NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:923
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Tak Diundang

Ryan tiba-tiba datang ke rumahku. Dia mencariku hanya demi sebuah penjelasan pesan yang salah kemarin. Apakah dia bodoh atau gimana? Masa cuma kesalahan kaya gitu sampe ke sini pagi-pagi. Ibuku yang tak tega sama si calon mantunya itu langsung menggedor pintu kamarku.

"Ria! Ria! Bangun! Ryan ke sini cepet temuin."

"Iya, iya, Bu bentar," sahutku cepat.

Ibuku berhenti menggedor pintu. Dia menuju dapur untuk mengambilkan suguhan pada tamu tak diundang itu. Segelas teh manis yang masih panas dengan asap mengepul. Ditambah stoples kue kering. Suguhan yang disajikan ibuku di meja ruang tamu. Karena aku belum ke luar, ibu menemani Ryan berbincang tentang kesibukannya.

"Ryan, lagi sibuk apa? Kok keliatan capek banget. Kamu ga nyetir sendiri kan?"

"Ga kok Bu. Tadi sama sepupu. Kebetulan dia lagi senggang jadi nganterin dulu habis itu pergi jalan-jalan."

"Baguslah. Kamu keliatan kurang tidur tuh," kata ibuku sambil menunjuk kantung mata Ryan yang hitam.

"Iya, Bu. Lembur semalem."

Aku yang sudah selesai merapikan diri segera keluar menemui Ryan. Di ruang tamu, terlihat ibu dan Ryan tengah berbincang dengan asyik. "Ah... kayaknya aku beneran anak pungut deh," kataku lirih sambil mengerucutkan bibir.

Ryan yang melihatku tersenyum, ibu menyadari aku sudah datang, dan dia pun pergi ke dalam menyisakan ruang untuk anak-anak muda. Ryan yang melihatku tak bergerak setelah ibuku pergi mulai memberi perintah.

"Ngapain di situ? Sini cepet!"

Kakiku melangkah dengan malah dan duduk di sofa yang berseberangan dengannya. Melihat kelakukanku itu, Ryan mulai melontarkan kata-kata meledek.

"Kenapa jauhan duduknya? Jangan-jangan takut aku apa-apain yah!"

"Berisik amat sih," kataku dengan kesal.

"Ngapain ke sini? Kamu ga akan numpang tidur kan?" tanyaku setelah melihat kantung matanya yang hitam.

"Hahaha lucunya."

"Apa?" kataku seperti sedang menantangnya.

"Yah, aku cuma kangen aja pengen liat kamu."

"Boong," kataku sambil memalingkan wajah.

Bagaimana bisa wajahku panas hanya karena kalimat gombalnya itu? Hais... pasti merah nih warnanya. Malu kali kalau sampe dilihat.

Keberuntungan ada di pihakku, seorang anak perempuan mendatangiku.

"Mbak Ria, bisa bantuin tugasku ga?" mohonnya.

"Boleh, boleh. Ayo ke teras aja! Di sini ada orang rese soalnya."

Aku mengajaknya keluar. Ryan yang aku abaikan hanya diam sambil mengikuti. Dia menjaga jarak dan diam-diam melihatku mengajari anak itu. Matanya yang menangkap adegan manis itu membuat hatinya dipenuhi bunga-bunga.

"Udah cocok kok kalau kamu punya anak," celetuknya tiba-tiba.

Aku yang sedang mengajari, mendengar kata-kata Ryan tak bisa lagi menahan diri. Aku melemparkan pena ke arahnya. Ryan dengan cepat menghindar. Aku makin kesal, tapi harus tetap jaga image di depan anak itu.

"Mana lagi yang bingung?" tanyaku dengan lembut.

"Belum ada Mbak."

Ryan tak habis pikir bahwa diriku bisa merubah ekspresi secepat itu. Pena yang di lantai dia pungut. Dia berjalan mendekati meja, dengan pelan meletakkan pena tadi. Aku melirik tajam ke arahnya. Seandainya ini ga deket sama nih anak, udah aku injek kakinya.

Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselku. Aku melihat pengirimannya itu Ilham.

✉️ Bantu aku dong kak ngerjain soal ini.

🖼 Soal yang dikirim Ilham.

Aku malas mengerjakannya, jadi ku manfaatkan Ryan untuk membalasnya. Ryan menerima ponselku dan mengerti apa yang ku minta. Dia segera mengerjakan soal itu dan mengirimkan jawabannya melalui ponselku. Jelas ini kelalaianku. Bisa-bisanya ngebiarin dia ngirim jawaban pake ponselku.

✉️

Ilham: Thanks kak.

Ilham: Kok kaya tulisannya kak Ryan yah?

Ria: Bukan ini aku kok.

Ria: Jangan dipikirin lagi!

Ilham: Oke, kak.

Ilham yang curiga dengan balasanku meneruskan pesan ke Ryan. Ryan segera mengembalikan ponselku dan merogoh sakunya untuk melihat pesan di ponselnya sendiri. Benar saja itu dari Ilham.

🖼 Foto jawaban dariku.

✉️

Ilham: Kak Ryan ini tulisanmu kan?

Ryan: Iya punyaku itu.

Ilham: Jangan-jangan kalian berdua lagi barengan yah?

Ryan: 💯 untukmu.

Ilham: What?

Ryan diam-diam mengambil fotoku yang sedang mengajar dan langsung mengirimkan ke Ilham sebagai bukti. Ilham yang mendapat pesan hanya ternganga.

"Jadi selama ini mereka deket?" pikir Ilham masih bertanya-tanya.

Ilham pun mengakhiri pesannya.

✉️

Ilham: Semoga langgeng kak.

Ryan: Masih ngejar.

Ilham: Ku kira kalian dah jadian. 🤣🤣🤣

Ryan tak menanggapi Ilham lagi. "Heh aku diketawain sama junior," katanya lirih.

...****************...

Satu jam kemudian, Ryan masih setia menungguku di ruang tamu. Anak tadi adalah anak sepupuku namanya Ara. Dia masih duduk di bangku SD.

"Aku pulang ya Mbak Ria. Makasih udah dibantuin ngerjain tugas sekolah."

"Iya, hati-hati di jalan Ara."

Kami pun saling melambaikan tangan sebagai bentuk perpisahan. Aku kembali masuk ke rumah. Pemandangan ini kalau bisa aku buang saja bolehkan? Ryan yang sedang mengetik di ponselnya, menyadari kehadiranku. Dia mendongakkan kepalanya.

"Udah selesai?" tanyanya.

"Udah," jawabku singkat dan kembali duduk.

"Eh, tadi itu siapa?"

"Anaknya sepupuku, namanya Ara."

"Oh..."

"Kamu ga pergi?"

"Nanti aja. Makan sama aku yuk!"

"Ngarep," kataku sambil pergi meninggalkan.

Ryan hendak memanggilku, tapi tak jadi. Dia pun mencari ibuku untuk pamit.

"Lho kok dah mau pulang?" tanya ibuku.

"Iya, Bu."

"Si Ria itu gimana sih? Tadi dia bilang mau nemenin malah ngajarin Ara. Habis Ara selesai bukannya lanjut sama kamu malah ke kamar. Bandel emang anak cewek satu-satunya tuh. Nak Ryan yang sabar ya," celoteh ibuku.

"Ga papa kok, Bu."

"Ya, udah hati-hati di jalan!"

"Iya, Bu."

Selepas berpamitan dengan ibuku, dia pergi keluar menuju mobil. Sepupunya mengatupkan bibir menahan tawa saat melihat ekspresi Ryan yang tampak gagal. Ryan yang menyadari sepupunya itu menatap tajam. Sepupu Ryan langsung memalingkan wajah karena takut. Ryan masuk ke mobil, sepupunya mulai menyalakan mesin, dan mobil pun melaju.

"Kak, gagal lagi ya," kata sepupu Ryan mulai berulah.

"Kamu tadi bilang apa Dit?" tanya Ryan penuh penekanan.

"Enggak kok, ga ada."

"Kalo kamu cari gara-gara sama aku. Mengungkit kegagalan aku terus. Bakal aku laporin ke Om nih!" ancam Ryan.

Adit yang takut pada ayahnya langsung mainya maaf ke Ryan.

"Maaf Kak," mohonnya.

Ryan tak bergeming sedikitpun pada kata-kata Adit. Adit memutar otaknya untuk membujuk.

"Gimana kalau aku kasih tips biar cewek tadi klepek-klepek sama kamu?" tawarnya.

Ryan hanya melirik dan kembali menghadap ke depan. Dengan nada percaya diri dia berkata, "Aku ganteng, kaya, baik, dan tentunya perhatian sama cewek. Bahkan kalau dia minta dingertiin aku juga bisa."

"Dih, pede banget. Buktinya tuh cewek ga tergerak," kata Adit berterus terang.

Ryan dengan santai mengambil ponselnya. Adit panik menahan salah satu tangan Ryan sambil memohon.

"Jangan dong! Jangan telepon Papaku! Please!"

Ryan menarik tangannya dan bilang pada Adit dengan tegas.

"Nyetir yang bener aja kamu. Ga usah kasih pendapat ini itu tentang hubunganku."

Adit hanya mengangguk lemah. Dia mau tak mau harus menerima kekalahan ini. Memang dari dulu dia sudah biasa ditindas sepupunya yang lebih tua dua tahun ini. Alasannya sudah jelas karena otaknya. Jadi bisa dibilang Ryan banyak akal buat bikin Adit kapok kalo berurusan sama dia.

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!