Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.
Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.
Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Tubuh Ampas dan Dua Resep
Lin Feng berjalan kembali ke paviliun pribadinya.
Kali ini, tidak ada yang berani menatapnya. Murid-murid yang berpapasan dengannya di jalan... mereka menunduk. Mereka memberi jalan. Seolah-olah dia adalah wabah, atau pangeran iblis.
Reputasinya telah berubah.
Dari "Vas Bunga" menjadi... "Mata Iblis".
Dia tidak lagi "Tuan Muda Teoris". Dia adalah... "Peramal Kehancuran".
Lin Feng menikmati ketakutan itu. Itu jauh lebih baik daripada sebuah ejekan.
Dia tiba di paviliunnya. Chun Hua menyambutnya di pintu, wajahnya pucat. Jelas dia sudah mendengar beritanya.
"T-Tuan Muda... A-Anda... A-Anda sudah kembali?" suaranya bergetar.
"Keluar," kata Lin Feng datar. "Aku mau sendiri. Jangan biarkan siapapun menggangguku. Siapapun."
"B-Baik, Tuan Muda!" Chun Hua praktis berlari keluar, menutup pintu dengan pelan.
KLIK.
Lin Feng sendirian.
Dia tidak terlihat sombong. Dia tidak terlihat puas.
BRUK!
Dia ambruk di kursi kayu rosewood-nya. Wajahnya... muram.
"BWAHAHAHAHA! KAU MELAKUKANNYA LAGI! KAU DEWA! DEWA TROLLING! MEREKA KETAKUTAN SETENGAH MATI! KAU LIHAT WAJAH SI KUMIS TIPIS ITU SAAT KAKINYA PATAH?! KAKEK AKAN MENYIMPAN MEMORI ITU SELAMANYA! HAHAHA!"
"Diam, Kek."
Suara batin Lin Feng terdengar dingin dan lelah.
"Hah? Ada apa, Nak? Kau seharusnya berpesta! Kita harus merencanakan siapa target selanjutnya! Si Tsundere? Dia pasti sudah basah..."
"AKU HAMPIR MATI," potong Lin Feng dalam hati, suaranya penuh amarah.
Si Kakek terdiam.
"Aku hampir mati... lagi," lanjut Lin Feng. "Dua kali. Zhang Yao... dan sekarang Instruktur Li. Aku menang. Tapi bagaimana caraku menang?"
"Aku jatuh. Aku berguling-guling di tanah seperti anjing kampung yang ketakutan. Itukah caramu melihat seorang 'Raja Harem'?!"
"...Itu taktik yang efektif," gumam si Kakek membela diri.
"ITU MEMALUKAN!" raung Lin Feng dalam benaknya. "Tubuh ini... adalah aib. Mata ini memberiku pandangan seorang dewa. Tapi tubuhku adalah tubuh seorang pengemis!"
"Apa yang terjadi jika lawanku berikutnya adalah seorang Ahli sejati? Seseorang yang tidak punya kelemahan bodoh? Seseorang yang jurusnya sempurna? Apa yang akan kulakukan? Jatuh lagi?! Aku akan mati. Mati dengan konyol."
Dia mengepalkan tangannya. "Tubuhku... tidak bisa mengimbangi mataku. Aku sudah muak."
Dia menatap kegelapan di dalam benaknya. "Kek. Kau bilang kau entitas kuno, bla bla bla. Jangan hanya jadi komentator mesum. Perbaiki tubuhku."
"Aku butuh kekuatan. Aku butuh buff. Tubuh ampas ini... harus dirombak."
Keheningan di dalam kepala Lin Feng berlangsung lama.
Tawa si Kakek yang histeris tadi lenyap, digantikan oleh... keheningan yang canggung.
"...Hooo."
Suara si Kakek akhirnya terdengar lagi. Kali ini, tidak ada tawa. Tidak ada nada cabul. Hanya... nada datar yang aneh.
"Kau... kau serius, ya, Nak."
"Aku muak," ulang Lin Feng dalam hati, suaranya dingin. "Aku muak menjadi 'Vas Bunga'. Aku muak menang karena jatuh. Itu memalukan. Itu tidak keren."
"Aku punya mata dewa. Sekarang, beri aku tubuh yang pantas."
Si Kakek terdiam lagi sejenak, seolah sedang berpikir serius untuk pertama kalinya sejak dia mati.
"Hmph! KAU BENAR!" Suara si Kakek tiba-tiba meledak lagi, kembali ke dirinya yang arogan. "Tubuhmu ini memang sampah! Lebih buruk dari sampah! Itu adalah 'kertas toilet basah' yang membungkus 'pedang ilahi'! Memalukan! Kakek malu mengakuimu sebagai murid!"
"JADI?!" bentak Lin Feng dalam hati. "PERBAIKI TUBUHKU!"
"TENANG, BODOH! KAU PIKIR SIAPA KAKEK INI?!" balas si Kakek. "Kau lupa? Sebelum Kakek menjadi arwah telanjang paling agung, Kakek punya julukan lain. 'Dewa Alkimia yang Selalu Ereksi'!"
"Aku tidak mau tahu bagian terakhirnya," batin Lin Feng. "Aku butuh resep. Sekarang."
"BAIK! BAIK! DASAR TIDAK SABARAN!" gerutu si Kakek. "Ada dua cara untuk memperbaiki rongsokan yang kau sebut tubuh itu."
"Metode pertama," lanjut si Kakek, suaranya berubah menjadi sok profesional, "adalah metode yang lambat, membosankan, dan menyakitkan. Kita sebut saja 'Metode Perawan Tua'."
"Metode apa itu?"
"Rendaman Alkimia," kata si Kakek. "Kakek punya resep kuno: 'Rendaman Tulang Giok Sembilan Matahari'. Itu akan merombak tubuhmu dari dalam. Membuang kotoran, memperkuat tulang, melebarkan meridianmu! Kau harus bermeditasi di dalamnya."
"Kedengarannya bagus. Apa masalahnya?"
"MASALAHNYA?!" si Kakek terdengar tersinggung. "Itu menyakitkan! Sangat menyakitkan! Kau akan merasa seperti direbus hidup-hidup sambil digaruk oleh seribu iblis! Dan itu LAMA! Butuh berbulan-bulan! DAN KAU TIDAK BOLEH 'MAIN' SAMA SEKALI!"
Lin Feng bergidik. "Menyakitkan... dan lama. Oke. Aku tidak suka itu."
"Kau bilang ada dua cara. Apa yang kedua?"
tapi overall, ini cukup bagus👍
untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭
maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏