NovelToon NovelToon
Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Lily Of Valley: Ratu Mafia Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Dilahirkan dalam keluarga kaya, Alea Lily Armstrong tumbuh dalam penolakan. Dianggap pembawa sial, ia dikucilkan dan dibenci. Luka hati mengubahnya menjadi wanita dingin. Pertemuannya dengan Alexander, ketua mafia terluka, membawanya ke dunia gelap.
Lea menjadi "Ratu Mafia Tersembunyi," menyembunyikan identitasnya. Dendam membara, menuntut pembalasan atas luka lama. Di tengah intrik mafia, Lea mencari keadilan. Akankah ia temukan kebahagiaan, ataukah dendam menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Ujian Akhir, Investor Misterius, dan Sepenggal Kerinduan

Beberapa bulan berlalu begitu cepat, seolah waktu mempercepat langkahnya demi Alea. Sejak menyatakan cinta satu sama lain, hubungan Alea dan Axel kian romantis dan tak terpisahkan. Mereka menjadi pasangan idaman di sekolah, dengan Axel yang tak henti-hentinya menunjukkan kebucinan yang membuat iri banyak pasang mata. Axel selalu ada untuk Alea, baik dalam hal pelajaran maupun dukungan emosional.

Namun jika berinteraksi dengan perempuan lain, Axel akan kembali ke mode lama, memasang wajah dingin dan tak tersentuh juga ketus jika memang harus terpaksa menjawab sapaan atau pertanyaan dari selain Alea dan gengnya.

Menjelang akhir tahun pelajaran, suasana di sekolah terasa lebih tegang. Ujian akhir semester mendekat, disusul dengan ujian kelulusan untuk Alea. Di usianya yang baru empat belas tahun, Alea adalah salah satu siswa paling cemerlang di angkatannya. Kecerdasannya yang luar biasa membuatnya siap melompati satu tingkat pendidikan. Dia akan lulus SMP dan melangkah ke bangku SMA, tak lain dan tak bukan, SMA yang sama dengan Axel.

"Boo, kau sudah siap untuk ujian sejarah?" tanya Axel suatu sore di perpustakaan sekolah. Kepala Alea bersandar nyaman di dada Axel, sementara jari-jari Axel asyik memilin ujung rambut panjang Alea. Buku-buku tebal bertebaran di meja mereka, namun konsentrasi Axel jelas terbagi dua: pada pelajaran, dan pada Alea.

Alea tersenyum tipis, matanya masih fokus pada buku di tangannya. "Sedikit lagi, Yang. Aku hanya perlu memastikan semua tanggalnya akurat."

"Santai saja, kau pasti bisa," bisik Axel, mencium pelipis Alea. "Kau kan jenius. Aku saja tidak tahu bagaimana bisa kau mempelajari semua ini secepat itu. Dulu aku harus begadang seminggu penuh untuk materi yang kau kuasai dalam sehari."

Alea tertawa pelan. "Kau hanya kurang fokus, Yang. Kalau fokusmu hanya pada buku, bukan padaku, mungkin kau juga bisa secepat itu."

Axel mencibir. "Mana bisa. Fokusku sudah terkunci padamu. Kalau aku bisa memilih, aku ingin kau terus di sampingku, bahkan saat ujian."

"Dasar gombal," Alea menggelengkan kepala, namun rona merah tipis muncul di pipinya. Hubungan mereka memang terasa sempurna, benteng pelindung dari segala kekacauan di luar sana. Keluarga Axel adalah rumah yang Alea dambakan, dan cinta Axel adalah kekuatan yang menopangnya.

Sementara kebahagiaan menyelimuti Alea, dunia Richard Amstrong justru hancur berantakan. Beberapa bulan setelah peretasan misterius itu, Amstrong Corp. kini benar-benar kembang kempis. Nilai saham anjlok ke titik terendah sepanjang sejarah perusahaan. Para klien besar yang menangguhkan kontrak mereka akhirnya memutuskan untuk membatalkannya sepenuhnya. Berita-berita buruk tentang kinerja perusahaan dan penyelidikan internal yang tidak membuahkan hasil terus menghantam media.

Richard pontang-panting, siang malam menghubungi setiap bank dan investor yang ia kenal.

"Pak Budi, tolonglah! Saya butuh pinjaman besar untuk menyelamatkan perusahaan saya!" Richard memohon pada seorang manajer bank kenalannya melalui telepon. Wajahnya tampak kusut, lingkaran hitam di bawah matanya sangat kentara.

"Maaf, Pak Richard," suara di seberang sana terdengar dingin. "Dengan kondisi finansial Amstrong Corp. saat ini, dan semua isu yang beredar, kami tidak bisa mengambil risiko itu. Anda sudah di daftar hitam kami."

Richard membanting ponselnya. Frustrasi, putus asa, dan marah bercampur aduk. Dia tidak menyangka kehancuran ini akan datang begitu cepat dan tak terduga. Semua ahli IT yang ia panggil tidak menemukan apa pun, membuat Richard semakin paranoid. Ia merasa ada konspirasi besar yang mengincarnya.

Di tengah keputusasaannya, Richard menerima sebuah email dari alamat tak dikenal. Isinya adalah penawaran bantuan. Sebuah entitas misterius bersedia menanam modal besar di Amstrong Corp. untuk menyelamatkannya dari kebangkrutan. Namun, ada satu syarat: kepemilikan saham sebesar 70% akan beralih ke tangan investor misterius itu.

"Tujuh puluh persen?!" Richard terpekik saat membaca proposal itu di ruang kerjanya yang kini terasa pengap. "Ini gila! Aku akan kehilangan kendali penuh atas perusahaanku sendiri!"

Namun, Richard juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan. Amstrong Corp. sedang sekarat. Jika ia tidak mengambil tawaran ini, perusahaan yang ia bangun dengan susah payah itu akan sepenuhnya bangkrut, dan ia akan kehilangan segalanya. Dalam keputusasaan yang membutakan, tanpa berpikir panjang, Richard Amstrong menekan tombol 'setuju'. Ia tidak menyadari bahwa investor misterius ini adalah bagian dari rencana besar yang telah disusun rapi oleh Alea. Richard baru saja menandatangani surat kematian bisnisnya sendiri, memberikannya secara sukarela pada musuh yang tak ia duga.

Di sekolah, gosip lama tentang Alea mulai meredup, namun Tiara Amstrong, yang merupakan sepupu Alea, tidak akan membiarkan itu terjadi. Menjelang pengumuman kelulusan dan penerimaan siswa baru SMA, Tiara mengetahui bahwa Alea akan masuk ke SMA yang sama dengan dirinya—sekolah elit yang sama tempat Axel belajar. Kabar ini membakar kembali api kecemburuan dan kebencian Tiara. Ia tidak bisa menerima bahwa Alea, gadis yang dianggapnya sampah, bisa memiliki otak sejenius itu dan berhasil masuk ke sekolah bergengsi tanpa jalur nepotisme seperti yang ia gunakan.

"Kalian tahu tidak? Si Alea itu, yang katanya jenius, sebenarnya dia itu cuma siswi bodoh!" Tiara berkoar-koar di kantin, dikelilingi oleh gengnya. "Dia itu masuk SMA kita bukan karena otaknya! Dia itu cuma mengandalkan uang dari sugar daddy-nya! Mungkin ayah dari salah satu siswa di sekolah ini, atau bahkan salah satu guru yang mengajar di sekolah ini! Astaga, menjijikkan!"

Kevin, David, dan Devan, kakak-kakak laki-laki Alea, yang berada di sana, saling pandang. Mereka mempercayai apa yang diucapkan Tiara.

"Tapi Tiara, Alea memang mencurigakan" bisik David . "Waktu ujian kemarin nilainya kan tinggi sekali."

"Tinggi apanya?! Pasti dia menyontek atau membayar orang untuk mengerjakan ujiannya! Dasar wanita murahan! Aku yakin dia sudah menjual dirinya untuk bisa masuk sekolah ini!" kata Tiara, matanya menyala-nyala penuh kebencian. "Lihat saja nanti! Aku akan membuktikan dia hanyalah parasit yang merusak reputasi sekolah ini!"

Rumor baru ini menyebar dengan cepat, lagi-lagi mencoreng nama Alea. Namun, seperti biasa, Alea tetap cuek. Dia sudah terlalu terbiasa dengan omong kosong Tiara. Dukungan Axel dan teman-temannya, serta keluarga barunya, sudah lebih dari cukup untuk membuatnya tidak peduli pada ocehan Tiara.

Di sisi lain, Kevin Amstrong, kini merasakan kesepian yang menusuk. Beberapa bulan terakhir ini, ia seringkali melihat Alea dari jauh di sekolah, selalu bersama Axel dan gengnya. Alea tampak begitu bahagia, begitu berbeda dari Alea yang mereka kenal dulu. Dan yang paling menyakitkan, Alea tak pernah sekalipun melirik ke arah mereka, seolah mereka tidak ada.

Suatu malam, Kevin duduk di kamarnya yang mewah namun terasa hampa. Di atas mejanya, tergeletak sebuah foto keluarga lama: hanya ada dirinya, Richard, David, dan Devan. Alea memang sudah dikucilkan sejak kecil, tak pernah ada di foto keluarga resmi mereka. Kevin menaruh kembali foto itu ke samping, lalu beralih menatap sebuah foto kecil yang ia ambil secara diam-diam. Itu adalah foto Alea yang tengah tertawa bahagia, bersandar dalam pelukan Axel di antara tawa riang geng Axel. Senyum Alea di foto itu begitu murni, begitu cerah, sesuatu yang tak pernah ia lihat saat Alea berada di rumah Amstrong.

Rasa sakit merobek hatinya. "Sial," desis Kevin, suaranya parau. "Kenapa... kenapa aku harus merasa seperti ini?"

Dia merindukan Alea. Merindukan tawa Alea yang jarang, merindukan kehadirannya yang pendiam namun menenangkan. Ia sadar, dulu ia terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri, terlalu sibuk memanjakan Tiara, hingga mereka gagal melihat penderitaan Alea. Ia gagal melindunginya bahkan dia menjadi salah satu orang yang menorehkan luka di hati Alea. Orang yang sering menyiksa fisiknya. Padahal Alea adalah adik kecil nya yang dulu amat dinantikan kehadirannya oleh dirinya.

Belakangan ini, Kevin sering mendengar rumor tentang Alea. Bukan hanya rumor dari Tiara, tetapi juga rumor yang lebih menohok dari teman-teman sekolah lainnya. "Alea Callahan" adalah nama yang sering disebut. Kevin awalnya mengira itu hanya kebetulan, atau mungkin Alea memiliki teman dengan nama belakang Callahan. Namun, suatu hari, ia tak sengaja mendengar percakapan ibu tirinya, Belinda, dengan Richard.

"Richard, kau dengar tidak? Gadis itu... Alea, dia sekarang memakai nama belakang Callahan! Callahan! Sama seperti nama keluarga sialan itu!" Belinda terdengar geram dan benci.

"Ya, aku sudah mendengar. Tapi mungkin keluarga sialan itu sama sekali tidak akan menduga jika anak kurang ajar itu memiliki temperamen yang sulit dan hanya akan mencoreng nama baik keluarga sialan itu. Lagipula dia sudah aku coret dan aku keluarkan dari kartu keluarga ku." jawab Richard santai.

Jantung Kevin mencelos. Alea telah mengganti nama belakangnya. Bukan lagi Amstrong. Ia sudah sepenuhnya memutuskan hubungan dengan mereka. Rasa sakit itu menjalar dari dada hingga ke ulu hati Kevin. Alea sudah tidak lagi menganggap mereka keluarga. Alea benar-benar pergi, membawa serta nama keluarga ibu kandungnya yang dulu mereka hinakan. Penyesalan menggerogoti Kevin dari dalam. Ia telah kehilangan Alea, adiknya, untuk selamanya. Dan ia tahu, itu sepenuhnya adalah kesalahannya sendiri.

Kevin memegang erat foto Alea itu, air mata yang tak terasa sudah mengalir di pipinya. "Alea... maafkan aku.. Maafkan abangmu ini Sayang..." Sebuah permohonan maaf yang terlambat, yang mungkin tak akan pernah sampai pada Alea.

1
Naruto Uzumaki family
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!