agar aku tidak membocorkan rahasia tersebesarnya. Padahal dalam kontrak yang sudah aku tandatangani sudah tertulis jelas, kalau nyawaku yang akan jadi bayarannya.’
Entahlah, Clara mulai pusing memikirkan kontrak dan sikap Sean.
“Nona baik-baik saja?” Tanya Elios saat mendengar ringisan kecil dari gadis itu.
“Iya,” hanya itu jawaban Clara.
Elios tidak bertanya lagi, karena pria itu merasa kalau Clara tidak ingin diberi pertanyaan lagi.
Tidak terasa, mobil yang membawa Clara sudah memasuki halaman Mansion pribadi Sean. Dan ternyata, Sean sudah tiba lebih dulu dan pria itu baru keluar dari mobilnya.
“Kau bisa kembali ke kantor!” Titah Sean kepada Elios yang menyapanya.
Elios menganggukkan kepala, ia kembali masuk ke dalam mobil untuk pergi ke kantor.
“Apa yang kau inginkan?” Pertanyaan itu membuat Clara bingung.
“Maksud Kak Sean?” Gadis itu benar-benar tidak mengerti.
“Apa yang harus aku lakukan kepada keluargamu? Dia sudah berani membuatmu bersedih,” pria itu menyentuh pipi Clara yang terasa hangat.
Gadis itu mulai mengerti, tetapi ia tidak ingin Sean menyentuh keluarga Lexander.
“Tidak ada, aku yang akan membalas mereka,” kata Clara.
Sean menganggukkan kepalanya, pria itu menggendong gadis kecilnya yang terlihat sedikit pucat.
“Jika membutuhkan bantuan, katakan kepadaku! Aku akan membantumu,” bisik Sean.
Clara tersenyum mendengarnya, ia mengusap rahang tegas Sean.
“Apapun itu?” Tanya gadis itu dengan mata berbinarnya.
“Iya, kecuali untuk pergi dariku!”
Bersambung.
up..up..up..
/Determined//Determined//Determined/