NovelToon NovelToon
Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cintamanis / Janda / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Resti_sR

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘪𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮, 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘱𝘢𝘮 𝘤𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.
𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵,
𝘑𝘢𝘷𝘢𝘴—𝘬𝘶𝘳𝘪𝘳 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘯𝘥𝘢!"

Bagi Javas, seorang kurir dengan sejuta cara untuk mencuri perhatian, mengantarkan paket hanyalah alasan untuk bertemu dengannya: seorang janda anak satu yang menjadi langganan tetapnya. Dengan senyum menawan dan tekad sekuat baja, Javas bertekad untuk memenangkan hatinya. Tapi, masa lalu yang kelam dan tembok pertahanan yang tinggi membuat misinya terasa mustahil. Mampukah Javas menaklukkan hati sang janda, ataukah ia hanya akan menjadi kurir pengantar paket biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Resti_sR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Laporan Nando.

Haidar Oliver mendengarkan laporan asistennya tanpa memotong, namun ekspresinya berubah perlahan. Garis wajahnya menegang, kemudian melunak. Ada sesuatu di dadanya yang terasa menukik, semacam getir yang sulit dijelaskan.

Mata pria paruh baya itu berkaca-kaca.

Bukan karena iba semata, tetapi karena membayangkan bagaimana seorang gadis bisa kehilangan seluruh keluarganya dalam satu hari.

“Anak yang malang…” gumam Haidar lirih, lebih seperti bicara pada dirinya sendiri daripada pada asistennya.

Sesekali, Haidar menatap foto Selena yang terpampang di layar tablet—foto yang baru dikirimkan orang kepercayaannya yang sejak beberapa minggu terakhir diminta mengikuti gerak-gerik Javas, termasuk wanita yang mulai dekat dengan putranya itu.

Haidar mengembuskan napas perlahan.

Di balik tatapannya yang tajam, terselip rasa kagum yang tidak bisa ia sembunyikan.

“Gadis itu…” gumamnya pelan.

Bukan hanya cantik. Ada ketegaran yang terpancar dari sorot mata Selena, ketegaran yang menurut Haidar tidak wajar dimiliki seseorang yang kehilangan seluruh keluarganya begitu tragis.

Dia sendiri tidak yakin apakah orang lain bisa berdiri setegar itu.

“Dia kuat… terlalu kuat untuk usianya,” lanjutnya lebih pelan, seolah memuji tanpa sadar.

“Itu saja info yang kamu dapat, Nando? Bagaimana kronologi kecelakaan yang menimpa keluarganya?” tanya Haidar, nadanya tenang tapi mengandung tekanan.

“Untuk kronologi lengkapnya belum saya dapat, Tuan,” jawab Nando hati-hati. “Tapi dari keterangan wanita yang bekerja di rumah mereka… keluarga Nona Selena dikenal sangat hangat dan saling menyayangi. Mereka juga termasuk keluarga berada. Hanya saja, dia tidak menjelaskan rinciannya. Ada beberapa hal yang terasa janggal, seperti ada sesuatu yang sengaja tidak ia ceritakan.”

Haidar mendengarkan dengan wajah yang sulit dibaca. Ia mengangguk pelan, lalu pandangannya jatuh pada foto seorang gadis kecil yang terpampang di layar tablet—anak yang akhir-akhir ini terus bersama Javas.

“Tentang anak ini?” suaranya lebih berat, lebih dalam.

Nando menegakkan tubuh. “Ya, Tuan. Seperti yang Tuan duga… dia anak dari kakaknya Nona Selena.”

...----------------...

Haidar memijat pangkal hidungnya, seolah mencoba memahami sesuatu yang tidak cukup hanya dengan kata-kata. dia mengangguk pelan. “Saya… tidak bisa membayangkan bagaimana perjuangan dia selama ini. Dari kehilangan orang-orang terdekatnya… lalu dipaksa kuat demi anak kecil ini.” Suaranya merendah, serak menahan emosi. “Dia benar-benar luar biasa. Sangat luar biasa.”

Tanpa ia sadari, setetes air mata jatuh di sudut matanya. Haidar buru-buru mengusapnya sebelum Nando sempat melihat terlalu jelas.

Nando melanjutkan dengan suara hati-hati, “Setelah bangun dari komanya, dia sempat hancur, Tuan. Sempat berpikir mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menahan kehilangan.”

Haidar menatap Nando dengan mata yang mulai membara oleh iba.

“Tapi…” Nando menarik napas pelan, “seseorang hadir di hidupnya saat itu. Seorang pria yang terus ada di sampingnya… yang meyakinkan Nona Selena bahwa hidup tidak berhenti hanya karena takdir yang pahit. Pria itu mengajarkan Nona Selena bagaimana bertahan di tengah luka, bagaimana bangkit, dan bagaimana tetap hidup demi seseorang yang masih membutuhkannya.”

Haidar mengerutkan kening sedikit. “Pria itu… siapa?”

Nando menunduk sebelum menjawab, “Dua tahun lalu, pria itu menikahi Nona Selena, Tuan. Pernikahan itu awalnya bukan karena cinta… tapi karena Nona Selena ingin putri kakaknya diakui secara legal sebagai anaknya. Untuk syarat adopsi penuh, dia harus memiliki pasangan. Jadi… dia menikah.”

Haidar terdiam lama. Matanya kembali menatap foto Selena dan bocah kecil itu.

“Nona Selena percaya penuh pada pria itu, Tuan,” lanjut Nando pelan. “Dia benar-benar mengubur semua hal kelam masa lalunya, mencoba hidup baru… hidup yang tenang bersama suaminya. Dia pikir, setelah semua luka, dia akhirnya menemukan tempat untuk kembali bernapas.”

Haidar menatap Nando tanpa berkedip.

“Tapi kenyataan pahit datang lagi,” ucap Nando lirih. “Tepat satu tahun setelah pernikahan mereka… pria itu kedapatan berselingkuh. Dan yang lebih menyakitkan—dia berselingkuh dengan sahabat terdekat Nona Selena sendiri.”

Haidar tersentak kecil. Rahangnya mengeras, tangan menggenggam armrest kursinya.

“Astaga… anak itu.” gumamnya lagi, lebih pelan, seolah dada ikut diremas rasa sakit yang bukan miliknya.

“Bagaimana bisa seseorang dipukul berkali-kali setega itu…” lanjut Haidar, nyaris tidak terdengar.

“Javas… berat juga ya yang harus kamu hadapi, Nak,” ujar Haidar pelan, suaranya serak mengandung haru. “Anak itu pasti menyimpan trauma besar terhadap sosok pria. Dalam kepalanya, semua orang dewasa yang dia sayangi akan pergi pada waktunya. Dia tidak mudah percaya… bukan karena keras kepala, tapi karena terlalu banyak kehilangan.”

Haidar menarik napas panjang, menatap foto Javas dan Lala yang tertangkap candid oleh kamera orang suruhannya.

“Tapi kalau ada seseorang yang bisa meyakinkannya…” gumamnya, “aku percaya itu kamu, Jav.”

Ada nada bangga sekaligus penyesalan yang samar.

Untuk pertama kalinya, Haidar tidak menyesal Javas menolak perjodohan yang pernah ia rencanakan. Tidak menyesal ketika putranya lebih memilih pergi dari rumah, hidup seadanya, dibanding menerima jalan yang tidak ia inginkan.

“Mungkin memang begini takdirnya,” lanjut Haidar, senyumnya tipis. “Putraku justru diarahkan untuk bertemu wanita itu… Selena. Wanita penuh luka, tapi berdiri tegar. Wanita yang, entah bagaimana, bisa membuat Javas akhirnya membuka hati.”

“Itu saja, Tuan,” ujar Nando sambil menutup tabletnya dan meletakkannya di atas meja.

Haidar mengangguk pelan. Gerakan tangannya yang tegas namun tenang memberi isyarat agar asistennya itu meninggalkan ruangan.

Nando membungkuk hormat sedikit sebelum berbalik dan keluar, menutup pintu dengan hati-hati, menyisakan Haidar sendirian bersama pikirannya yang masih terbawa suasana.

...----------------...

“Kita makan dulu, Sel,” ujar Javas sambil melihat ke luar jendela. Mobil yang dikemudikan Selena kebetulan melewati sebuah restoran mewah, tempat yang dulu sering ia kunjungi bersama ibunya.

“Baiklah, saya lihat dulu warung yang ada di sekitar sini,” jawab Selena sambil memandangi kanan–kiri jalan, berharap ada warung makan yang sederhana tapi layak.

“Kenapa warung? Itu di depan ada restoran. Kita makan di sana,” potong Javas santai.

“Apa?” Selena hampir berteriak. Dia menelan ludah kasar. Bukan karena tak punya uang, dia hanya tahu persis betapa mahalnya makanan di restoran itu. Dalam pikirannya, alau ada yang enak, sehat, dan ramah kantong, kenapa harus pilih yang berjuta-juta?

“Iya, di depan itu.” Javas tetap santai. “Tenang aja, aku masih punya cukup uang. Kamu nggak usah mikirin terlalu jauh.” Bagaimana tidak, dia baru saja meminta mommynya untuk mengirim sejumlah uang yang cukup banyak di salah satu kartu yang memang dia bawa selama ini, kartu yang luput dari pembekuan bokapnya.

 “Bukan begitu maksud saya, Javas… tapi sayang uangnya nanti. Kamu bayangin, harga makanan di sana ada yang sampai jutaan satu porsi. Kalau beli di warung, kan bisa dapat lebih bany—”

“Mami, aku mau makan di restoran depan… boleh ya?” Lala menyahut cepat, memotong semua argumen Selena. Wajah wanita itu langsung masam seketika, sementara Javas tersenyum puas mendengar dukungan kecil itu.

“Nah, ayo. Kita ke sana,” seru Javas, paling semangat di antara mereka bertiga.

Terpaksa Selena memelankan laju mobil dan memilih tempat parkir. Di sekitar restoran itu, berjejer mobil-mobil mewah. Bangunan bernuansa klasik tersebut tampak elegan, bersih, dan sangat berkelas.

Mereka turun dari mobil. Dari luar, mereka bertiga tampak seperti keluarga kecil kaya raya yang harmonis. Javas dan Selena mengapit Lala, menggandengnya dari kanan dan kiri.

Aroma masakan berkelas langsung menyambut begitu mereka masuk—harum, menggugah, sekaligus membuat perut makin keroncongan.

Javas memilih meja di pojok, dekat jendela besar yang menghadap taman kecil.

“Mau pesan apa, Kak?” tanya seorang pelayan sambil menyerahkan menu dengan sopan.

Selena mengambil menu itu, lalu meringis dalam hati. Harga-harga di sana benar-benar… tidak manusiawi. Porsinya kecil, harganya selangit.

Dia lama menatap menu, tapi tidak juga menyebut pesanan.

“Biar aku saja yang pesan,” ujar Javas cepat. Ia mengambil menu itu dari tangan Selena tanpa ragu. Tanpa peduli harga, tanpa pikir panjang, ia langsung menyebut beberapa menu yang menurutnya cocok dimakan bersama dua perempuan kesayangannya.

Tanpa ragu, Javas memesan beberapa hidangan premium, steak wagyu, lobster, dan dua dessert signature restoran itu.

Selena hanya bisa menatap pelayan yang mengangguk kagum, sementara hatinya meringis membayangkan total tagihan nanti.

Beberapa menu mahal menggugah selera kini memadati meja mereka. Mereka bertiga makan sembari beberapa kali mendengar Lala yang bercerita riang tentang harinya di sekolah tadi. Memang kehadiran Lala di antara mereka membuat suasananya cukup hidup dari rasa canggung yang Selena ciptakan. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Cibby
yuk jadian yuk🤭
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
pepet terus mas, gpp kaku tangan demi cinta🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: gini banget pepet janda🤣🤣
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
bagusss cerita nya thor ada lucu lucunya 🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Terima kasih kak🥰🥰
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
cinta dengan tulis ya javes
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
ada ada aja😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
🤣🤣🤣🤣🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
yang lagi viral skg namanya mas🤣 menguasai 3 negara, Indonesia korea n malaysia🤣😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: iy thor🤭
total 2 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gubrak🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
wkwkwkwkwk... anterin aja ke alamat pertama mas kurir🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
mampir thor 🤣🤣🤣🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduhh, jangan jadi pebinor Javas🤣🤣, tpi klau statusnya janda, ya lain lagi🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥: waduhhh, seketika bulu kuduk ku berdiri😬😬
total 2 replies
Lola Maulia
🥰🥰🥰🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Makasih kak🥰
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍👌
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Efy
curahan hati kang Kurir paket,ya ampun disaat costumer nungguin lama ternyata kang paket juga berharap cepat sampe ke tuannya,tapi si gogle map masih ngerjain muter-muter alamat rumah nya😄
Efy: ya ampun,iya juga y😅
total 3 replies
Va🍃🍂
emang si Javas plek ketiplek sama bapaknya🤣🤣😭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ya kan, emang jiplakan bapaknya🤣
total 1 replies
Cibby
Jule.., autor juga tidak ketinggalan ya🤭🤭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: 🤣🤣🤣ya memanfaatkan
total 1 replies
Tulisan_nic
plus racun ya,mau?🤣🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: Ya jangan dong, kasian mbak Selena Jandanya berkelanjutan kalau akuu di racun😭
total 1 replies
Tulisan_nic
gundulmu iku🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ampun kak🤣🙏
total 1 replies
Tulisan_nic
adalah,ada hati yang mulai berbunga-bunga 👻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!