Mariza dan Derriz menikah karena perjodohan. Selama satu tahun pernikahannya, Derriz tak pernah menganggap Mariza.
Mereka tinggal satu rumah tapi seperti orang asing. Derriz sendiri yang membuat jarak diantara mereka. Karena Derriz mencintai dan masih menunggu mantan kekasihnya kembali, Luna.
Seperti yang di katakan Derriz di awal pernikahannya. Mereka akan berpisah ketika Luna kembali. Apalagi Mariza tak bisa membuatnya jatuh cinta. Bagaimana bisa jatuh cinta jika selama ini saja Derriz selalu menjaga jarak darinya. Bukan hanya di rumah, tapi di kantor juga mereka seperti orang asing.
"Apa alasanmu ingin bercerita dariku?" tanya Derriz saat Mariza memberikan surat cerai yang sudah dia tandatangani.
"Apa aku kurang memberikan uang bulan padamu? Apa masih kurang?" Derriz tak terima Mariza ingin bercerai darinya.
"Karena masa lalumu sudah kembali, Mas! Aku pergi karena aku sudah tak ada gunanya lagi di sini!" jawab Mariza.
"TIDAK!" jawab Derriz membuat Mariza bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Pamit, Mas! 32
Braaaak!
Axcel bahkan tanpa aba-aba menendang pintu rumah Pak Burhan. Apalagi saat melihat Izha menangis di sampingnya. Kenapa dia bisa melupakan mencari tahu Keluarga Izha. Dia tak mengira jika keluarganya seperti ini. Mendengar pintu di tendang membuat empat orang yang berada di rumah terlihat kaget. Apalagi melihat pria tinggi besar yang mengenakan topi dan dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celana berdiri di samping Izha. Tapi pria itu bukan suami Izha, karena Burhan pernah bertemu satu Kalis aat acara ijab kabul. Lalu siapa pria itu? Izha menangis sambil berhambur membantu ibunya.
"Siapa kau! Berani sekali datang dengan cara yang tidak sopan dan masuk ke dalam rumahku!" teriak Pak Burhan penuh emosi.
"Rumah istri tuamu! Dasar pria Mokondo!" geram Axcel
Bugh
Bugh
Bugh
Bugh
Tanpa banyak bicara, Axcel memberikan bogem mentah kepada ayah kandung Izha. Pak Burhan tak bisa melawan tenaga Axcel yang begitu kuat. Dia hanya bisa meringis. Menahan nyeri di kedua sudut bibir dan perutnya. Sedangkan Sherly dan Andita hanya bisa diam dan melihat yang terjadi serta sesekali berteriak.
"Lapor polisi jika di jl. Xxxx terjadi ke-ke-ra-san dalam rumah tangga. Panggil juga ambulans kemari! Cepat! Aku tak mau kau lelet!" ucap Axcel menghubungi orang di sebrang sana yang tak lain adalah Ken.
"Apa? Berani sekali kau melaporkan aku kepada polisi! apa kau tak takut padaku? Aku akan melaporkan kamu juga karena sudah melakukan perusakan dan pemukulan padaku. Belum lagi kau membawa istri orang lain bersamamu! Aku akan katakan kepada suami dan Keluarganya!" ancam Pak Burhan untuk menakuti Axcel.
"Suami? Apa memangnya kau peduli dengan ruang tangga anakmu? Bahkan aku tak peduli sama sekali. Karena yang kau pedulikan hanya uang, dan uang untuk menyenangkan wanita sam-pah seperti mereka!" jawab Axcel. Kakinya Gatal sekali hingga tak bisa tahan untuk menginjak kaki Pak Burhan.
"Sakiiiiit!" teriak Pak Burhan.
"Lepaskan suamiku!" teriak Sherly akan mendorong Axcel tapi buru-buru Axcel menendangnya sehingga membuat Sherly jatuh terjengkang. Teriakan Sherly dan Pak Burhan membuat semua tetangga berdatangan.
"Pukul saja dia sekalian Pak! Mereka bertiga adalah para bi-na-/tang. Karena dari dulu mereka juga selalu menyik-sa Izha dan ibunya. Bukan kami tak mau membantu, tapi berkali-kali malah kami yang di ancam dan di pukuli oleh Pak Burhan. Bahkan kaki suami saya sampai saat ini masih sakit karena mencoba membantu Bu Anisa saat sedang di pu-ku-li Pak Burhan dan Bu Sherly! Mereka bertiga memang bukan manusia! Karena mereka tak berperasaan,"ujar salah satu tetangga.
Yang lainnya mengerubungi Bu Anisa dan Izha..membantu Bu Anisa di bawa ke tempat yang lebih aman sambil menunggu ambulan. Rahang Axcel mengeras mengetahui jika bukan hanya Bu Anisa saja yang menjadi korban ke-ke-ra-san dari mereka. Tapi juga Izha.
Bugh
Bugh
Bugh
Traaak
Braaak
Emosi Axcel sudah tak bisa di bendung lagi. Bukan hanya pak Burhan yang mendapat amukan dari Axcel, tapi Sherly dan juga Andita. Tak peduli keduanya wanita. Tapi Axcel sudah marah. Melihat keadaan Bu Anisa juga sangat parah. Memang mereka pantas mendapatkan hukuman seperti itu. Bahkan mereka menyik-sa keduanya selama bertahun-tahun. Para warga malah mendukung dengan yang di lakukan Axcel. Rasa geram dan marah mereka selama ini akhirnya bisa tertumpahkan oleh Axcel.
"Ampuuuun, aku mohon ampuni saya! Tolong jangan buat saya seperti ini. Apalagi saya akan menikah beberapa hari lagi!"teriak Andita mencoba melindungi dirinya dari ten-da-ngan Axcel.
Kepada dua wanita itu Axcel memang tak menggunakan tangannya, melainkan kaki.
"Halah palingan uangnya hasil morot dan mengancam Izha!"celetuk seseorang di belang sana.
"Benar begitu Izha?"tanya Axcel.
"Iya, mereka meminta uang seratus lima puluh juta daei awal seratus juta. Saya hanya baru bisa mentransfer lima puluh juta,"jawab Izha.
"Kembalikan! Aku bilang kembalikan!"teriak Axcel dengan tatapan mata seolah siap menerkam ketiganya.
"Ba... Baiklah,"jawab Pak Burhan mengambil ponsel dan mengirimkan uang tiga puluh juta kepada Izha.
"Sisa tiga puluh juta. Karena sudah di gunakan untuk membayar DP Wedding organizer," jawab Pak Burhan.
"Dasar bapak lucknut kau! Aku pastikan kau akan mendekam selamanya di penjara!" geram Axcel.
Tak lama terdengar suara ambulans yang datang bersamaan dengan mobil polisi yang datang bersama dengan Ken.
"Ck! kerjamu Lambar sekali Ken! Cepat bawa ibunya Izha ke rumah sakit. Pastikan dia mendapatkan perawatan terbaik!" kesal Axcel kepada Ken yang baru saja menghadap tapi sudah kena semprot atasannya.
"Baik pak,"jawab Ken, daripada harus mengatakan alasan nantinya malah semakin panjang urusannya.
Bawa mereka semua dan hukum seberat-beratnya Pak! Karena mereka sudah menyik-sa ibu dan anak selama bertahun-tahun!" ujar Axcel.
"Benar Pak! Jika anda memerlukan saksi. Kami siap memberikan kesaksian kepada Anda!"ucap beberapa warga.
"Ken akan mengurus ibumu di rumah sakit! Kita harus ke kantor polisi untuk memberikan keterangan untuk laporan mereka. Jangan khawatir, ibumu akan di tangani oleh dokter dan juga perawatan yang terbaik. Setelah selesai dasi kantor polisi kita menyusul ke rumah sakit," Axcel mencegah Izha untuk ikut ke ambulans.
Bukan dia tak kasihan dengan Izha yang ingin bersama dengan ibunya. Tapi mereka juga harus memberikan laporan agar mereka bertiga bisa di proses. Izha mengangguk dan mengikuti Axcel masuk ke dalam mobil.
Begitupun ketiga orang yang sudah dalam keadaan babak belur karena Axcel di giring ke mobil polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka kepada Bu Anisa dan juga Izha.
seantero perusahaan jd tau kelakuan bodoh mu kan derris
blm lg klau nanti kau d kasih liat kelakuan asli s Luna,, depresi kau nanti
gede nuhun kk outhor 👍👍👍
tah babang axcel kau udh tau lgsg kan, ga hrs cari tau ko,, cepat eksekusi az lgsg bawa ibu nya izha, lawan tuh s burhan manusia dakjal biar ga semena² pd anak n istri,,, gemes da hyang nakol pake 🔨🔨🔨🔨
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
akhir nya babang axcel turun tangan jg menyelamatkan izha
skrg otw menjemput calon ibu mertua mu ya babang axcel👍👍