NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Sandrawi

Misteri Kematian Sandrawi

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Matabatin / Mata Batin / TKP / Tumbal / Tamat
Popularitas:76.7k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

“SANDRAWI!”

Jeritan Ratih memecah malam saat menemukan putrinya tergantung tak bernyawa. Kematian itu bukan sekadar duka, tapi juga teka-teki. Sandrawi pergi dalam keadaan mengandung.

Renaya, sang kakak, menolak tunduk pada kenyataan yang tampak. Ia menelusuri jejak sang adik, menyibak tiga tahun yang terkubur. Dan perlahan, luka yang dibungkam mulai bersuara.

Mampukah Renaya memecahkan misteri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Renaya Pulang

“Ngomong apa kamu itu!” geram Baskoro, mendorong tubuh Adibrata kasar, lalu menerobos masuk ke kamar Sandrawi.

Para polisi yang tengah sibuk langsung menepi, memberikan ruang. Mereka menunda sejenak proses penurunan jenazah, menghormati kehadiran Baskoro.

“Ya Allah… Sandrawi… Nak…” suara Baskoro lirih, nyaris tercekat. Kakinya melemas, napasnya memburu, tangan menutup mulutnya yang gemetar. Di hadapannya tergantung tubuh Sandrawi, membisu dalam kematian yang dingin. Air mata yang sedari tadi tertahan, akhirnya luruh tanpa kendali, mengalir deras membasahi pipi pria paruh baya itu. Seluruh persendiannya melemas, raganya bergetar hebat menyaksikan wajah Sandrawi yang membiru, bibir menjulur, seolah masih menyisakan jejak perih di akhir hayatnya.

“Kenapa kamu melakukan ini, Nak… kenapa…” Baskoro merosot, jatuh bersimpuh tepat di bawah tubuh Sandrawi. Penyesalan datang menghantam seperti badai, merobek setiap ruang di dadanya tanpa ampun.

Kini semuanya jelas. Kini ia mengerti mengapa Sandrawi menolak menemaninya menjemput Ratih ke bandara. Ternyata… semua ini sudah direncanakan oleh putrinya sendiri.

“Apa yang kalian lihat?! Ayo cepat turunkan anak saya!” suara Baskoro pecah, menggelegar di antara isakan.

Dengan sigap, para petugas menurunkan tubuh Sandrawi dengan hati-hati, membaringkannya untuk penanganan lebih lanjut. Sementara itu, Baskoro menyeret langkah meninggalkan kamar, menuju ruang tamu untuk memeriksa kondisi istrinya.

“Adibrata… ambilkan minyak kayu putih, Le.”

Namun, Adibrata hanya mendengus dan berbalik, meninggalkan Baskoro tanpa kata.

“Gak apa-apa, biar aku saja yang ambil, Mas,” sahut Saras yang sedari tadi berada di ruang tamu.

Baskoro hanya diam, pandangannya terpaku pada wajah Ratih yang tampak tirus, tubuhnya kian ringkih selepas bertahun-tahun merantau menjadi pekerja migran.

“Maafkan Bapak, Bu… maaf…” lirih Baskoro, suaranya pecah, jemarinya menggenggam erat tangan Ratih, menunduk dalam sesal yang menyesakkan dada.

“Ini minyak kayu putihnya, Mas,” Saras menepuk pelan pundak Baskoro, mengulurkan sebotol kecil minyak di tangannya.

“Makasih…” gumam Baskoro pelan, menerima minyak itu dan segera mengoleskannya ke dada serta hidung Ratih, berharap sang istri segera siuman.

“Saras… tolong hubungi Kinasih… suruh dia cepat pulang,” pinta Baskoro, menahan getir yang mengaduk dadanya.

Saras mengangguk pelan. “Renaya gak sekalian dihubungi juga, Mas?” tanyanya lembut.

Baskoro diam saja. Ia mengira tak ada gunanya menghubungi Renaya, yang sudah tiga tahun tak pulang sejak ibu mereka menjadi TKW.

Namun ia salah. Saat itu Renaya sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh tanda tanya.

“Mas, Renaya datang!” bisik Saras sambil menyenggol lengan Baskoro. Pria itu menoleh, menatap Renaya.

“Ada apa ini?” tanya Renaya sambil melangkah mendekat. “Kenapa ibu pingsan?”

“Kamu masih ingat rumah ini?”

“Aku pulang buat ibu dan adik-adik, bukan buat bapak!”

“Sekarang jelaskan, ada apa sebenarnya?! Kenapa banyak orang?!” suara Renaya mulai meninggi, panik merayapi kalbunya karena kepulangannya disambut suasana mencekam.

“Tenang dulu, Ren, kami—” ucap Saras mencoba menenangkan, tapi langsung dipotong Renaya.

“Aku nggak bicara sama kamu!” Renaya menatap dingin ke arah Saras, yang hanya terdiam menahan ucapan.

“Rena! Jaga ucapanmu!” sentak Baskoro tegas.

Renaya mendengus kesal. “Bapak masih bela dia di depan ibu?”

“Renaya!” Baskoro mulai kehilangan kendali, sadar banyak pasang mata tertuju pada mereka.

“Mas, sudah, Mas. Jangan bahas itu sekarang. Mending Mbak Ratih dibawa ke tempat sepi dulu biar nggak syok,” saran Saras bijak.

Mengabaikan keributan tadi, Baskoro dan Renaya menggotong tubuh Ratih yang masih tak sadar, menjauhkan dari kerumunan. Namun Renaya masih bingung dengan apa yang terjadi dalam keluarga mereka. Lidahnya gatal ingin bertanya, tapi rasa cemas pada ibunya menahannya sejenak.

Renaya merebut minyak kayu putih dari tangan Saras dengan sedikit kasar, lalu mengusapnya di hidung sang ibu agar aroma itu membangunkannya.

“Ibu? Ibu sadar, Bu... Renaya sudah pulang,” bisik Renaya lembut sembari mengelus pipi Ratih.

Renaya sengaja pulang hari ini karena tahu ibunya tiba di tanah air. Ia ingin melepas rindu sekaligus menyambut sang ibu setelah tiga tahun tak bertemu.

Kelopak mata Ratih perlahan terangkat dan terbuka. Wajah yang mulai berkerut di sudut mata itu mengernyit saat menatap Renaya yang duduk di sampingnya. Di kejauhan samar-samar, Ratih melihat Sandrawi tersenyum dan melambai, lalu berbalik pergi ke arah cahaya yang begitu menyilaukan.

“Sandrawi... Sandrawi! Sandrawi anakku! Jangan tinggalkan ibu, Nak! Sandrawi!” Ratih histeris menggapai udara kosong.

“Bu, Bu sadar, Bu.” Baskoro memeluk sang istri yang menangis tersedu.

“Ibu... Renaya di sini, Bu. Renaya sudah pulang,” Renaya menggenggam tangan Ratih erat. Namun ia tak mengerti mengapa sang ibu begitu histeris memanggil nama Sandrawi.

Ratih tak peduli ucapan Baskoro dan Renaya. Matanya terpaku pada sosok Sandrawi yang menjauh dan tertelan cahaya. Hingga akhirnya Ratih terjatuh pingsan kembali.

“Bu! Ibu!” Baskoro mengguncang bahu Ratih panik.

1
Nur Bahagia
jangan lupa, saras di hantui dulu lahh 🤭
Nur Bahagia
akhirnya kata2 ini yg di tunggu2

fiuuhh setelah berfikir sampe jungkir baik, tebakanku ada benernya.. meskipun sempat terkecoh sama sikap dan kata2 nya si bagantara

tinggal nunggu saras 😏
Nur Bahagia
berarti beneran dia yg udah menghamili sandrawi 😤
Nur Bahagia
akhirnya kinasih dan renaya saling bantu. ga berantem2 lagi
Nur Bahagia
helehh dramaa
Nur Bahagia
menyalaaa bu Ratih 🔥 majuuu
Nur Bahagia
Aamiin.. semoga aja
Nur Bahagia
wah ga mandi dulu.. parahh
Nur Bahagia
bdengsek emang si baskoro nih
Nur Bahagia
pasti renaya rasanya pengen nablok dodi 😅
Nur Bahagia
mungkin bagantara juga merayu saras buat diajak kerja sama.. gampangan banget soalnya
Nur Bahagia
alasan nya adalah bagantara dapet bagian dari uang ibu mu yg di tilep bapakmu, melalui saras

mungkin..
Nur Bahagia
takut dia ketauan duit kuliah nya sandrawi ternyata di pake buat renov rumahnya
Nur Bahagia
yaahhh se enghak2 nya kamu aman kinasih.. kamu aku coret dari daftar orang-orang yg aku curigai.. sekarang tinggL si baskoro, saras dan bagantara
Nur Bahagia
🤦‍♀️😤
Nur Bahagia
malah di ceritain.. emangnya kinasih hisa di percaya?
Nur Bahagia
mungkin sandrawi tau perselingkuhan mereka.. dan akhirnya dia di bungkam, tp sebelumnya di hamili dulu
Nur Bahagia
bener sih kamu ceroboh, emosian.. ga pake taktik
Nur Bahagia
laki2 kurang ajar 😤
Nur Bahagia
licik banget baskoro dan saras
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!