Mbak Gemoy Kesayangan Berondong

Masih di dalam club malam di mana investor yang kata nya cukup penting untuk Arga sedang menikmati hiburan, Reina berdiri kokoh tak bergerak sama sekali. Dengan pakaian formal kerja nya dan memegang beberapa map di tangan nya Reina hanya terdiam mendengar ucapan dari pria asing tersebut.

"kemari lah.. Duduk di dekat ku. Setelah kau memuaskan ku maka aku akan tanda tangan perjanjian itu dan aku juga akan menemui bos mu untuk melakukan kerja sama". Ujar Anderson Crooner seorang pria yang terlihat seperti pria mata keranjang.

Apalagi melihat tubuh Reina yang dia anggap seksi padahal Reina memakai baju yang cukup sopan.

Mereka yang ada di tempat itu tertawa nakal saat Anderson mengatakan hal tersebut. Berbeda dengan Reina yang terkejut dan tak menyangka Arga mengirim nya untuk pria kurang ajar seperti ini.

Dengan keberanian yang terkumpul Reina kini menatap tajam pria itu. Menghadapi pria setengah mabuk itu memang sedikit menguras energi.

"maaf pak Anderson.. Saya datang ke sini bukan untuk menjajakan diri sm. Saya ke sini hanya untuk meminta tanda tangan bapak dalam urusan bekerja".

"sudah lah tidak usah berbicara tentang pekerjaan di sini. Ayo duduk di sebelah dan temani aku minum". Ujar pria itu yang tak ingin mendengarkan penjelasan apapun dari Reina.

Anderson menepuk-nepuk kursi di sebelah nya untuk membiarkan Reina duduk.

Habis sudah kesabaran Reina saat ini. Dia tidak akan bersikap sopan lagi dan setelah ini dia akan mengurus surat pengunduran diri nya.

"sudah ku katakan aku bukan jalang yang akan menemani mu minum!!. Jika kau mau kau bisa pesan wanita lain. Aku datang ke sini hanya untuk sebuah tanda tangan kontrak kerja".

Bukan nya marah pria asing itu malah tertawa keras seperti menganggap ucapan dari Reina adalah sebuah lelucon yang lucu. dia bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah Reina.

"hanya seorang sekretaris.. Arga pasti tidak akan marah bukan jika aku menghabiskan malam bersama sekretaris nya". Ucap pelan Anderson dengan nada yang menggoda dan cenderung menjijikan di telinga Reina.

Ada rasa takut yang bercokol di dada Reina, tapi dia tidak boleh menunjukkan perasaan takut tersebut. Berusaha untuk tetap berdiri tegak dan meninggalkan tempat itu.

"singkirkan tangan anda dari wajah saya pak Anderson!!". Geram Reina saat pria itu dengan berani menyentuh pipi nya.

"jangan malu-malu.. Kau terlihat sangat cantik dan juga aku suka dengan lekuk tubuh mu ini".

PLAK!!!

Satu tamparan di layangkan Reina untuk pria tidak tau malu itu. Kini map yang di bawa-bawa Reina sudah jatuh ke lantai dan berserakan. Reina tidak peduli lagi. Bukan kah Arga sudah keterlaluan pada nya.

Reina berfikir jika Arga sengaja meminta nya untuk bertemu pria di depan nya ini agar untuk menyingkirkan nya. Maka rencana pria itu sudah berhasil. Setelah ini dia akan keluar dari perusahaan milik Arga.

"jalang!! Berani nya kau menampar ku!!". Bentak Anderson yang marah dengan tindakan dari Reina.

Semua orang di dalam ruangan itu pun terkejut dengan aksi berani Reina termasuk Vincent.

Anderson kini mencekram dagu Reina dengan sangat kuat hingga wanita itu sedikit meringis kesakitan.

"jangan jual mahal pada ku!! Bahkan kekasih Arga saja melemparkan diri nya sendiri dengan suka rela!! Ini kau hanya sekretaris nya malah menolak ku dan menampar ku!!".

Seumur-umur baru kali ini Reina dalam keadaan seperti sekarang. Di dalam ruangan yang hanya ada orang asing tanpa mengenal siapapun. Dan terpojokkan seperti ini.

Jantung Reina berdebar kencang, merasakan ketakutan yang luar biasa apalagi dengan kuat nya Anderson menarik kemeja Reina hingga terkoyak di bagian depan nya.

"hentikan!!! Kumohon!!". Ujar Reina dengan susah payah berusaha untuk melepaskan diri.

Orang-orang yang tadi nya terdiam dengan aksi Reina kini malah tertawa meremehkan dan juga mengejek. Apalagi melihat wajah ketakutan dari wanita itu.

"oh ayo lah.. tidak usah jual mahal. Untuk apa kau datang pada ku di malam hari seperti ini jika tidak ingin menyodorkan tubuh mu".

Teriak salah satu dari pria yang ada di dalam ruangan itu.

Tes..

Air mata Reina menetes tanpa bisa di cegah. Belum pernah dia mendapatkan pelecehan seperti ini. Walaupun dia pernah datang ke club malam tapi dia tidak pernah melakukan hal lebih dari minum.

"Erlangga tolong aku". Teriak batin Reina berharap jika pemuda itu datang dan menyelamatkan nya saat ini.

gelak tawa semakin ricuh dengan apa yang sedang terjadi. Reina tak hentinya melakukan perlawanan tapi tetap saja tenaga seorang wanita tidak sebanding dengan tenaga seorang pria.

"lepaskan aku!! Lepaskan!!".

Bertepatan dengan teriakan dari Reina pintu ruang VIP itu terbuka paksa dan di depan sana dengan wajah yang marah dan juga terbakar api emosi Erlangga masuk tiba-tiba.

"REINA!!!".

Entah bagaimana bisa pemuda itu tau Reina berada di tempat ini. Yang pasti dia kini melayangkan tinjunya pada pria bernama Anderson itu.

Para wanita yang ada di dalam sana berteriak ketakutan saat ada pemuda yang datang membuat kekacauan. Erlangga tidak peduli. Saat ini emosi nya sedang tidak stabil.

"brengsek!! Berani-beraninya kau menyentuh wanita ku!!". Teriak Erlangga yang kembali membuat orang di menatap ngeri ke arah pemuda tersebut.

Dengan marah Erlangga memukul nya hingga tak memberikan jeda pada pria tersebut.

Orang-orang yang ada di sana juga tak tinggal diam. Mereka membantu Anderson dengan berusaha menjatuhkan Erlangga.

Keadaan di dalam ruang VIP itu terlihat riuh. Di tambah lagi Desta yang datang dari belakang dan menolong Erlangga yang hampir di keroyok.

"bocah ingusan dari mana ini!!". Teriak salah satu dari pria yang ikut mencoba menghajar Erlangga.

Perkelahian tak terhindar hingga pihak keamanan di club tersebut datang dan memisahkan mereka.

Pria bernama Anderson itu sudah tergeletak tak berdaya dengan beberapa pukulan yang di berikan oleh Erlangga.

"hentikan!! jangan membuat keributan di sini!!". Teriak salah satu keamanan yang bertugas mengamankan mereka.

Erlangga tak memperdulikan mereka pria itu berjalan ke arah Reina yang terduduk takut sambil memeluk tubuh nya sendiri.

Erlangga membuka jaket kulit nya dan melampirkan nya di bahu Reina. Tanpa basa-basi Erlangga membawa Reina untuk keluar dari tempat itu. Wajah Reina terlihat kacau dengan jejak air mata yang masih terlihat jelas di pipi nya.

Di luar hujan masih deras namun tangis Reina masih belum reda.

Tanpa banyak berbicara Erlangga memeluk tubuh Reina yang masih bergetar karena tangisan ketakutan nya.

"Erlan.. Aku.. Aku... Takut...".

Satu kalimat yang keluar dari bibir Reina yang bergetar kini membuat sebuah rasa dendam yang menjalar di dada nya untuk Arga.

"aku di sini sayang.. Tenang lah sayang.. Aku sudah di sini!!"

Tangan Erlangga mengelus kepala Reina mencoba untuk menenangkan wanita pujaan hati nya.

"kita pulang sekarang ya.. Dan jangan pikirkan hal itu lagi. Aku yang akan menyelesaikan nya. Akan ku pastikan pria itu tidak akan mampu lagi berbuat kurang ajar!!".

Erlangga kini memakai kan helm nya ke kepala Reina. Di guyur hujan yang cukup deras Erlangga mengendarai motor nya, bersama Reina di boncengan nya.

Tangan Reina melingkar sempurna di pinggang Erlangga lan wanita itu menyandarkan kepalanya di bahu belakang Erlangga.

Malam ini akan menjadi malam paling trauma untuk Reina karena ulah dari keegoisan Arga. Dan dapat dipastikan jika Reina tidak akan bekerja sebagai sekretaris Arga lagi.

Reina cukup beruntung karena Erlangga datang tepat waktu tadi jika tidak maka entah apa yang akan terjadi. Yang pasti nya sesuatu yang buruk akan terjadi.