Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.
"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.
"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"
Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.
"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.
David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.
"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
13
Hari sudah berganti malam..
"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya David setelah mereka sampai di ruang kerja.
Yudi berdiri di sebelah Tuan Mudanya. Dia kemudian membacakan laporan yang sudah disimpannya di tablet.
"Ini mengenai les privat yang akan diikuti oleh Nona Sea, Tuan Muda!" jawab Yudi.
"Kau sudah mendapatkan gurunya?"
Yudi mengangguk.
"Namanya Nona Mahestri, dia lulusan S2 luar negeri, Tuan Muda. Dari sekian banyak yang mendaftar, hanya dia yang saya rasa cocok untuk membimbing Nona Sea ke depannya!" jawab Yudi sambil memberikan biodata calon guru les privat untuk Nona Sea.
David meneliti dengan baik profil wanita itu. Wajahnya terlihat cukup tegas. Juga nilai akademiknya yang sudah tidak perlu diragukan lagi untuk ukuran orang yang lulus dari universitas ternama.
"Panggil dia kemari untuk mengajari Sea. Aku setuju," putus David, senyum tipis tersungging di bibirnya. Sebuah anggukan puas mengakhiri kalimatnya.
"Siap laksanakan, Tuan Muda!" sahut Yudi tegas.
David menyandarkan punggungnya ke sofa, pandangannya menerawang jauh. Keheningan menyelimuti ruangan, hanya detak jam yang terdengar samar.
"Ada sesuatu yang mengganjal pikiran Tuan Muda?" tanya Yudi hati-hati, menyadari perubahan ekspresi atasannya.
"Yudi..." gumam David, suaranya pelan.
"Iya, Tuan Muda," jawab Yudi.
"Bagaimana caranya agar Sea tahu betapa aku menginginkannya? Aku bisa gila setiap kali dia memanggilku 'bos' sedangkan dua sudah ku berhentikan bekerja!" keluh David sambil memijat pelipisnya.
Yudi terdiam, mencoba mencari solusi. Melihat kepolosan Nona Sea, sepertinya Tuan Mudanya harus lebih bersabar. Mungkin dengan terus berada di dekatnya, Sea akan mulai menyadari perasaannya. Yudi hanya bisa berharap rencananya berhasil.
"Nona Sea masih sangat polos dalam urusan cinta, Tuan Muda. Bersabarlah sedikit lagi," hibur Yudi.
"Sampai kapan, Yudi? Sudah sepuluh hari berlalu, dan dia masih menganggapku sebagai bosnya! Sampai kapan aku harus menunggu?" tanya David dengan nada frustrasi.
"Astaga, Tuan Muda. Cinta seperti apa yang bisa tumbuh hanya dalam sepuluh hari? Hal-hal aneh seperti itu hanya Tuan Muda yang bisa melakukannya!"
"Tuan Muda, di luar sana orang-orang butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mengejar cinta mereka. Sepuluh hari itu terlalu cepat bagi Nona Sea, Tuan Muda!" ujar Yudi dengan tenang.
"Jadi menurutmu aku harus bersabar selama bertahun-tahun, begitu? Kau sudah gila, Yudi!" amuk David dengan frustrasi.
Yudi menggaruk belakang telinganya bingung. Dia kesulitan memberi penjelasan pada Tuan Mudanya yang mendadak terlihat sangat keras kepala tentang Nona Sea.
"Maksud saya bukan begitu, Tuan Muda," ucap Yudi pelan, berusaha menenangkan.
"Cepat jelaskan maksudmu sebelum kujebloskan ke gudang!" ancam David dengan nada tinggi.
"Enak saja, baru sehari saja sudah membuatku kalang kabut, sekarang Yudi malah menyuruhkubmenunggu bertahun-tahun? Lebih baik mati saja daripada harus menunggu selama itu."
"Tuan Muda, Anda bisa membuka hati Nona Sea perlahan-lahan. Nona Sea masih sangat polos, dia butuh waktu untuk mengerti bahwa ada perasaan lain yang bisa tumbuh antara pria dan wanita," jelas Yudi dengan sabar.
David terdiam, merenungkan kata-kata Yudi. Ada benarnya juga. Gadis kecilnya itu memang belum tahu apa-apa tentang cinta. Sepertinya, untuk saat ini, David harus menuruti saran Yudi.
"Kalau begitu, aku harus bagaimana agar Sea tahu betapa aku menginginkannya?" tanya David dengan semangat.
Yudi menarik nafas lega karena penjelasannya bisa dipahami dengan baik oleh Tuan Muda-nya.
"Tuan Muda tidak perlu khawatir, aku sudah menyiapkan rencana jitu untuk membuat Nona Sea selalu berada di sisi Anda!"
"Rencana seperti apa?" tanya David penasaran.
"Aku akan meminta Nona Mahestri mengajar di malam hari dan meninggalkan banyak pekerjaan rumah untuk Nona Sea. Lalu Tuan Muda bisa mengajak Nona Sea pergi ke kantor untuk menyelesaikan tugas disana. Dengan begitu, Nona Sea akan selalu berada di jarak pandang Anda. Mungkin juga akan ada kesempatan dimana Nona Sea meminta bantuan pada Anda untuk membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah. Bukankah itu akan membuatnya semakin dekat dan merasa nyaman?" jelas Yudi penuh semangat.
"Bukankah itu bisa membuat hubungan Anda dan Nona Sea semakin dekat?" tanya Yudi, mengakhiri penjelasannya.
David tertawa puas. "Kenapa tidak terpikirkan dari dulu? Kalau begini, aku bisa membuat alasan agar Sea ikut ke kantor. Wah, ternyata kau sangat berpengalaman dalam hal ini, Yudi! Aku salut padamu!" puji David sambil mengacungkan kedua jempolnya.
"Terima kasih atas pujiannya, Tuan Muda. Tapi sejujurnya, saya tidak punya pengalaman dengan wanita," jawab Yudi dengan jujur.
"Hah, sombong sekali. Jangan-jangan kau menyukai sesama jenis," goda David.
"Tentu saja tidak, Tuan Muda," jawab Yudi cepat.
David tertawa terbahak-bahak, dan Yudi ikut tertawa bersamanya. Mereka berdua sepakat untuk tidak membiarkan wanita mendekat. Bukan karena mereka anti wanita, tetapi setiap wanita yang mendekat selalu punya agenda tersembunyi: memanfaatkan popularitas mereka. David dan Yudi sama-sama muak dengan hal itu.
*****
Hari berikutnya...
"Mas Yudi, kenapa aku tidak pernah lihat kamu makan?" tanya Sea sambil mengunyah makanannya dengan lahap.
Mentari pagi baru saja menyinari kamar Sea yang membuatnya segera bangun. Kini, ia sudah duduk manis di meja makan, menikmati sarapan bersama Yudi dan beberapa pelayan yang sudah dianggapnya seperti teman sendiri selama masa istana tersebut.
"Nona, panggil Yudi saja. Tidak usah pakai 'Mas'," jawab Yudi dengan nada lembut.
"Tidak sopan. Aku kan lebih muda dari Mas Yudi," balas Sea, tetap dengan sopan santunnya.
Yudi tersenyum tulus. Gadis kecil itu memang sangat menjunjung tinggi nilai kesopanan.
"Baiklah, jika itu yang Nona inginkan," ucap Yudi mengalah.
Sea mengangguk, tanda setuju.
“Mas Yudi, kenapa pertanyaanku belum dijawab?” tanya Sea, menatap Yudi dengan rasa ingin tahu.
“Saya biasa makan di belakang bersama yang lain, Nona,” jawab Yudi, mencari alasan yang masuk akal.
“Oh, aku kira Mas Yudi tidak makan karena masalah pencernaan!” kata Sea polos, membuat para pelayan tersenyum geli.
“Tidak, Nona. Saya baik-baik saja,” jawab Yudi dengan senyum tipis.
Sea mengelap mulutnya dengan tisu setelah menyelesaikan sarapannya, lalu duduk dengan posisi bertopang dagu.
"Kalau aku terus menganggur begini, bagaimana nasibku nanti? Aku harus cari cara untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi dimana?"
Saat Sea sedang bingung, tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Dia kemudian menoleh kearah para pelayan.
"Mas Yudi?" panggil Sea dengan senyum semringah.
Yudi yang melihat senyum aneh di bibir Nona kecilnya mulai waspada. Seminggu lebih mengenalnya membuat Yudi cukup tau kalau senyuman itu adalah sebuah pertanda kalau Nona kecilnya sedang menginginkan sesuatu.
"Iya Nona Sea. Ada apa?" tanya Yudi was-was.
"Di rumah ini ada lowongan pekerjaan untuk menjadi pelayan tidak Mas?" tanya Elea penuh harap.
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak